Puisi | Lelaki Kecil

Di teras sebuah bangunan mewah, lelaki kecil duduk memencil 

Menyandarkan sejuta harapan pada tembok pembatas jalan 

Tatap matanya sayu, memandang tamu berlalu lalang dengan sejuta perlu 

Bibir menangkup menahan kelu, hingga berceloteh sepatah pun tak mampu 

Tangan mengawat di perut, menahan perih akibat kolon turut merintih 

Hanya kelipan mata menjadi pertanda, tubuh dekil pun butuh santapan 

Wanita muda berdandan ala penggoda turun dari tangga 

Penuh tawa bersama tuan tampan usai bergembira menikmati kemapanan 

Mengering buah mata ke arah bocah penuh  derita, lalu memandang dengan penuh tanya 

Nyonya muda pun paham, lalu menangkap isyarat dengan senyuman 

Sapa ramah pun dihadirkan, bagai peri memasrahkan penawar nan mujarab 

Lelaki kecil menampak penuh binar, bagai mendapati bunda memapah hadiah 

Baku pandang berlaku sesaat, lantas memahami ciri yang tersurat 

Lelaki kecil mengenali tanda siapa bunda yang didamba 

Peluk hangat dan derai air mata jadi fakta, bertemunya dua insan dalam ikatan sedarah 

Sidoarjo, 21 Juni 2020

Any Sukamto