Bertahun telah berlalu, saat reuni perak 25 tahun kelulusan, Â semua mantan murid yang kini sudah mempunyai jabatan dan posisi masing-masing saling berebut mencium tangan guru-guru yang hadir. Tak terkecuali Bu Tri yang kini terlihat semakin tua.
Suasana semakin haru, saat murid-murid yang dulu bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa, kini memperkenalkan diri lagi dan telah jadi pejabat yang menduduki posisi tertentu di sebuah instansi, termasuk Candra.
Ketika ia mencium tangan Bu Tri kemudian berkata,
"Terima kasih, Bu. Dulu telah merobek buku saya dan melemparkan ke bawah serta menginjaknya. Saya masih ingat bagaimana marahnya Bu Tri karena saya tidak mengerjakan tugas.Â
Saya jadikan itu pelajaran berharga, dan karena itulah yang menjadikan saya sadar dan berubah hingga jadi seperti sekarang. Mungkin saya bukan siapa-siapa saat ini, jika Bu Tri tidak marah dan tetap sabar melihat membiarkan saya tidak mengerjakan PR waktu itu.Â
Terima kasih, Bu, telah mendidik saya, karena jasa Ibu saya bisa sukses seperti sekarang."Â
Air mata pun berderai, "Maafkan Ibu, ya. Nggak ada maksud Ibu mempermalukan kamu."Â
"Saya yang berterima kasih, karena jasa Ibu saya bisa jadi seperti sekarang."Â
Sidoarjo, 20 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H