Pernahkah terbesit di benak kita suatu hari akan menjadi seorang penulis? Apa saja yang harus dipelajari untuk bisa menjadi penulis? Apakah profesi penulis bisa dijadikan pegangan dan cukup menjanjikan?
Untuk bisa menjadi penulis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tulisan kita bisa sampai ke pembaca. Banyak penulis pemula, pada saat mulai menekuni dunia literasi yang ditanyakan adalah bagaimana cara menemukan ide? Bagaimana menulis sebuah cerpen? Bagaimana jika di tengah jalan ide buntu untuk menulis dan lain-lain.
Padahal, apa pun jenis tulisan yang ditekuni, fiksi atau nonfiksi, buku biografi atau antologi, kalau ingin jadi penulis harus punya ketangguhan dan ketekunan, maka yang harus dimiliki adalah satu hal, yaitu Why dan bukan sibuk dengan How.Â
Untuk mengetahui apakah karangan itu fiksi atau non fiksi, berikut ciri-cirinya:
Ciri-ciri karangan fiksi:
- Menghidupkan perasaan atau emosi pembacanya
- Tergantung subjektivitas pengarangnya.
- Bermakna denotatif (sebenarnya) juga konotatif, asosiatif (tidak sebenarnya), ekspresif (bayangan pribadi pengarang), sugestif (mempengaruhi pembaca), dan plastis (bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca).
Ciri-ciri tulisan nonfiksi:Â
- Berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan sebagainya.
- Taraf objektivitasnya tinggi, berusaha menarik nalar pembaca.
- Bahasa bersifat denotatif dan menunjuk pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda.
Dasar-dasar menulis fiksiÂ
Beberapa hal yang perlu dicermati ketika kita menulis;
1. Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah Kamus Besar Bahasa Indonesia.
2. Memperhatikan tanda baca.Â
3. Penggunaan tanda;
titik (.) di akhir kalimat
koma (,) untuk memenggal kalimat
tanda seru (?) untuk kalimat tanya dan
tanda seru (!)untuk kalimat perintah
4. Penulisan yang benar penggunaan huruf kapital pada awal kalimat, nama orang atau nama kota dan jalan
hindari penggunaan singkatan, perlu adanya alenia dalam satu lembar halaman, penggunaan spasi yang ditentukan
5. Jenis ceritaÂ
Ada  beberapa jenis fiksi yang perlu diketahui:
flash fiction umumnya terdiri 1 halaman
cerpen, antara 4 - 10 halaman
novelete terdiri dari 30 - 50 halaman
novel, biasanya terdiri 200 halaman atau lebih
6. Sasaran Pembaca
Siapa yang akan membaca tulisan atau cerita yang akan  kita buat. Untuk itu bisa dibedakan menjadi beberapa segmen.
anak-anak umumnya bercerita tentang persahabatan, berbagi, kasih sayang dan kemandirian.
remaja, bisa tentang cinta dan persahabatan
dewasa, lebih luas ceritanya dan tak terbatas halaman
7. Tema fiksi, ada beberapa tema
Horror / supranatural
Romans
Science fiction
Historical fiction atau sejarah
Teenlit - chicklit
Thriller
Biografi
8. ReferensiÂ
Kita bisa mendapatkan referensi dari; Qur'an atau hadist, Sejarah, Ensiklopedia, Buku atau novel lain
9. SettingÂ
Setting adalah bagian yang menarik dari sebuah karya tulis. Karena dalam setting yang terdiri dari tempat kejadian, tahun kejadian, dan juga budaya-budaya atau kultur suatu daerah.
10. Deskripsi
Deskripsi adalah lukisan yang menggambarkan tentang sesuatu.
Seorang penulis adalah pelukis yang memiliki kemampuan untuk menggambarkan sesuatu dengan baik dan detail, dan yang diperlukan adalah:
1. Observasi.
2. Rajin mencatat.
3. Analogi, dengan belajar membuat persamaan atau kata ganti sebanyak mungkin.
4. Detail.
Menurut Drs. Joko Untoro, cerpen merupakan karangan pendek yang berbentuk prosa yang terbatas dalam membahas salah satu unsur fiksi dalam aspek yang terkecil.
Ciri-ciri Cerpen :
- Bersifat fiktif.
- Bentuk tulisannya singkat, padat, jelas, mudah dipahami.
- Jumlah kata maksimal kurang dari 10.000 kata.
- Hanya menceritakan pada satu konflik.
- Masalah selalu berkaitan dengan tokoh utamanya.
- Penokohan sederhana, singkat, dan tidak mendalam.
- Alur penulisan cerpen lurus dan tunggal.
- Waktu membaca sebuah cerpen hanya beberapa menit.
- Pesan dan kesan sangat mendalam sehingga tersampai dengan baik kepada pembaca.
Langkah-langkah menulis cerpen:
- Tentukan Tema Cerita
Tema adalah pokok dalam sebuah tulisan. Jadi, cerita bisa hidup dan terarah jika ditentukan lebih awal tema ceritany.
Contoh Tema :
- Percintaan
- Keluarga
- Persahabatan dan lain-lain
Bisa juga ditentukan dengan Genre, contohnya : Horor, Komedi, Fantasi, Romance, Young Adult.
- Tentukan Tokoh dan Karakter
Memilih nama yang menarik untuk tokoh dan karakter merupakan bumbu cerita, maka sangat penting memperhatikan ini.
Penggambaran karakter tokoh dalam cerita harus logis untuk watak orang yang ditampilkan. Berawal dari penciptaan karakter inilah jalan cerita akan terbentuk.
Kriteria Tokoh:
PROTAGONIS: adalah karakter yang menjadi pusat atau peran utama dalam sebuah cerita. Segala hal yang terjadi pada cerita sedikit banyak berpengaruh pada tokoh tersebut.
Contoh :
Film Harry Potter protagonisnya adalah Harry Potter.
Film Doraemon protagonisnya adalah Nobita.
ANTAGONIS: adalah karakter yang menjadi penghalang tokoh protagonis untuk mencapai tujuan utamanya. Antagonis bisa berupa manusia, bencana, musibah, wabah penyakit dan lain-lain.
Contoh:
Film Doraemon antagonisnya adalah Giant
Menciptakan Karakter Tokoh
Gambarkan tokoh kamu dengan detail. Dari mulai nama, jenis kelamin, umur, kegemaran, latar belakang sosialnya, budaya dan ekonomi dan lainnya.
Tentukan Alur/plot dalam cerita
Dari konflik yang terjadi, jalan cerita /alur akan dibangun. Alur harus di terapkan dengan tepat. Alur yang baik akan memberikan kesan mendalam bagi pembaca.
Tahapan Alur
1. Tahap pengenalan (Eksposition atau Orientasi), merupakan tahapan awal cerita yang digunakan untuk mengenalkan tokoh, latar, situasi, waktu, dan lain sebagainya.
2. Tahap pemunculan konflik (Rising action), merupakan tahap dimunculkannya masalah. Tahap ini ditandai dengan adanya ketegangan atau pertentangan antar tokoh.
3. Tahap konflik memuncak (Turning point atauKlimaks), atau biasa disebut klimaks merupakan tahap di mana permasalahan atau ketegangan berada pada titik paling puncak.
4. Tahap konflik menurun (Antiklimaks), atau biasa disebut antiklimaks merupakan tahap di mana masalah mulai dapat diatasi dan ketegangan berangsur-angsur menghilang.
5. Tahap penyelesaian (Resolution), merupakan tahap di mana konflik sudah terselesaikan. Sudah tidak ada permasalahan maupun ketegangan antar tokohnya, karena telah menemukan penyelesaiannya.
Boleh acak sesuai alur yang digunakan, ya.
Macam-macam Alur
1. Alur Sirkuler yaitu cerita yang dimulai dari A dan kembali lagi ke A.
2. Alur linear yaitu alur yang dibangun searah maju/lurus
3. Alur Foref shadowing yaitu alur yang dibangun dengan menceritakan masa datang, meloncat ke masa lalu, dan pada akhir cerita meloncat lagi ke masa datang.
4. Alur flash back yaitu cerita yang sesungguhnya adalah cerita masa lalu tetapi justru cerita itu dimulai dari hari ini.
KONSISTENSI PoV (POINT of VIEW)
Merupakan sudut pandang penulis menempatkan dirinya di dalam cerita. Biasanya yang sering digunakan adalah PoV 1 dan PoV 3, atau campuran keduanya.
PoV 1 penulis sebagai pelaku sekaligus narator dalam ceritanya, menggunakan kata ganti Aku atau Saya.
PoV 3 penulis sebagai narator yang tidak terlibat atau berada di luar cerita, menggunakan kata ganti Dia/Ia ataupun dengan menyebut nama tokoh dalam cerita tersebut.
Penggunaan PoV harus konsisten apakah terus memakai PoV 1, Pov 3, atau campuran? Jika menggunakan campuran, harus bisa mengemasnya dengan apik sehingga tetap nyaman dan enak untuk dibaca.
Namun, tidak menutup kemungkinan adanya penggunaan PoV 2, penulis menempatkan dirinya sebagai narator yang sedang berbicara kepada orang lain. Menggambarkan apa-apa yang dilakukan oleh orang tersebut. PoV ini menggunakan kata ganti orang kedua, Kau, Kamu atau Anda yang menjadi pusat pengisahan dalam cerita.
OUTLINE/KERANGKA CERITA
Jadi outline hanya ditulis garis besarnya saja. Kita mengenal sebagai kerangka karangan.
Bila seorang penulis bisa mengontrol emosi dan terbiasa berpikiran sistematis. Maka outline tidak perlu dibuat. Bisa juga dibuat setelah menyelesaikan halaman pertama saat ide terlintas, kita masih belum tahu mau dibawa kemana ide tersebut mengalir, Â tetapi setelah kita mulai menulis mendadak akan ada bayangan ke arah mana cerita akan di bawa. Saat inilah ide kita ikat dengan menuliskannya.
CONTOH KERANGKA CERITA (outline) cerpen
1. Â Tema :
2. Tokoh dan penokohan : (Nama tokoh dan sifat)
3. Â Kerangka
Perkenalan :
- Tokoh 1
- Tokoh 2
Dst
Konflik atau Masalah :
Klimaks :
Antiklimaks :
Penyelesaian :
Pesan :
Dirangkum dari berbagai sumber, semoga bermanfaat.
Sidoarjo, 2 Juni 2020
#alize event for library
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H