Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Abang Manis Pilihan Hati

30 Mei 2020   23:23 Diperbarui: 30 Mei 2020   23:23 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Pixabay.com

Buah lengkeng buah manggis.Abang yang merasa ganteng silakan menulisTukang sekoteng pakai baju batik
Aku nggak ganteng tapi cantik

Ke toko bangunan membeli genteng
Genteng baru bercorak batik
Aku malu dianggap ganteng
Terkadang ada yang bilang cantik

Genteng batik butuh dilukis
Dilukisnya dengan kuas antik
Biarlah dibilang cantik
Asal dimana-mana bawa pematik

Jalan-jalan ke Surabaya
Mampir dulu membeli pita
Kubawa pematik bukan bergaya
Biar semua ragu, pria atau wanita

Buah duku, buah manggis
Mesti membeli di pasar pagi
Kalau pantun gak ada yang nulis
Biarlah aku pergi lagi

Langkah biasa kanan kiri
Lompat pagar hati-hati sarungnya
Jangan tergesa-gesa pergi
Sabar dikit kenapa

Buah duku buah manggis
Mengapa engkau cari durian
Sabar sebentar aku masih menulis
Mengapa tergesa pergi duluan

Menimba air dalam perigi
Memasaknya dengan kayu bakar
Jika sudah waktuku pergi
Tak perlu sabar dan bertanya kabar

Bangun tergesa saat pagi
Duduk manis di halaman
Bukan tak sabar maka aku pergi
Ada yang manis nunggu di depan

Makan roti di hari pagi
Rasanya enak tidak karuan
Aku tahu sekarang abang pergi
Rupanya sudah ada yang perhatian

Ke pasar baru beli manggis
Tambah lagi pisang setandan
Jangan senang dulu lihat yang manis
Betulin dulu sarungnya yang kedodoran 

Pantun berbalas dari Group KPB

(ANY, NAZAR, ZALDY, RIAMI)
*******

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun