Ian: Wah, ada yang salah baca naskah ini. Kok ceritanya jadi beda.
(Ian melihat ke arah Rio sambil memberi kode untuk mengejarnya. Rio mengangguk)
Rio: Ran ... Ranti! Tunggu!
(Rio segera mengikuti langkah Ranti)
Rio: Ran ... ada yang harus kita bicarakan!
Ranti: Apa lagi? Tak ada yang harus dibahas.
(Ranti menjawab dengan nada sedikit tinggi, lalu menghentikan langkah ketika sampai di depan pintu dapur vila)
INT: DAPUR VILA
Ranti: Bukankah kini kau telah bahagia dengan keluargamu? Tak ada lagi yang perlu kita bicarakan.
Rio: Aku tahu kamu masih mencintaiku, Ran. Aku masih bisa merasakan itu. Kamu hanya ingin membohongi dirimu sendiri dengan berlari menjauhiku.
(Rio berusaha membujuk Ranti yang hanya diam dan tertunduk)
Ranti: Maaf, aku bukan perempuan penggoda suami orang. Kamu sudah beristri ‘kan? Kembalilah pada istrimu!
(Suara Ranti terdengar serak menahan beban rasa dari dalam dada)
Rio: Istriku telah meninggal, gagal jantung saat melahirkan putra pertama kami, tak lama berselang bayinya pun ikut meninggal, untuk itu aku ingin minta maaf atas kesalahan kami, dan akan menjelaskan semua permasalahannya.
(Ranti terkejut dan menoleh ke arah Rio. Tak ada yang diucapkan, lalu menunduk sambil berurai air mata)
Rio: Ran, mau kan kau memaafkan kami? Aku akan menjelaskan segalanya untuk kau mengerti.
Ranti: Maaf itu sudah kuberikan sejak aku memutuskan menikah. Bahkan saat suamiku berpulang pun, sudah kubuang semua rasa dan dendam yang tersimpan antara kita sebagaimana pesannya.