Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapkah Menghadapi Gelombang PHK?

12 April 2020   20:14 Diperbarui: 12 April 2020   20:22 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gencarnya isu gelombang PHK yang akan terjadi pasca pandemi, sangat meresahkan banyak orang. Bukan hanya pegawai rendahan yang mengalami dampaknya. Namun, petinggi perusahaan yang terkena dampak langsung akibat menyebarnya virus corona, juga ikut gelisah menghadapi kemungkinan yang akan terjadi.

Hal itu mengingatkan peristiwa beberapa tahun lalu, saat hal serupa dialami beberapa karyawan tempat suami saya bekerja. Banyak yang bingung dan mengeluh bagaimana nasib keluarga mereka nantinya. Namun, ada juga yang tetap berpikir positif menyikapi keadaan tersebut.

Beruntungnya, kami masih punya pesangon dari perusahaan, yang bisa digunakan sebagai modal usaha. Meskipun begitu, tetap saja menjadi keresahan. Tidak semua orang mampu mengelola keuangan, apalagi untuk berbisnis.

Ada yang masih berpikir dan berusaha mencari pekerjaan di tempat lain. Ada pula yang memilih untuk membuka usaha sendiri. Semua tergantung pada pribadi yang menjalani, sekuat apa tekat dan keinginannya demi melanjutkan kehidupan setelah PHK.

Pesangon bukan jaminan sukses menghadapi kehidupan setelah PHK. Berbisnis juga bukan satu-satunya pilihan mencari nafkah. Hanya kesigapan kita menghadapi situasi dan memanfaatkan peluang di setiap keadaan, adalah cara terbaik meraih sukses berikutnya.

Bagi yang ingin membuka usaha dan bersemangat untuk berbisnis, pasti segera memanfaatkan pesangon itu untuk modal awal. Namun, bagi yang terlambat dan lama berpikir untuk mengambil keputusan, pasti uang akan habis terpakai sebelum ada penghasilan lain. Begitulah adanya.

Akan datang bermacam tawaran yang diajukan beberapa teman untuk mengajak berbisnis. Namun, tidak mudah percaya dan menerima setiap tawaran adalah langkah yang bijak. Apalagi bagi orang-orang yang awam terhadap suatu bisnis, banyak yang harus dipertimbangkan.

Teori bisnis yang disampaikan berkaitan dengan modal dan keuntungan tentu sangat menggiurkan. Akan tetapi, apa semudah itu pelaksanaannya? Karena bisnis selalu mempunyai dua sisi yang berlawanan, untung dan rugi.

Seperti yang kami alami, tiga bulan pasca PHK baru memutuskan usaha yang kami pilih. Itu pun setelah melalui survei dan perdebatan panjang. Salah satunya, siap dengan segala kemungkinan yang terjadi, hingga tak ada pertengkaran karena keputusan itu.

Berharap menjadi pilihan yang tepat, kami memutuskan memelihara bebek petelur. Pekerjaan baru yang jauh dari latar belakang ilmu dan pengalaman kami sebelumnya. Tak mudah memang, menjalani profesi baru, namun keputusan telah diambil, apa pun risikonya harus ditanggung.

Tuhan itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Jika kita berpikir bisa, pasti bisa. Jika kita telah menyerah sebelum mencoba, pasti juga tak akan ada kata sukses dikemudian hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun