Kapan pandemi ini berakhir? Kapan keadaan akan normal kembali? Kapan Tuhan mengambil kembali makhluk kecil ciptaan-Nya ke langit?Lalu, ada yang nyeletuk, kapan kita masak bareng lagi, ya? Kapan kita jadi panitia peringatan hari besar? Kapan kita sibuk foto-foto lagi?
Begitulah, pertanyaan yang sering diajukan beberapa tetangga, saat sedang berkumpul dalam sebuah percakapan di salah satu group media sosial. Pertanyaan yang hampir sama dari setiap anggota, menyikapi lamanya keadaan yang belum tentu akhirnya.
Tetanggaku adalah surgaku, adalah gambaran nyata hidup bertetangga. Wajar saja jika merindukan lagi suasana kebersamaan, saling tolong menolong dan penuh canda dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Beberapa kegiatan kepanitiaan pernah diselesaikan dengan sukses berkat kebersamaan dan kekompakan. Membantu tetangga yang mempunyai hajat pun sering dilakukan tanpa pamrih. Benar-benar ikhlas dari hati demi kebahagiaan bersama.
Â
Namun, di tengah mewabahnya virus seperti sekarang ini, kegiatan tersebut mustahil kami lakukan. Walaupun ada kerja bakti penyemprotan desinfektan, tidak semua diperkenankan hadir dan membantu. Itu pun demi keamanan bersama juga.
Menyaksikan tayangan Kompas TV yang menyiarkan secara live Didi Kempot, tiba-tiba hadir lagi rasa euforia bersama saudara terdekat, yaitu tetangga. Membicarakan acara-acara yang akan diselenggarakan setelah badai berlalu. Entah itu doa bersama dan syukuran, dalam bentuk masak sekaligus  bersama.
Semoga badai segera berlalu. Membawa hikmah dari kejadian yang terlewati. Dan membawa kedamaian kembali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H