Any Sukamto
Pagi itu, Ranti terbangun ketika mendengar raung motor berhenti di depan rumah. Seolah teringat dengan janji Yudha beberapa hari yang lalu, untuk bertamu sebelum hari keberangkatan. Segera gadis manis itu keluar dan menengok sekitar halaman.
Namun, karena hari masih gelap, tak tampak seorang pun ada di halaman. Tak ada juga yang baru melintas di depan rumah. Suara motor tadi meraung seperti berhenti di sini, lalu siapa? Pikir Ranti.
Saat melangkah hendak masuk rumah,
"Ran, aku jadi berangkat. Insyaallah nanti jam tiga sore." Suara Yudha mengejutkan, tetiba dia berdiri di samping Ranti.
"Oh, ya? Sukses, ya! Sudah disiapkan semua yang mau dibawa? Semoga bisa selesai tepat waktu, ya. Ingat tujuan awal, jangan macam-macam di sana." Ranti memberi semangat.
"Kamu jaga diri, ya. Jaga hati juga."
Pesan Yudha dibalas senyum tipis oleh Ranti. Gadis itu tahu perasaan Yudha, tetapi masih ragu kesungguhannya. Sikap Yudha yang masih sering tebar pesona membuat gadis semampai itu berpikir ulang.
"Kok, gitu? Kamu masih ragu? Aku memang nggak punya apa-apa, Ran, tapi aku yakin bisa membahagiakan kamu, dengan caraku." Yudha meyakinkan. Ranti hanya tertunduk, bimbang di antara sikap Yudha.
Kepergian Yudha ke Semarang menyisakan sedikit ganjalan di hati Ranti. Di satu sisi dia kasihan melihat kegigihan Yudha berusaha mendapatkan hatinya. Namun, di sisi lain masih ragu dengan keseriusan Yudha, banyak teman perempuan yang bergantung pada bantuan Yudha. Mungkinkah Yudha bisa setia jika dia selalu dikelilingi perempuan.
Tiga bulan berlalu. Kepulangan Yudha dari Semarang justru membuat Ranti resah. Pengawalan ketat selalu menyulitkan Ranti untuk beraktivitas.