Mohon tunggu...
Anysia Ashari
Anysia Ashari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Jurusan Ilmu Komunikasi

Seorang Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beretika di Media Sosial terhadap Persepsi Islam

19 Juni 2021   12:13 Diperbarui: 19 Juni 2021   12:27 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi sangatlah pesat di bidang komunikasi dalam menciptakan beragam inovasi, gagasan, dan ide yang bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan proses komunikasi. Perkembangan teknologi ini membuat komunikasi manusia jauh lebih mudah dan efektif. Hingga sampai saat ini perkembangan teknologi juga merambah ke  dunia internet seperti media sosial yang sekarang menjadi kegemeran masyarakat, bahkan sudah dianggap menjadi kebutuhan hidup.

Media sosial bagi masyarakat kini bukan hanya menjadi pengganti proses komunikasi secara langsung, tetapi dengan media sosial masyarakat lebih dimudahkan dalam proses komunikasi dan mendapatkan informasi. Fungsi media yaitu sebagai pemberi informasi untuk publik luas, melakukan seleksi, evaluasi, dan interpretasi atas informasi yang diperoleh, dan menyampaikan nilai sosial budaya kepada masyarakat (Haryatmoko, 2007).

Media sosial sangat mempengaruhi kehidupan seseorang, oleh karena itu kita harus pandai dalam menyikapi sebuah hal di dalamnya. Beretika dalam penggunaan media sosial juga harus dijaga dan dijalani agar kita mendapatkan hal yang baik dan positif juga, minimal sebagai hiburan dan sumber informasi faktual. Semakin berkembangnya teknologi membuat kebudayaan timur dan norma – norma beretika memudar. Hal ini berimbas pada rendahnya etika dan moral masyarakat, bahkan bukan kesantunan bahasa yang terjalin melainkan kekerasan fisik.

Dalam hidup bermasyarakat kita harus mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan menjadi saling menghormati dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain – lain. Maksud pengaturan pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing – masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram tanpa merugikan kepentingannya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat.

Komunikasi yang baik bagi umat Islam adalah komunikasi yang sesuai dengan kaidah agama, nilai – nilai yang terkandung dalam Al – Qur’an dan Hadits. Kaitan antara nilai etis dengan norma yang berlaku sangat erat. Selain agama sebagai asas kepercayaan atau keyakinan masyarakat, ideologi juga menjadi tolok ukur norma yang berlaku. Dalam Pancasila, sebagai ideologi dalam bernegara, berbangsa dan bermasyarakat di Indonesia, terdapat tolok ukur komunikasi (Amir,1999). Etika mendukung keberadaan agama, di mana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yaitu etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama. Ada etika dalam agama dan sebaliknya agama merupakan salah satu norma dalam etika. Keduanya berkaitan, namun terpisahkan secara teoritis.

Pelanggaran terhadap etika yang berlaku, bukan hanya akan merugikan seseorang yang melakukan perbuatan, tetapi juga akan membahayakan atau merugikan orang lain, baik individu maupun secara kolektif. Dalam bidang komunikasi, pelakunya harus juga tunduk terhadap norma atau etika yang berlaku di masyarakat lingkungannya. Selaku warga negara Indonesia, ia harus bertumpu kepada nilai-nilai Pancasila sebagai sumber nilai utama yang dijadikan acuan etis. Sebagai penganut agama Islam, tentu juga harus mendasarkan kepada norma etika yang terdapat dalam ajaran Islam (Amir,1999).

Kaitan antara nilai etis dengan norma yang berlaku sangat erat. Selain agama sebagai asas kepercayaan atau keyakinan masyarakat, ideologi juga menjadi tolak ukur norma yang berlaku. Berbicara dengan santun tanpa bernada kasarpun sebenarnya telah mencerminkan etika komunikasi yang diajarkan dalam agama islam. Selain itu mengupload konten-konten yang berfaedah dan berguna untuk keselamatan bersama juga diajarkan dalam ajaran agama islam. 

Selain itu, etika mendukung keberadaan agama di mana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yaitu etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama. Ada etika dalam agama dan sebaliknya agama merupakan salah satu norma dalam etika. Keduanya berkaitan, namun terpisahkan secara teoritis.

Anysia Ashari, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun