Mohon tunggu...
Any Reputrawati
Any Reputrawati Mohon Tunggu... Psikolog - Seorang psikolog klinis yang menyukai perjalanan melintasi alam

Saat ini aktif bekerja sebagai Psikolog Klinis di RSJ Prof.dr. Soerojo Magelang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kala Keasyikan Membuat Ketagihan

21 Juli 2021   10:25 Diperbarui: 21 Juli 2021   11:38 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : dokumen pribadi

Suatu hari rekan kerja di kantor, seorang ibu, mengeluhkan anak perempuannya, 13 tahun,  sudah 3 hari terakhir tidak bisa tidur, sering melamun, cemas, ekspresi wajahnya berkerut seperti sedang berpikir keras, dan nafsu makan berkurang serta sering sekali badan bergerak gerak sendiri seperti mengikuti gerakan TikTok. 

Badan bergerak mengikuti TikTok ini telah berlangsung sekitar dua bulan, disebabkan karena merasa di kepalanya selalu terngiang mendengar suara music TikTok dan rasanya badan selalu ingin mengikuti. Sedangkan kecemasannya mulai muncul ketika beberapa kali berbagai info tentang ukuran dan ciri-ciri orang sukses, juga bagaimana cara menjadi orang sukses di TikTok.

Serunya TikTokan

Tik Tok adalah sebuah aplikasi jejaring social berisi tentang video berdurasi 15 detik dimana saat ini sedang hits, bisa berisi nyanyian, tarian, informasi yang bisa memancing kreativitas penggunanya. 

Kreativitas para pengguna TikTok ini bisa dilihat dari isi konten yang sangat beragam bahkan bisa menginspirasi, editing video yang kreatif, music dan gerak tari yang indah hingga aksi-aksi ekstrim yang membangkitkan adrenalin.

Aplikasi Tik Tok yang diluncurkan sekitar tahun 2017 ini menjadi mudah menyebar dan sangat populer karena aplikasi ini mudah digunakan oleh siapa saja. Pada awalnya aplikasi ini diperuntukan untuk anak remaja mulai usia 13 tahun, namun karena sangat mudah digunakan bahkan anak-anak usia dini juga banyak menggunakan aplikasi ini. 

Di aplikasi ini orang bisa menirukan berbagai gerakan tari yang lucu dan menyenangkan sambil merkam dan kemudian mengunggahnya di aplikasi tersebut. Aktivitas ini membuat keseruan dan keasyikan tersendiri bagi para penggunanya. Apalagi ketika rekaman TikTok ini juga bisa diunggah diberbagai platform media social yang kemudian bisa mengundang banyak penonton dan komentar.

Akhir tahun 2019 mulai muncul virus corona yang kemudian menyebar di seluruh dunia.  Tahun 2020 yang memaksa negara-negara melakukan pembatasan-pembatasan aktivitas, terutama aktivitas di luar rumah yang memungkinkan berkumpulnya banyak orang. 

Di Indonesia sendiri pembatasan aktivitas dengan memberlakukan aturan bekerja dari rumah (work from home) dan juga sekolah daring dari rumah (school from home). 

Banyak aktivitas yang tadinya dilakukan di kantor atau di sekolah semua dilakukan di rumah. Pada awalnya hal ini menyenangkan, namun karena berlagusng lama akhirnya membuat banyak orang menjadi bosan.

Sekolah daring ini juga membuat anak-anak lebih sering menggunakan gadged untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Hal ini membuat anak-anak bisa mengakses berbagai informasi dan aplikasi media social, salah satunya TikTok ini. 

Aplikasi TikTok ini membuat anak-anak memiliki kegiatan yang asyik dan menyenangkan. Mereka bisa mengekspresikan diri dan merekamnya, kemudian menyaksikan kembali hasil rekamannya membuat anak-anak ini senang. Kebosanannya tidak bisa bermain di luar rumah bersama teman-teman, tersalurkan melalui aplikasi ini.

Ketagihanan ?

Durasi video TikTok yang pendek dan seolah sederhana itu dengan mudah dicerna dan diingat. Beberapa gerakan sederhana tampak kocak dan menyenangkan untuk ditirukan. 

Mereka mulai mencoba mengikuti beberapa gerakan TikTok dengan lagu-lagu yang juga sudah tersedia. Bahkan menjadi menarik lagi ketika kegiatan menirukan gerakan tarian di TikTok ini dijadikan sarana saling tantang (challenge) untuk saling mengunggah TikTok tarian yang sama. Hal ini yang membuat TikTok  menjadi kegiatan yang ngetrend saat ini, tertama di kalangan anak dan remaja

Bermain  TikTok menimbulkan keasyikan tersendiri sehingga membuat sebagian anak melalaikan tugas dan aktivitas lainnya. Tidak jarang mereka menjadi larut dalam keasyikan membuatnya sulit berhenti bermain TikTok. 

Suara musik yang terus menerus ia dengarkan menjadi terekam dalam memorinya begitu dalam, bahkan ketika tidak sedang menggunakan aplikasi TikTok. Musik  itu terasa terngiang-ngiang dalam ingatannya yang membuat badannya bergerak-gerak mengikuti suara music tersebut.

Pada kasus di atas, awalnya anak mengalihkan kebosanan dengan bermain TikTok sebagai kegiatan yang menyenangkan bahkan tampak menumbuhkan rasa percaya diri. 

Beberapa  rekaman TikToknya diperlihatan kepada saya. Lalu anak mulai minta dibelikan berbagai keperluan perawatan badan seperti lulur dan masker, yang masih dianggap wajar terjadi pada remaja perempuan yang mulai peduli dengan fisiknya. Karena semua masih dianggap wajar hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah bagi orang tua.

Sekitar  dua bulan terakhir, terlihat anak mulai berjalan atau duduk sambil bergerak-gerak seperti sedang mengikuti gerakan tari yang ada di TikTok. Saat ditanya, ia mengatakan jika rasanya  mendengar suara musik TikTok di telinga sehingga selalu ingin mengikuti musik dengan tarian TikTok. 

Saat itu orang tua hanya mengingatkan anak agar hal itu tidak menjadi kebiasaan. Hingga tiba-tiba anak menjadi gelisah dan tidak bisa tidur. Ia merasa ketakutan dan cemas jika mengalami kegagalan. Ia mengatakan suara dan bayangan TikTok ada di otaknya seolah berjalan terus dan tidak mau berhenti.

Apa Yang Bisa Dilakukan ?

Kejadian di atas tentu saja membuat orang tua cemas. Namun sebagai orang tua tentu saja harus segera melakukan tindakan pertolongan. Beberapa hal dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak mengatasi masalah tersebut.

Menjauhkan gadged dari anak sementara waktu untuk menjauhkan media yang menjadi stimulus munculnya gangguan. Memberikan rasa aman dan nyaman dengan kehadiran orang tua di sampingnya. Pelukan hangat akan membuat anak menjadi lebih tenang. Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan yang mengganggu. Dendengarkan semua keluhan anak dengan aktif dan penuh pengertian. Hindari menyalahkan anak, karena akan membuat anak semakin merasa cemas.

Jika memungkinkan anda dapat membantu anak melakukan relaksasi sederhana dengan pernafasan. Caranya dengan menarik nafas panjang melalui hidung lalu lepaskan pelan-pelan melalui mulut. Lakukan beberapa kali (kurang lebih 10 sampai 20 kali) hingga terasa lebih tenang dan rileks. Relaksasi ini dilakukan bersama-sama orang tua dan anak. Hal ini selain membantu anak, juga membantu anda mendapatkan ketenangan.

Mengajak anak untuk berkonsultasi kepada ahli yang kompeten menangani hal ini (Psikolog, Psikiater). Bila proses konseling memerlukan beberapa keli kunjungan, perlu dikomunikasikan dengan anak agar proses terapi berjalan dengan tuntas. Keterlibatan orang tua sangat penting membantu anak menjalani proses ini.

Memberikan  aktivtas yang lebih beragam sehingga tidak terpaku pada satu aktivitas saja. Memotivasi dan memperkenalkan beberapa aktivitas baru untuk memberikan pengalaman-penalaman baru yang menarik dan menantang, seperti membuat kue sederhana, membuat makrame, hiking atau kegiatan olah raga.

Berikan  apresiasi terhadap sekecil apapun hal baik yang dilakukan anak agar anak belajar untuk menghargai dan mengapresiasi dirinya sendiri sehingga rasa percaya dirinya akan semakin meningkat. Rasa percaya diri akan membuat anak mampu mengembangkan kreativitas dan tidak mudah terpengaruh.

Jika kondisi anak sudah lebih baik setelah proses terapi, anda bisa kembali memberikan gadged kepada anak. Sangat penting untuk memberikan penjelasan kepada anak tata cara menggunakan gadged. Orang tua perlu menyampaikan terkait waktu, aplikasi dan situs yang boleh dikunjungi anak. Berikan penjelasan yang masuk akal saat anak menemukan informasi di gadged yang tidak dipahami dan perlu penjelsan lebih lanjut.

Bagaimana Mencegah ?

Pada dasarnya kecanduan TikTok itu sama seperti kecanduan gadged atau media social yang lain, dimana anak menjadi tidak mampu mengontrol diri. Namun aplikasi TikTok maupun social media lainnya jika digunakan secara tepat akan memberikan manfaat yang positif. Anak-anak bisa memperluas pengetahuan dan pergaulan secara luas. Anak-anak juga bisa mengembangkan rasa percaya dirinya serta kreativitasnya.

Agar anak-anak kta bisa mendapatkan manfaat secara positif dari penggunaan TikTok maupun media social, maka peran orang tua sangat penting. Beberapa tips berikut ini bisa anda lakukan :

  1. Batasi penggunaan aplikasi TikTok, media social atau Game online. Membatasi waktu bermain gadged, misalnya hanya siang hari selama 1-2 jam saja boleh bermain TikTok setelah belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolah. mengawasi dan mengontrol aplikasi media social dan situs lainnya. Bila ditemukan aplikasi atau situs yang tidak sesuai dengan usianya atau dirasa membahaya, segera hapus atau blokir agar tidak bisa diakses oleh anak.
  2. Damping anak saat berTikTok atau bermedia social maupun saat membuka situs-situs di internet. Berikan penjelsan yang masuk akal dan sesuai dengan daya tangkapnya sebagai upaya untuk menyaring informasi yang diterima anak.
  3. Pastikan saat anak-anak berTikTok atau bermedia social menggunakan pakaian dan berdandan yang pantas serta tetap menjaga kesopanan. Ajarkan kepada anak bagaimana menampilkan dirinya diranah public meskipun saat melakukan di rumah. Hal ini untuk mengantisipasi adanya banyak predator anak yang seringkali mengintai dan mencari mangsa lewat media social. Jika perlu orang tua melihat terlebih dahulu hasil rekaman yang akan diunggah di TikTok atau media social.

Mari kita ajarkan kepada anak-anak kita cara berTikTok dan bermedia social yang baik yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Referensi :

Artikel. (Mei 2021) Yakin Udah Tahu Banget Apa Itu TikTok? Kenal LebihJauh Yuk!. Allstars,id

Melvi Rosilawati, M.Psi, Psikolog. (2021). Adiksi Game, Gawai dan Internet) Game, Gadged and Internet Addiction). Penatalaksanaan Gangguan Psikologis Edisi 1, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Muhammad Ferdiansyah. (17 Januari 2020). Jumlah Unduhan TikTok Kalahkan Facebook dan Instagram. Okezone.com

Tamara Anastasia. (2020) Mengapa Anak Ketagihan Main TikTok? Ini Fakta dan Cara Amannya. Klikdokter.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun