Mohon tunggu...
Anyes Kristiningrum
Anyes Kristiningrum Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance

love reading and travelling visit my blog : www.anyeskristiningrum.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wanita dan Simbol Ketidakberdayaan

8 Maret 2018   21:38 Diperbarui: 8 Maret 2018   22:08 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita cukup lama menjadi simbol ketidakberdayaan, nelangsa tetapi saat ini sepertinya hal tersebut sudah tidak relevan lagi. Seorang wanita menjadi simbol yang lemah tapi di sisi yang berlainan menjadi sisi yang paling kuat ketika dihadapkan pada situasi tidak mengenakkan. 

Bukan karena saya wanita lalu membela kaum sendiri tidak bukan karena hal itu. Tetapi ketika memahami dan melihat sendiri wanita-wanita kuat yang tumbuh karena mereka berada situasi yang sebenarnya dapat melemahkan diri mereka sendiri.

Pengorbanan seorang wanita sangatlah besar terutama dalam ranah sebuah keluarga. Seorang wanita sebenarnya yang menjadi pengendali tangan seorang suami walaupun tidak terlihat secara langsung. 

Tanpa topangan tangan yang kuat dari seorang istri bisa saja seorang suami menjadi goyah. Contohnya seorang wanita yang memegang kendali ekonomi  bukan untuk menguasai bukan jangan salah paham tapi dapat menjadi pengatur. 

Sebagai seorang pendidik yang baik di dalam keluarga. Seorang anak akan mendapat pendidikan yang paling dasar didapatkan dari seorang ibu, peranan seorang ibu tidak bisa dipandang sebelah mata dalam pendidikan anak-anaknya. 

Selain itu sebagai juru masak keluarga, pengatur di dalam rumah yang biasanya bertumpu pada tangan seorang wanita. Selain ranah domestik yang harus dikuasai oleh seorang wanita terkadang tidak sedikit wanita yang ingin berprestasi diluar. Bisa dibayangkan betapa banyak tanggung jawab yang harus diemban seorang wanita. 

Pilihan-pilihan yang diambil oleh seorang wanita biasanya setelah melalui berbagai macam pertimbangan-pertimbangan yang sudah dipikirkan sebelumnya. Pilihan untuk seratus persen mengabdi pada keluarga ataupun pilihan tetap ingin berkarya diluar. Tidak ada keputusan yang salah dan benar dan seharusnya tidak perlu dikomentari untuk setiap keputusan yang diambil. 

Dibalik simbol ketidakberdayaan akan takdir atau nasib seorang wanita, tidak sedikit wanita-wanita kuat yang saling membantu atau menyemangati sesama kaumnya yang mungkin tidak seberuntung dirinya. Pemberdayaan wanita sudah banyak digiatkan di daerah-daerah untuk menyadarkan sesa ma kaumnya bahwa berharganya kaum wanita apalagi melihat perannya ditengah-tengah keluarga. Selamat hari wanita untuk semua wanita di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun