Mohon tunggu...
Anya Prilla Azaria
Anya Prilla Azaria Mohon Tunggu... Lainnya - Life enthusiast.

INFJ. Someone who loves psychology and philosophy. anya.prillaazaria14@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Skeptis terhadap Ucapan ''Aku Harus Jadi yang Terbaik''

24 Juli 2022   11:51 Diperbarui: 24 Juli 2022   12:17 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, pada suatu hari Alia untuk pertama kalinya mendapatkan nilai 80 untuk mata pelajaran Biologi. Tentunya Alia sangat shock dan kecewa pada dirinya sendiri. Sedangkan, ada seorang temannya yang mendapatkan nilai 90 untuk pelajaran Biologi tersebut.

Alia merasa kenapa hal tersebut bisa terjadi, padahal selama ini tidak ada satupun temannya yang berhasil mengalahkan dirinya. Alia pun merasa kecewa dan gagal terhadap dirinya sendiri.

Sebetulnya jika saya berandai-andai, ucapan ''Aku harus jadi yang terbaik dibandingkan siapapun'' memiliki cakupan yang sangat luas. Jika pada kasus Alia, dia yang selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik di sekolahnya masih merupakan cakupan yang sangat kecil. Sedangkan, manusia akan memiliki hasrat untuk selalu tidak puas akan apa yang sudah mereka capai.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) per Bulan Juli 2022, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 275 juta 774 ribu orang. Di sisi lain berdasarkan TiNewss.com, jumlah pengguna Instagram di Indonesia pada awal tahun 2022 mencapai 99,1 juta orang. Jumlah ini mencapai sebesar 36% dari total penduduk Indonesia. 

Jumlah yang sangat fantastis bukan?

Imajinasi saya berkata, bisa saja di masa depan Alia akan meningkatkan targetnya bukan hanya menjadi lebih baik dibandingkan siapapun di sekolahnya saja, namun bisa saja di kantornya nanti, atau bahkan terhadap orang-orang yang tidak dia kenal, yang hanya dia lihat wara-wiri melalui konten instagramnya.

Dengan kecanggihan teknologi yang ada saat ini, hal tersebut akan sangat memungkinkan kita untuk membandingkan diri kita untuk terus lebih baik terhadap siapapun yang kita lihat, bahkan melalui handphone kita sendiri. Orang yang bahkan tidak kita kenal, kita tidak tahu jati diri mereka sebenarnya, ataupun bahkan kita tidak tahu apakah sesuatu yang mereka perlihatkan itu adalah sesungguhnya dari diri mereka, saya menyebutnya sebagai kamuflase.

Jika hal tersebut terjadi, manusia cenderung akan memaksimalkan ego dan keambisiusan dalam versi negatif dan menjadi judgemental terhadap diri sendiri.  Saya rasa tersebut tidak baik dan hanya akan menyakiti diri sendiri.

2. Versi Kedua

Bersyukur (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/namaste-indian-menguasai-gunung-1935938/)
Bersyukur (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/namaste-indian-menguasai-gunung-1935938/)

Kita sebut saja sebagai Dion. Dion adalah teman Alia yang mendapatkan nilai 90 untuk pelajaran Biologi. Nilai 90 merupakan nilai tertinggi yang diperoleh Dion dalam mata pelajaran Biologi. Sebelumnya, Dion selalu merasa bahwa dia sangat payah dalam pelajaran tersebut. Dia selalu saja mendapatkan remedial saat ujian. Namun, Dion tidak menyerah, belajar dengan lebih keras, dan selalu bergumam ''Aku harus jadi yang terbaik dibandingkan diriku sendiri sebelumnya''.

Dion berusaha untuk tidak remedial lagi di pelajaran tersebut. Dan ternyata, Dion berhasil mendapatkan nilai 90 dan tidak harus melalui remedial lagi atas hasil kerja kerasnya tersebut. Bahkan, Dion mendapatkan nilai tertinggi untuk pelajaran tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun