Mohon tunggu...
alyezka
alyezka Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Permasalahan dengan Online Class

18 Mei 2020   22:18 Diperbarui: 18 Mei 2020   22:16 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semenjak adanya kebijakan dari pemerintah untuk penerapan karantina untuk #dirumahaja akhirnya semua aktivitas perkantoran maupun kelas diadakan secara daring atau online, Lewat Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020, tersapat beberapa peraturan psbb yang perlu diterapkan, yaitu meliburukan sekolah. 

Kegiatan belajar mengajar selama disekolah akan sementara di berhentikan terlebih dahulu dan di ganti oleh sistem yang lebih efektif yaitu secara online. 

Hal yang sangat kontras dari sistem ini tentunya dari bentuk komunikasinya, Di dalam kelas online, semua interaksi kuliah, diskusi kelas, kerja kelompok, dan peran dosen/guru dalam mengajar dilakukan dalam diskusi online. 

Tentu saja ada beberapa benefit dari online class. Di luar instansi sekolah ataupun universitas online course bisa mengajarkan banyak orang yang sangat mudah untuk diakses asalkan mereka mempunyai koneksi internet, dengan itu biayanya akan lebih murah tanpa harus mengeluarkan uang untuk ongkos lebih untuk berbagai macam biaya yang berkaitan dengan transport, seperti bensin, parkir, atau biaya transportasi umum. 

Selain itu siswa juga mempunyai kebebasan lebih untuk melakukan kegiatan lain karena tidak terikat dengan jadwal yang tetap efisien karena dapat dilakukan dimana saja. Namun bagaimana dengan anak sekolah ataupun mahasiswa yang kewajiban/tujuan utamanya adalah belajar?

Banyak complain dari para pelajar bahwa mereka tidak bisa menyerap pelajaran secara kondusif melalu online, Pada kenyataannya, siswa justru banyak yang gagal memahami dalam pengetahuan akademik. 

Mereka hanya menjalani kelas tapi mereka benar-benar memahami konteks yang mereka pelajari, keterbatasan antara face-two-face membuat mereka enggan untuk bertanya dan cenderung lebih malas, para siswa akan diberikan tugas yang banyak tanpa mereka paham betul esensinya. 

Belajar online membutuhkan lebih banyak motivasi diri dan keterampilan manajemen waktu, karena akan menghabiskan banyak waktu sendirian tanpa seseorang yang dekat secara fisik untuk membuat siswa fokus dalam pekerjaan mereka.  

Tapi sayang sekali kenyataanya siswa masih sangat sulit untuk menerapkan nilai ini, bahkan banyak yang sudah kesulitan dalam aspek ini saat kelas secara langsung, apa kabar mereka semenjak kelas berubah menjadi online? Apa mereka cepat adaptasi dengan teman-temannya yang lain? Apa nanti akhirnya akan menjadi seperti seleksi alam? Yang bertekad kuat bertahan, dan yang malas akan tersingkirkan sendiri?

Selain itu, bagaimana dengan siswa yang memerlukan kebutuhan khusus? Komunikasi biasanya berlangsung melalui email dan di forum diskusi virtual. Akibatnya hal ini berdampak negatif pada kemampuan siswa untuk berinteraksi dengan profesor, mengajukan pertanyaan dan mendapatkan bantuan langsung. 

Siswa tidak bisa berkomunikasi dengan guru/dosen dan mendapatkan feedback yang sesuai seperti saat kelas secara offline. Dosen/guru biasanya tidak punya banyak kesempatan untuk memberi feedback informal sebelum dan sesudah kelas online. 

Selain itu, siswa tidak mengalami kontak rutin dengan teman-teman kelas yang lain, yang bisa mengakibatkan keterlalaian tidak ada yang menjadi pengingat tugas dan dorongan motivasi untuk menyelesaikan proyek dan tugas.

Lalu ada permasalahan juga dengan aksesabilitas, mungkin ada beberapa siswa yang sulit untuk mengikuti prosedur kelas online karena keterbatasan teknologi, misalkan mereka perlu men-download suatu app atau program berdasarkan ketentuan dari pelajaran/matkul, namun ternyata laptop mereka “lama” dan tidak kompatibel, Begitu pula dengan sinyal, untuk mengikuti kelas atau mengupload tugas mereka memerlukan konektivitas yang bagus, banyak para siswa yang lokasi tempat tinggalnya masih sulit untuk mendapatkan sinyal yang stabil. 

Perlu dipertimbangkan juga bahwa tidak semua siswa mempunyai keadaan ekonomi yang sama, mereka tidak mempunyai cukup uang untuk memiliki perangkat teknologi yang sesuai bahkan mereka sampai harus meminjam/ ke warnet.

Sistem online class juga memengaruhi pengajar juga, dikarenakan kondisi pandemic yang mendadak para dosen/guru memiliki waktu yang sangat terbatas untuk menyiapkan kelas mereka untuk menjadi se-efektif mungkin walaupun berdasarkan online, Ketika sekolah dan perguruan tinggi mengumpulkan siswa dalam pertemuan virtual menggunakan Zoom atau Google Classroom, satu hambatan utama untuk pendidikan online adalah mendapatkan fokus secara menyeluruh. 

Masalah terbesar adalah tidak ada cukup waktu untuk benar-benar melakukan pelatihan sehingga seorang guru perlu memahami cara mengajar online. Seharusnya pengajar harus menerima setidaknya beberapa pelatihan melalui kursus online, sehingga mereka mengalami secara langsung bagaimana rasanya menjadi siswa yang belajar dari jarak jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun