Mohon tunggu...
Audrey Nathania
Audrey Nathania Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Maaf kalau salah (╯•﹏•╰)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Persatuan di Indonesia dan Pengaruhnya pada Proses Kemerdekaan Indonesia dari Jepang

24 Maret 2023   06:54 Diperbarui: 24 Maret 2023   09:24 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pentingnya Persatuan di Indonesia dan Pengaruhnya pada Proses Kemerdekaan Indonesia dari Jepang

Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi persatuan. Fakta ini dapat dilihat dari berbagai macam hal seperti bagaimana sikap masyarakat saat ada yang memerlukan bantuan sampai semboyan negara yang berbunyi, “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti “Persatuan dalam Perbedaan”. Salah satu Alasan Indonesia menjunjung tinggi persatuan adalah karena persatuan berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tanpa persatuan, Indonesia yang kita kenal dan cintai saat ini tidak akan ada, tetapi mengapa demikian? Menggali lebih dalam ke proses Indonesia memperoleh kemerdekaannya dapat menunjukkan mengapa persatuan dianggap begitu penting di Indonesia.

Jepang memasuki Indonesia tepat setelah berakhirnya era penjajahan Belanda di Indonesia mulai Januari 1942. Mereka melakukan hal ini bukan tanpa sebab, suatu alasan karena mereka menjajah Indonesia adalah mereka membutuhkan pasokan minyak setelah menggunakan stok mereka dalam perang melawan Cina dan menemukan bahwa Indonesia adalah pemasok yang luar biasa. dari bahan ini. Maka, setelah hancurnya Pearl Harbor yang menjadi sinyal melemahnya kekuatan Sekutu, Jepang menjajah Indonesia.

Hal ini bisa terjadi tidak lama setelah keluarnya Belanda dari Indonesia karena masyarakat Indonesia telah lengah setelah memantapkan perannya sebagai "Pemimpin Asia, Pelindung Asia, Cahaya Asia". Lebih dari itu, Jepang telah memberikan janji kepada warga Indonesia bahwa mereka akan mencapai kemerdekaan dan kebebasan setelah penderitaan yang sekian lama telah mereka alami. 

Jepang memenuhi janji mereka karena mereka menemukan bahwa mereka dapat menggunakan organisasi-organisasi ini sebagai alat pelatihan untuk mempersiapkan orang Indonesia untuk perang, perang yang dialami oleh Jepang bukan Indonesia, secara substansial meningkatkan kekuatan militer Jepang dengan menambah jumlah pasukan yang berperan sebagai kekuatan militer mentah dan juga jumlah orang yang berperan menjadi penyembuh dan juru masak dalam perang yang sedang terjadi. Untungnya, organisasi-organisasi ini juga membawa banyak hal-hal positif bagi warga Indonesia. Misalnya, organisasi Pembela Tanah Air (PETA) sangat berharga untuk menyebarkan nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda serta memperkuat kekuatan militer Indonesia untuk melawan kekuatan-kekuatan luar yang mencoba untuk merebut wilayah Indonesia. Ada juga organisasi Cuo Sangi In yang menjadi agen untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan politik yang penting kepada para pemimpin saat itu. 

Selain organisasi buatan Jepang, banyak warga Indonesia sendiri berkumpul dan membentuk organisasi bawah tanah yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang akan terbukti berguna di masa depan. Organisasi-organisasi ini tidak hanya berguna untuk memberikan kekuatan bagi warga negara Indonesia sendiri, tetapi juga memicu motivasi dan semangat juang pada setiap orang karena mereka dapat berkomunikasi dengan satu sama lain, merencanakan kemerdekaan mereka dan bahkan membangun bahasa nasional, Bahasa Indonesia.

Organisasi-organisasi ini berperan besar dalam mempertahankan Indonesia dari pasukan Jepang dan pasukan penyerang lainnya. Pemberontakan seperti pemberontakan PETA di Blitar yang dipimpin oleh Shodanco Supriyadi pada tanggal 14 Februari bahkan menunjukkan adanya tanda-tanda retaknya cengkeraman Jepang di Indonesia. Karena pemberontakan seperti ini dan banyak lainnya, Jepang memulai sebuah organisasi baru yang dilakukan untuk mengalihkan perhatian para pemimpin nasionalis. Organisasi ini diresmikan pada tanggal 28 Mei dan diberi nama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Para anggota organisasi ini dengan cepat menyelenggarakan dua pertemuan resmi dan beberapa pertemuan-pertemuan kecil yang menetapkan dasar-dasar dasar negara baru seperti dasar ideologi tertulis (Pancasila) dan hukum dasar (UUD).

Dengan terbentuknya basis negara baru merdeka ini, motivasi masyarakat, khususnya para pemuda Indonesia, dengan perlahan semakin meningkat. Namun, katalis gerakan kemerdekaan di Indonesia adalah pengeboman Hiroshima. Setelah tragedi pengeboman Hiroshima, Jepang mengizinkan Indonesia untuk mengambil langkah selanjutnya menuju kemerdekaan dengan membentuk organisasi pemimpin sebagai upaya terakhir untuk memenangkan perang karena mereka dapat menggunakan bantuan tersebut sebagai hutang yang hanya dapat dilunasi jika Indonesia mau membantu mereka. memenangkan perang. Namun tidak lama setelah itu, Jepang menyerah. Penyerahan dilakukan secara rahasia tetapi beberapa mata-mata bawah tanah Indonesia yang terlatih untuk memperoleh informasi dan berhasil mendapatkan informasi ini. Hal ini dimanfaatkan oleh para pemuda Indonesia yang berusaha membujuk para anggota PPKI untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia karena mereka percaya bahwa Indonesia sedang dalam keadaan vacuum of power. Namun pimpinan PPKI tidak menyetujui proklamasi yang terburu-buru dan berpikir bahwa seharusnya Indonesia tidak tergesa-gesa untuk melakukan proklamasi. Setelah itu, para pemuda menculik dia dan wakilnya pada tanggal 16 Agustus 1945. Dua orang ini adalah; Soekarno, presiden pertama Indonesia dan orang yang akan membacakan proklamasi dan juga Mohammad Hatta, wakil presiden pertama Indonesia. Penculikan ini menjadi peristiwa yang sangat dikenal oleh orang Indonesia sekarang dengan Rengasdengklok, dinamai dari tempat di Jawa Barat tempat para pemuda membawa kedua orang itu setelah menculik mereka.

Dengan janji bahwa para pemuda akan mengembalikan kedua orang tersebut kembali ke Jakarta, tempat mereka sebelum terjadinya penculikan, keduanya setuju untuk melakukan proklamasi. Ketika Soekarno dan Mohammad akhirnya menyetujui proklamasi terjadi, mereka diantar ke rumah Laksamana Maeda karena ini dianggap sebagai tempat paling aman untuk menyembunyikan dua orang yang sangat penting dari pasukan militer Jepang. Di sana, perumusan teks proklamasi dimulai. Sukarni, Sayuti Melik, BM. Diah, dan Soediro semuanya juga hadir sebagai perwakilan organisasi kepemudaan untuk mengawasi perumusan naskah. Setelah teks tulisan tangan selesai, Sayuti Melik (salah satu tokoh pemuda lainnya) mengetik semuanya dan baik Soekarno maupun Mohammad menandatanganinya sebagai bukti keasliannya.

Setelah menyelesaikan dan menyempurnakan teks dengan lebih lanjut, para pemimpin dan tokoh pemuda kembali ke rumah untuk mempersiapkan diri untuk upacara. Pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, orang-orang itu bergabung kembali untuk mencari lokasi yang cocok untuk proklamasi kemerdekaan bangsa. Ketika datang kabar dari seorang pimpinan organisasi Barisan Pelopor Sudiro bahwa tentara Jepang mulai menjaga ketat sebidang tanah yang layak untuk proklamasi yang disebut Lapangan Ikada, mereka memutuskan bahwa tindakan yang terbaik adalah mengadakan proklamasi di rumah Sukarno, sosok yang akan membacakan teks proklamasi dan membawa bangsa Indonesia menuju kemerdekaannya. Maka di sana, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, yang dijaga oleh PETA, diadakan upacara yang dipimpin oleh Latief Hendraningrat yang memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Pada hari itu, ketika proklamasi dibacakan dan bendera merah putih Indonesia yang dijahit tangan dikibarkan dan diiringi oleh lagu Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman yang dinyanyikan oleh massa yang menyaksikan, akhirnya Indonesia merdeka. Tersebar kabar sejak saat itu bahwa Indonesia telah merdeka dan meskipun masih banyak cobaan dan kesengsaraan saat menyebarkan berita ke negara yang terbagi menjadi pulau-pulau, orang-orang terus berjalan maju dan menyebarkan berita ke seluruh pelosok bangsa, membawa kebebasan bagi rakyatnya.

Ada banyak alasan Indonesia mempertahankan persatuannya. Tanpa persatuan, tanpa rakyat yang melawan pasukan Jepang yang menyerbu seusai janji kemerdekaan, tanpa tokoh-tokoh yang bertekad membawa Indonesia merdeka, tanpa rakyat yang mengobarkan Rengasdengklok, tanpa rakyat yang mengawal proklamasi kemerdekaan dan terutama tanpa orang-orang yang saling mendukung untuk melawan dan terus maju; Indonesia yang kita kenal sekarang tidak akan pernah ada. Inilah mengapa kita semua harus menjaga persatuan kita satu sama lain; jangan memicu pertikaian, mendiskriminasi orang lain, memicu rasisme atau seksisme dan berisiko merusak sejarah panjang persatuan kita, karena kita semua adalah Indonesia.

Menengok kembali perjalanan panjang yang harus dilalui bangsa Indonesia sebelum mencapai kemerdekaan apapun membuat saya bersyukur atas kebebasan yang saya miliki sekarang karena saya tidak hanya bebas berjalan-jalan tanpa perlu takut akan hidup saya, saya juga bisa dengan bebas memperoleh pengetahuan tentang hal-hal lain tanpa ada batasan dari faktor-faktor luar. Selain itu, hal ini juga membuat saya bersyukur bahwa saya dapat memahami betapa pentingnya persatuan bagi Indonesia karena membuat hal ini membuat saya lebih menghargai negara tanah air saya lebih lagi dibanding sebelumnya. Membuat artikel ini mengingatkan saya betapa beratnya orang menulis dan menyebarkan ilmu, sehingga membuat saya lebih bersyukur kepada orang-orang di balik berita dan artikel yang saya baca gratis setiap hari. Singkatnya, proses penulisan artikel ini membuat saya semakin bersyukur atas setiap hal kecil yang Tuhan berikan kepada saya setiap hari.

Daftar Pustaka

Dra, Y. (2007). JEPANG DAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA. Jurnal Sejarah Lontar, [online] 4(2), pp.24–32. Available at: https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/lontar/article/view/2384/1826 [Diakses 21 Mar. 2023].


Gunadi, G.I., Septyanto, B.B. and Yudhoyono, U.S. (2022). Peran Penting Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) Dalam Perjuangan Meraih Kemerdekaan Indonesia. Jurnal Kewarganegaraan, [online] 6(1), pp.1362–1370. Available at: https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/view/2724 [Diakses 21 Mar. 2023].


Kelas Pintar. (2020). Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Pendudukan Jepang. [online] Available at: https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/perlawanan-bangsa-indonesia-terhadap-pendudukan-jepang-8943/ [Diakses 21 Mar. 2023].


Media, K.C. (2021). Mengapa Jepang Melarang Pembacaan Teks Proklamasi? Halaman all. [online] KOMPAS.com. Available at: https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/23/080000179/mengapa-jepang-melarang-pembacaan-teks-proklamasi?page=all. [Diakses 21 Mar. 2023].


Tim GTK DIKDAS (n.d.). Modul Pembelajaran Mandiri. [online] pp.126–137. Available at: https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/IPS/Sejarah/PER%20Pembelajaran/PEMBELAJARAN%203.%20IPS-SEJARAH%202021.pdf [Accessed 21 Mar. 2023].


U.S. Library of Congress (n.d.). Indonesia - The Japanese Occupation, 1942-45. [online] countrystudies.us. Available at: https://countrystudies.us/indonesia/15.htm [Accessed 21 Mar. 2023].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun