Harapan yang berujung kehancuran atau hidup yang kehilangan sinarnya adalah penggambaran yang kurang lebih sesuai untuk menggambarkan usia cerita dari novel The Setting Sun karya Dazai Osamu. Penulis dari novel bertema tragedi kehidupan ini lahir sekitar abad 1900-2000, dimana itu adalah masa revolusi dunia dan awal dari berakhirnya perang dunia ke-2. Cerita ini mengambil latar belakang keadaan perang menuju pasca-perang  di jepang dimana keadaan negara sangat kacau dan para penduduk digambarkan terjebak dalam keterpurukan dan keputusasaan.Â
Penggambaran penduduk Jepang pada masa itu sangat sesuai dengan tema yang diangkat dengan menggambarkan bagaimana para penduduk terjebak dalam kecanduan minuman keras dan pecandu narkoba, salah satu contohnya adalah karakter "Naoji" adaik dari sang karakter utama, dimana dia mengonsumsi narkoba bukan sebagai kesenangan tapi sebagai wujud dari keputusasaan nya untuk mencari tempat nya di masyarakat sebagai bangsawan yang telah jatuh.
Dazai Osamu memang memiliki keahlian dalam mendesain tragedi baik dari segi cerita atau segi karakter. Karya lain dari Dazai Osamu yang telah menjadi pendorong dalam perkembangan sastra di jepang " Shameful Life" juga menjadi primadona dalam dunia novel, dimana penggambaran tragedi sangat mirip, tapi yang membedakan adalah " The Setting Sun" memasukan unsur feminisme yang kental yaitu tokoh utama yang merupakan seorang perempuan.Â
Novel ini memiliki perpaduan yang sempura. Antara tragedi dan feminisme yang membuat para pembaca dapat melihat sisi cerita dari seorang wanita yang benar-benar berjuang dalam situasi paling menyedihkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H