Mohon tunggu...
anwar Radiansyah
anwar Radiansyah Mohon Tunggu... Freelancer - English literature

Halo

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Seram! Ini Kisah Nyata Cerita Pendaki Gunung Wayang Saat Bertemu Sosok Genderuwo

8 Februari 2024   20:46 Diperbarui: 8 Februari 2024   20:47 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita ini berasal dari saya sendiri dan ketiga teman saya bernama Nasrul, Ardiansyah, dan Riziq Afandi, Kami berempat bukan pendaki gunung namun kita hanya pecinta alam seperti menikmati suasana sunset dan sunrise.

Kisah misteri pendakian ini terjadi sekitar bulan January 2023, pada saat itu kami berempat berencana mendaki Gunung Perbakti atau bisa juga di sebut Gunung Wayang tepatnya kita akan mengunjungi tempat berkemah yang bernama BC yang terletak di daerah Sukabumi, Jawa Barat

Gunung wayang

Letak Gunung Wayang berada di daerah sukabumi Kalapanungal, Gunung wayang memiliki suana yang masih asri banyak pepohanan rindang serta suasana yang sangat sejuk Dan juga menjadi tempat untuk bertani bagi para warga sekitar, Kami memilih gunung ini karena teman kami Ardiansyah yang Kebetulan rumahnya berada di bawah kaki Gunung Wayang sedangkan saya dan dua teman saya berada di Parakansalak, Kita sudah sering beberapa kali kesana jadi sudah mengetahui jalur yang akan kami lalui. 

Perjalanan menuju Gunung wayang 

Pada saat hari itu tiba kami berempat sudah sepakat untuk berangkat sekitar pukul 13.00 sore hari dan berkumpul dirumah Nasrul, namun Nasrul mengatakan dia harus mengantarkan saudaranya bekerja terlebih dahulu, lalu kami bertiga berkumpul di rumah Nasrul terlebih dahulu, sedangkan Ardiansyah datang menjemput kami ke daerah Parakansalak karena kita kekurangan kendaraan. 

Saat itu Nasrul pun tiba dan waktu  jam sudah menunjukan pukul 16.00 sudah sangat sore sekali untuk mendaki gunung wayang, tapi kami tetap melanjutkan karena kita sudah sering kesana toh paling 1 jam sudah sampai karena jalur mendaki kita sangat pendek, Dan malapetaka pun terjadi karena kita meremehkan waktu yang sudah sangat sore. 

Pendakian itu belum di mulai karena kita harus mengendarai motor terlebih dahulu menuju rumah Ardiansyah yang terletak di Limus Amis Kalapanungal, singkat cerita setelah beberapa menit mengendarai motor  kita sampai di rumah Ardiansyah jam sudah menunjukan pukul 17:00, kamipupun sempat berdikusi akan tetap melanjutkan atau tidak Karena waktu sudah sangat petang, Ardiansyah mengatakan di tempat kita berkemah nanti akan ada seorang penjaga jadi tidak usah cemas Dan meskipun kita berangkat sangat sore kita akan sampai ke sana sebelum magrib tiba.

Kamipun berpamitan ke pada orangtua ardiansyah, Ibu Ardiansyah mengatakan akan menghubungi penjaga tempat berkemah yang akan kita datangi. Kami pun memulai pendakian rute yang kita akan lalui berbeda dari yang sering kita lalui tapi Ardiansyah sudah cukup sering mendaki lewat rute ini, jalur yang kami ambil cukup sulit, dengan medan yang terjal menanjak dan kadang-kadang harus  merangkak karena sangat curam. 

Awal mula malapetaka terjadi Dan Kabut yang sangat tebal

Saat berada di pertengahan perjanan tiba-tiba kaki saya mengalami pegal yang sangat luar biasa, saya tidak tahu apa yang terjadi saat itu ,padahal saya sudah beberapa kali kesana tapi baru kali ini terasa sangat berbeda, sayapun meminta berhenti terlebih dahulu. Karena pegal yang sangat luarbiasa Ardiansyah dan Nasrul sudah berada di depan dan saya berdua berada di belakang bersama Riziq.

Sayapun bersandar kepohon yang berada di dekat pohon bambu saya tidak sadar karena saat itu sangat kecapean dan sangat pegal beberapa saat kemudia kita pun melanjutkan pendakian. 

Suasana pun berubah saat waktu menunjukan 18:00 dan magrib pun tiba kita tidak tepat waktu sampai ke tempat tujuan, kita pun berhenti sejenak dan tidak dapat melaksanakan sholat karena medan yang sangat terjal. 

Singkat waktu setelah beberapa menit setelah adzan berlalu kita melanjutkan perjalanan. Pada waktu itu cuaca tiba-tiba berubah drastis. Kabut tebal menyelimuti sekeliling kami, membuat jarak pandang menjadi sangat terbatas. Kami harus mengandalkan penerangan senter dan lampu kepala untuk tetap bergerak maju. Meski situasi agak menakutkan, kami tetap bersemangat dan berusaha saling membantu.

Kejadian janggal mulai terjadi

Tak lama kemudian kita sampai di kawasan seperti perkebunan warga yang terdapat beberapa gubuk, kaki saya terasa sangat pegal sekali dan dada sangat sesak tidak tahu apa yang terjadi saya meminta istirahat kembali kepada tiga teman saya, 

Suasana menjadi sangat hening, dan saya mulai merasa sangat kelelahan kaki saya seperti ada yang menarik dari belakang, sayapun duduk dan beristirahat menyenderkan tubuh pada pohon.

Saya waktu itu menghadap kepada ketiga teman saya dan melihat mereka telihat sangat kaget seperti melihat sesuatu, mereka diam mematung, hening tidak bersuara sama sekali, mereka bertiga bertatapan muka, hanya saya seorang yang tidak tahu apa yang terjadi, sayapun berbicara mulai berbicara

"Kenapa pada diem dah, ada apaan sih?"

"Mending lu bediri Ayo lanjutin bentar lagi sampe, Ayo cepetan! "

Lalu Nasrul menyuruh saya untuk cepat berdiri dan berusaha membopong saya, memberikan sebuah kayu untuk dijadikan tongkat untuk membantu berjalan dan Riziq berada di belakang saya mendorong mengunakan tangannya, Ardiansyah pun berkata 

"ayo, sebentar lagi sampai!".

Saya tidak tahu dan sangat penasaran kenapa mereka seperti sangat ketakutan dan ingin cepat-cepat sampai ke tempat tujuan, sayapun memaksakan diri meskipun kaki saya sudah sangat pegal dan dada terasa sesak.

Singkat waktu kita hampir sampai ke tempat tujuan tapi kabut semakin tebal, kita sudah seperti berjalan sangat jauh tetapi tidak sampai sampai kita seperti disesatkan oleh mahluk gaib. 

Kami melanjutkan pendakian dengan hati-hati, dan beberapa kali kami merasakan seperti ada yang mengawasi dari balik semak-semak. Suasana semakin mencekam saat kami memasuki jalur yang sebelah kanan terdapat jurang yang sangat dalam dan kabut menutupi pandangan kita, tapi kami tetap bertahan dan saling membantu, akhirnya tempat yang kita tuju sudah terlihat. 

Tempat yang sangat sunyi

Dokpri
Dokpri

Singkat cerita kitapun sampai dan betapa terkejutnya kita karena sekarang jam menunjukan pukul 20:00 kita hampir dua jam menempuh perjalanan, biasanya hanya memakan waktu setengah jam atau satu jam saja. Warung yang biasa ada penjaganya terlihat kosong tampaknya bapak penjaga tempat itu sudah turun dan tidak menjaga di malam itu, warung itu tidak ada yang menempati di sana seperti gubuk yang tak berpenghuni yang sangat angker. 

anehnya pegal-pegal di kaki saya dan sesak di dada menghilang sembuh dengan sesendirinya Waktu itu kita bergegas mendirikian tenda dan saya tidak mengetahui apa yang di lihat ketiga teman saya, Nasrul, Riziq dan Ardiansyah terlihat ketakutan hanya saya seorang yang biasa saja Dan bingung kenapa meraka bertingkah aneh, tiba-tiba Nasrul langsung masuk kedalam tenda seperti orang yang sangat ketakutan.

Kamipun bersiap siap akan memasak karena perut yang sudah keroncongan, saya dan Riziq ditugaskan mecari kayu, Riziq terlihat seperti ketakutan menemani saya dan dia berkata "jangan  jauh jauh, dah gelap disini" 

singkat cerita kita mendapat kayu yang di butuhkan, dan melanjutkan untuk memasak. 

Hal sial pun terjadi lagi ketika kita asik memasak dan ngobrol tiba-tiba hujan turun kita pun bergegas masuk kedalam tenda, hujan berlangsung cukup deras sampai sampai tenda kami sedikit rembes kita pun sampai panik karena hujan menjadi lebih besar. Setelah beberapa menit akhirnya hujanpun reda dan anehnya ketika saya membuka tenda kabut yang sangat tebal tiba2 hilang dan bulan pun bersinar terang. 

Kamipun menikmati suasana itu bersama sama dengan kopi dan rokok, tidak lupa mengabadikan beberapa foto Dan waktu itu kami tidak sengaja mendapat penampakan sosok bermata merah terlihat sedang mengawasi kami, Waktupun larut malam kamipun segera tidur untuk bangun pagi Dan menyambut sunrise, ketiga teman sayapun sudah tidur duluan tingal saya sendiri yang belum tidur sama sekali, saya mendengar suara suara angin yang besar sangat ribut seperti ada yang mengoyangkan tenda kami dari luar, saya mencoba Berpikir positif bahwa itu hanya angin yang kencang yang menerpa tenda kita. 

Dokpri
Dokpri

Sunrise 

Dokpri
Dokpri

Pagipun tiba saya yang paling pertama bangun dan melihat ketiga teman saya masih tertidur, saya mencoba membangunkan mereka tapi yang bangun cuma Ardiansyah, waktu itu saya melihat samar-samar seperti orang yang mondar mandir melihat tenda kita lalu saya membuka resleting tenda dan melihat bapak-bapak penjaga warung sudah kembali, sialan bikin kaget saja, sayapun melihat sunrise yang sangat indah sembari membuat sarapan bersama Ardiansyah. Saat itu Nasrul dan Riziq belum juga bangun karena terlihat kecapean.

Saat hanya kita berdua berbincang Ardiansyah berkata 

"kamu ngerasa gak pas malam waktu kita berhenti di Jalan saat kamu istirahat ada suara seperti benda besar yang jatuh? "

Lalu saya menjawab

 "gatau gadenger apa apa deh perasaan, orang gue kecapean waktu itu", Ternyata waktu itu mereka bertiga mendengar suara benda jatuh yang sangat besar! Tetapi anehnya saat itu hanya saya yang tidak mendengar apa pun.

singkat cerita kitapun bergegas untuk pulang dan pada waktu itu kita mengecek tempat yang Ardiansyah bilang ada benda yang jatuh kita berempatpun mengecek dan menyusuri dan memastikan yang jatuh itu hanya buah besar seperti nangka ataupun kelapa, tetapi anehnya kita tidak menemukan apapun dan disana pohonnyapun terlihat sangat kecil-kecil.

Kejadian kejadian mistis yang terjadi

Waktu pun berlalu kita sampai di rumah Ardiansyah, kitapun berempat menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

pertama Riziq Karena dia berada paling belakang untuk mendorong saya dia seperti melihat sesosok hitam yang mengikuti kami dari belakang, dia pun berdoa Dan membaca ayat kursi. 

lalu Ardiansyah dia menceritakan dia tidak melihat apapun Dan tidak merasakan apapun, dia hanya mendengar suara benda jatuh yang sangat keras, mungkin dia tidak mengalami sesuatu Karena dia sudah sering mendaki gunung wayang. 

Nasrul menceritakan ketika kita istirahat dia melihat sosok genderuwo yang sangat besar tepat berada di belakang pohon yang saya jadikan senderan dia mengatakan genderuwo itu sangat besar dan tinginya sama dengan pohon, genderuwo itu tampaknya memperhatikan kami berempat, lalu ketika kita mendirikan tenda tiba tiba dia masuk kedalam tenda Adalah untuk membaca ayat kursi Dan membaca doa, nasrul mengatakan ketika dia membopong saya dia mengatakan bahwa saya marah2 berkata 

"tingalin aja gue sendiri, gue lebih baik mati disini dari pada kecapean" 

padahal saya tidak mengatakan itu. 

Sedangkan saya merasakan pendakian Kali ini Terasa sangat berat Dan melelahkan kaki saya sangat pegal seperti Ada yang menarik, Dada saya sesak, saya tidak melihat sosok apapun seperti genderuwo ataupun mahluk halus lainya, waktu itu saya masih berpikiran logis Dan tidak percaya akan hal hal yang berbau mistis, sayapun tidak berkata 

"tingalin aja gue sendiri, gue lebih baik mati disini dari pada kecapean"

Mungkin itu hanya angan angan nasrul saja, 

Mungkin saya diberi cobaan oleh penungu disana Karena saya tidak terlalu percaya pada hal hal mistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun