Mohon tunggu...
KAUTSAR NABILATUL ANWAR
KAUTSAR NABILATUL ANWAR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

HI SEMUA!! Saya harap kalian semua sehat,happy dan dalam lindungan tuhan Jangan Lupa untuk Bersyukur Guysss SEMANGAT!!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Strategi Pintar Berbisnis di Era Digital sesuai Syariat Islam

26 September 2024   08:59 Diperbarui: 26 September 2024   09:01 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Strategi pintar dalam berbisnis tentu dibutuhkan di Era globalisasi saat ini, mengatur dan memanage waktu serta mengambil resiko bukanlah hal yang mudah tentu yang sesuai dengan syariat-syariat islam tanpa pakai cara-cara yang dilarang seperti riba(bunga), atau gharar (ketidakpastian berlebihan). 

  • Risk Sharing (berbagi resiko) alih-alih memindahkan resiko ke orang lain, bisnis syari'ah lebih suka berbagi resiko. contohnya akad musyarakah, dimana untung rugi dibagi bareng antara investor dan pengusaha.
  • Takaful (Asuransi Syari'ah) pake sistem gotong royong bukan jual beli resiko. contoh peserta takaful saling bantu kalau ada yang terkena musibah 
  • Diversifikasi, menyebarkan investasi ke berbagai sektor halal 

Bisnis Syari'ah tu punya cara sendiri untuk ngebalance antara cari uang sama berbuat baik ke masyarakat. Terdapat Konsep falah, Maqashid Syari'ah, Maslahah, Musyawarah, Transparasi, Akhlak dalam bersbisnis dan konsep barokah. 

Audit Syari'ah itu seperti "polisi" yang mastiin bisnis syari'ah jalan sesuai aturan islam. Beda dengan audit biasa yang hanya mengecek angka-angka saja. Tujuan Audit syariah antara lain untuk memastikan bisnis patuh terhadap dengan prinsip syari'ah tidak hanya soal uang saja sedangkan Audit Konvensional berfokus kepada laporan keuangan. 

Standar Audit Syari'ah menggunakan AAOFI ( Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Instutions) Plus aturan syari'ah sedangkan Audit Konvensional menggunakan standar umum seperti IFRS atau PSAK.

Bisnis Syari'ah juga harus Keep Up sama teknologi, tetapi tetap menjaga prinsip-prinsip islam diantaranya : 

  • Inovasi produl digital
  • Blockchain untuk Transparasi
  • AI dan Big Data
  • Crowdfunding Syari'ah 
  • Digital Payment
  • Edukasi Digital
  • Kolaborasi dengan Startup dan 
  • Keamanan Cyber 

Menjalankan bisnis tentu kita tidak boleh lalai dalam tanggung jawab kita sebagai seorang Muslim, keseimbangan dunia dan akhirat di bisnis syariah, sukses atau tidaknya hanya tidak bisa di ukur dengan uang, kita juga harus peduli sama dampak sosial dan spiritual. Bisnis Syari'ah percaya kalau rezeki yang barokah itu lebih penting daripada untung besar tapi tidak mendapatkan keberkahan. Bisnis syari'ah harus bisa bermanfaat untuk banyak orang tidak hanya pemilik.

Bisnis syari'ah juga ingin tumbuh tapi harus dari cara halal, jika bisnis konvensional biasanya lebih fokus ke profit maksimal, pertumbuhan, perusahaan, dan kepuasan. mereka tidak perlu memikirkan aspek spiritual atau kehalalan sebuah produk.

Pada intinya, Bisnis Syari'ah lebih Holistic tidak hanya memikirkan uang namun menyeimbangkan dengan iman tetapi, dampak sosial,spiritual, dan kepatuhan terhadap agama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun