Mohon tunggu...
Anwar Albi
Anwar Albi Mohon Tunggu... Calon Dosen STAIN Meulaboh -

Perjalanan Panjang Seorang Anak Manusia Menuju Insan Cita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pemuda Berjalan di Padang Pasir?

4 April 2016   01:58 Diperbarui: 4 April 2016   02:37 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[sumber gambang: athallahrajungan. Blogspot.com

"Pemuda berjalan dipadang pasir"

Seorang pemuda yang berjalan dipadang pasir berhari-hari semakin lama pemuda itu mengayunkan langkahnya untuk berjalan sampai tujuan, maka semakin lama rasanya yang dirasakan oleh pemuda tersebut untuk sampai ketujuan. Pemuda itu terus berjalan tanpa merasa lelah dan letih walaupun sudah bertatih-tatih. Hari terus berputar waktu terus berjalan pemuda itu terus berlayar mengayunkan kaki kearah tujuan, apa yang membuat pemuda itu terus berjalan?

Genap ketiga bulan pemuda itu dalam perjalanannya dipadang pasir yang hampa tersebut, nampaklah sebatang kayu yang begitu jauh di pesat mata penglihatan pemuda tersebut, dia terus berjalan dan terus berjalan semakin dekat dirasakan oleh pemuda tersebut dengan pohon kayu yang dia tuju.  Sekitar tujuh meter lagi mau sampai kepohon kayu yang pemuda tersebut tuju, pemuda tersebut melihat seorang nenek tua di bawah pohon kayu yang lagi duduk mengarahkan wajahnya ketanah, pemuda itu langsung menyapa orang tua tersebut dengan lafad lisannya 

Assalamu’alaikum, wahai nenek, nenek tersebut tidak menjawab salam anak muda tersebut berulang kali anak muda itu mengucapkan salamnya kepada nenek tua tersebut nenek tersebut tetap tidak menjawabnya diam terus membisu. 

Akhirnya pemuda tersebut memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya, baru tujuh langkah mengayunkan kaki pemuda tersebut tiba-tiba nenek tua itu bersuara, wahai pemuda yang tengah berjalan dipadang pasir yang belum tau arah tjuannya yang jelas kemana, di saat kamu menemukan ranting kayu, daun-daunan dan taik lembu pada saat perjalananmu nanti ambilah semua yang kamu temui itu dan masukan kedalam tas yang kamu punyai tersebut. 

Nenek itu langsung menundukan diri kebawah setelah mengatakan hal tersebut kepada pemuda tersebut. Nah, setelah mendengar perkataan hal sedemikian rupa dari mulut nenek tua tersebut, maka pemuda ini bingung dan gelisah, yang terbayang dalam naluri pemuda tersebut nenek ini benar-benar gila, masak semua hal yang saya temui di perjalanan saya kedepan harus saya masukan dalam tas bawaan saya. Ini benar-benar tidak waras nenek tua itu kata pemuda itu dalam hatinya.

Berhubung mata haripun sudah waktunya meninggalkan bumi karena kesetiaannya kepada bulannya, keremangan mulai menutupi bumi pemuda tersebut memutuskan untuk melangkahkan kakinya terus berjalan menuju tujuan yang tidak pasti, ternyata semua hal yang disampaikan oleh nenek tua itu semua dia temui diperjalanannya, bumi semakin gelap dia memutuskan untuk bermalam dipadang pasir tersebut, seperti biasanya pagipun sudah menerangi bumi dia bangun dan terus melangkah untuk pergi dipadang pasir tersebut, 

Pemuda tersebut terus pergi dan pergi, tiba-tiba pemuda tersebut mendengarkan kecohan suara air yang terdengar jelas di telinganya. Semakin lama pemdua tersebut berjalan semakin besar suara air tersebut terdengar di telinganya. Singkat cerita pemuda itu betapa terkejutnya, ternyata pada padang pasir seperti ini ternyata ada sungai yang begitu indah dengan batu-batu dan hilirnya air dari atas gunung kedalam sungai tersebut, pemuda itu terus mendekati sungai yang begitu indah dan pemuda itu memutuskan untuk mandi dalam sungai tersebut, karena sudah berbulan-bulan dalam perjalannya di padang pasir pemuda tersebut belum mandi-mandi. 

Setalah menikmati dinginnya air yang dia juluti oleh pemuda tersebut, haripun sudah malam pemuda itu memutuskan untuk istirahat dibawah kayu yang begitu dan di padati oleh daun-daunnya yang begitu hijau. Tiba-tiba pemuda itu langsunng tertidur sangat nyenyap dibawah pohon kayu tersebut dan menarok tasnya dibawah kepalanya untuk pengganti bantal dipadang pasir tersebut.

Pada saat pemuda itu lagi menikmati nyanyapnya ketiduran dibawah pohon kayu tersebut, tiba-tiba nenek itu datang menghampiri dalam mimpinya, wahai pemuda yang berjalan dipadang pasir engkau cukuplah rugi dalam perjalanmu beberapa bulan yang lalu, karena dirimu tidak mengambil apa yang sudah saya pesankan kepadamu dalam perjalananmu tadi, kamu hanya mengambil sedikit dari bagian banyak batu-batu di dalam sungai tersebut.

Pemuda tersebut langsung terbangun dari tidurnya kemudian pemuda tersebut langsung melihat jam sudah menunjukan pukul 05-30 Wib, pemuda tersebut cukup penasaran dengan mimpi yang didatangi oleh nenek tua tersebut, pemuda tersebut langsung membuka tas bawaannya, waktu pemuda itu melihat dalam tas bawaannya itu. 

Pemuda itu terkejut dan tercengang melihat hal yang sedemikian rupa didalam tasnya, ternyata batu yang pertama dia masukan dalam tasnya sudah berubah semua menjadi berlian dan emas, pada saat itulah pemuda itu menyesal tidak menuruti apa yang disampaikan oleh nenek tersebut sebelumnya, seandainya saya ambil semua apa yang saya jumpai saat perjalan saya maka saya hari ini sudah meliki kekayaan yang melimpah didalam dunia ini. Semua telah terjadi nasi sudah jadi bubur penyesalan terus menghampiri pemuda tersebut. Apapun yang dia lakukan pada saat itu tidak bisa berubah keadaan yang lagi tidak bersahabat dengannya. Seperti kata pepatah zaman “MAT BEUNA TANGKE GULE BEUNA PANGSA” inilah semua kenyataan yang ada yang dihadapi oleh pemuda yang berjalan dipadang pasir tersebut.

Nah, dari cerita di atas terkait pemuda berjalan dipadang pasir kita bisa mengambil sebuah kesimpulan, lakukan hal-hal terkecil hari ini untuk memetik hasil di masa depan yang lebih cemerlang, jangan sampai penyesalan seperti pemuda tersebut. Kita masih punya waktu teruslah berkarya karena itulah masa depanmu di masa yang akan datang.

“Real success is determined by two factors. First is faith, and second is action.”  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun