Pada saat pemuda itu lagi menikmati nyanyapnya ketiduran dibawah pohon kayu tersebut, tiba-tiba nenek itu datang menghampiri dalam mimpinya, wahai pemuda yang berjalan dipadang pasir engkau cukuplah rugi dalam perjalanmu beberapa bulan yang lalu, karena dirimu tidak mengambil apa yang sudah saya pesankan kepadamu dalam perjalananmu tadi, kamu hanya mengambil sedikit dari bagian banyak batu-batu di dalam sungai tersebut.
Pemuda tersebut langsung terbangun dari tidurnya kemudian pemuda tersebut langsung melihat jam sudah menunjukan pukul 05-30 Wib, pemuda tersebut cukup penasaran dengan mimpi yang didatangi oleh nenek tua tersebut, pemuda tersebut langsung membuka tas bawaannya, waktu pemuda itu melihat dalam tas bawaannya itu.
Pemuda itu terkejut dan tercengang melihat hal yang sedemikian rupa didalam tasnya, ternyata batu yang pertama dia masukan dalam tasnya sudah berubah semua menjadi berlian dan emas, pada saat itulah pemuda itu menyesal tidak menuruti apa yang disampaikan oleh nenek tersebut sebelumnya, seandainya saya ambil semua apa yang saya jumpai saat perjalan saya maka saya hari ini sudah meliki kekayaan yang melimpah didalam dunia ini. Semua telah terjadi nasi sudah jadi bubur penyesalan terus menghampiri pemuda tersebut. Apapun yang dia lakukan pada saat itu tidak bisa berubah keadaan yang lagi tidak bersahabat dengannya. Seperti kata pepatah zaman “MAT BEUNA TANGKE GULE BEUNA PANGSA” inilah semua kenyataan yang ada yang dihadapi oleh pemuda yang berjalan dipadang pasir tersebut.
Nah, dari cerita di atas terkait pemuda berjalan dipadang pasir kita bisa mengambil sebuah kesimpulan, lakukan hal-hal terkecil hari ini untuk memetik hasil di masa depan yang lebih cemerlang, jangan sampai penyesalan seperti pemuda tersebut. Kita masih punya waktu teruslah berkarya karena itulah masa depanmu di masa yang akan datang.
“Real success is determined by two factors. First is faith, and second is action.”