Mohon tunggu...
Anwar Saragih
Anwar Saragih Mohon Tunggu... Dosen - Dosen ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Peminum Kopi

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Split Ticket Voting Pilkada Simalungun 2020

7 Agustus 2020   12:32 Diperbarui: 8 Agustus 2020   09:38 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dosen dan Pengamat Politik, Anwar Saragih.

Kemunculan pasangan ini cukup mengejutkan karena tidak ada yang bersuku Simalungun. Namun sekali lagi, Simalungun adalah wilayah moderat. Apalagi bahasa "Ahap Simalungun" bisa menjadi argumentasi di lapangan. 

Lagi pula, suara orang-orang bersuku Simalungun akan terpecah karena 3 kandidat  lain mentautkannya. 

Sementara, bakal calon wakil Tumpak Siregar  setidaknya punya pengalaman karena 5 tahun lalu ia juga running dan jadi penantang serius JR saragih.

Keempat, Wagner Damanik-Abidin Syah Saragih yang maju dari jalur perseorangan. Kabarnya berkas administrasi pasangan ini sudah lengkap dan tinggal di verifikasi faktual. Wagner punya brand bagus, ia adalah Purnawirawan POLRI bintang 2 yang dikenal sebagai orang baik.

Melihat peta kandidat yang sudah mulai jelas dengan asumsi awal : tidak ada efek ekor jas, angka ENPP sebesar 7,4 dan sejarah keterpilihan calon bupati/wakil bupati di Simalungun.

Membuat hipotesis berkembang satu tingkat, bahwa akan terjadi Split Ticket Voting (Pembelahan Suara Pemilih) di Pilkada Simalungun tahun ini, dengan asumsi :

Pertama, melihat keterpilihan kandidat di pemilihan baik itu DPRD Simalungun, DPRD Sumatera Utara, DPR RI hingga Pemilihan Presiden, dimana pemilih di Simalungun menetapkan standard yang berbeda dengan pilihan di TPS bukan karena alasan loyalitas ke partai tertentu membuat pemilih akan cenderung memilih secara faktual jelang hari H.

Kedua, sejarah panjang pragmatisme partai politik pasca reformasi berbanding lurus dengan psikologi pemilih di Kabupaten Simalungun membuat pemilih relatif lebih cair dengan situasi. Misalnya : karena ketokohan kandidat yang dianggap membawa perubahan atau politik uang (vote buying).

Ketiga, Pada situasi pemilihan yang dilaksanakan terpisah antara legislatif dan eksekutif dengan rentan waktu tertentu membuat pemilih di Simalungun memiliki motivasi berbeda menggunakan hak suaranya : bisa basisnya karena kedekatan atau pemilih merasa kandidat merepresentasikan kepentingannya.

Keempat, pemisahan antara alasan moral dan strategis pemilih di Simalungun. Bila alasan moral yaitu mencegah partai yang tidak disukainya berkuasa sebaliknya strategis didasarkan pada kepentingan karena persamaan suku dan agama.

Realitasnya Pilkada di banyak wilayah di Indonesia termasuk di Simalungun memang agak kejam bagi yang punya niatan awal berkampanye dengan visi, misi dan program.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun