Pun dengan Pilkada 2015, keterpilihan JR saragih yang hanya diusung Partai Demokrat yang saat itu punya 11 kursi (22%). Dengan logika, JR Saragih adalah petahana, waktu itu bisa saja dia menambah usungan partai, tapi ia hanya menggunakan partai politik secukupnya yaitu untuk proses pencalonan.
Hipotesis awal yang bisa diambil : konfigurasi partai pada keterpilihan calon di Pilkada Simalungun 2020 hanya pada kecukupan kursi syarat pendaftaran kandidat ke KPU.
Juga jangan terkejut, bila calon perseorangan tiba-tiba melesat jauh elektabilitas dan popularitasnya dalam beberapa pekan mendatang.
Sampai saat ini, setidaknya ada 4 (empat) kandidat yang hampir pasti ikut kontestasi.
Pertama, pasangan Anton Saragih-Rospita Sitorus yang kabarnya diusung PDI-P. Adapun PDI-P masih penasaran di Simalungun karena belum pernah menang di Pilkada.
Meski masih butuh dukungan partai lain untuk kecukupan minimal 10 kursi, Mengusung bakal calon perempuan bisa jadi pertimbangan bagus bagi PDI-P. Karena Kabupaten Simalungun cukup ramah pada kandidat perempuan dan diantara banyaknya Pilkada di kota/kabupaten di Simalungun.
Setidaknya, hasil pilkada 2010 pernah mendudukan wakil bupati perempuan bernama Nuriyati Damanik.
Kedua, Radiapo Sinaga-Zonny Waldi yang kabarnya akan diusung Partai Golkar, Hanura dan Berkarya. Radiapo sosok yang populer, tidak banyak berkomentar negatif pada petahana. Terlihat kalem.
Meski timnya agak iseng di media sosial. Soal wakilnya Zonny Waldi tentu menjadi senjata pamungkas bagi Radiapo.
Selain dekat dengan Gubernur Edy Rahmayadi karena sebelum ini merupakan Kadis Perindustrian dan Perdagangan, Â tentu Zonny Waldi punya pengalaman sebagai birokrat.
Ketiga, Nur Hasim-Tumpak Siregar yang kabarnya sudah mendapat rekomendasi dari Partai Demokrat dan Partai Gerindra.