Mohon tunggu...
Anwar Zain
Anwar Zain Mohon Tunggu... Lainnya - Pengajar

Berkarya untuk bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Apakah "Minat" Itu Alasan Belajar Harus Berdiferensiasi?

4 Oktober 2024   00:18 Diperbarui: 11 Oktober 2024   07:30 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah "Minat" itu termasuk alasan berdiferensiasi ?

Salah satu distingsi atau penciri dalam kurikulum merdeka yang diterapkan sekarang ini ialah guru dituntunt untuk melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi kepada murid, yang menjadi pertanyaan "Apa itu Pembelajaran Berdiferensiasi ? 

Pembelajaran Berdiferensiasi yaitu pembelajaran yang memberikan pelayan kepada semua murid berdasarkan perbedaan yang ada pada keadaan/kemampuan/potensi diri anak, baik itu beda kemampuan kecepatan daya tangkapnya, beda keutuhan fisiknya, beda gaya belajarnya, beda kemampuan hasil akhirnya dan perbedaan lainnya. 

 sumber gambar: SMPN 3 Jakarta
 sumber gambar: SMPN 3 Jakarta

Yang menjadi pertanyaan, sampai mana batas perbedaan anak yang bisa kita layani sebagai wujud implementasi pembelajaran berbabsis diferensiasi ? batas perbedaan yang dapat kita layani sebagai pihak pendidik kepada anak diantaranya yaitu:

1. Kecepatan daya tangkap anak dalam memahami materi (terkait IQ)

Input sumber gambar: HaiBunda
Input sumber gambar: HaiBunda

2.  Keterampilan dari suatu yang dibuat (produk) atau keterampilan dalam pembawaan diri (seperti; public speaking, menari, menyanyi dan lain-lain)

Input sumber gambar: Menara62
Input sumber gambar: Menara62

 sumber gambar: Joglosemar
 sumber gambar: Joglosemar

3. Cara belajar anak yang beragam tidak sama

Isumber gambar: pendidikanindonesia-fib.ub.ac.id
Isumber gambar: pendidikanindonesia-fib.ub.ac.id

4. Kesempurnaan organ tubuh atau Anak Berkubuthan Khusus dalam fisik (seperti; tuli, buta, bisu dan lain sebagainya)

sumber gambar: Kavacare
sumber gambar: Kavacare

Selain 3 (tiga) di atas perbedaan yang dimiliki oleh anak "agak" sulit kita mentoleransi bahwa termasuk juga diberikan pelayanan atas dasar dalil pembelajaran berdiferensiasi, misalnya terkait "minat" anak, seperti; ada anak yang tidak minat belajar matematika! 

Apakah kita akan mentoleransi anak itu boleh belajar yang lain saja sebagai pengganti matematika apalagi kalau hanya sekedar alasan "Malas", yang ternyata malas itulah sebenarnya menjadi alasan dalam diri anak tersebut. 

 sumber gambar: Kavacare
 sumber gambar: Kavacare

Malas seperti itu Tidak Bisa dan Tidak Benar, karena ketika kita bicara dalam konteks pendidikan semua anak itu punya kemampuan modal dasar yang sama dengan anak yang lainnya yaitu modal "otak" atau pikiran.

Kalau dalam agama setiap anak itu punya "Fithroh" yaitu Potensi Baik. Adapun masalah minat itu hanya terkait motivasinya saja terhadap apa yang disukainya. 

sumber gambar: Kavacare
sumber gambar: Kavacare

Oleh karena itu, apabila ada anak yang tidak minat belajar matematika solusinya bukan menggantinya tidak belajar matematika, tetapi yang menjadi solusinya tersebut ialah bagaimana cara kita agar anak itu bisa membuka hati mempunyai kesadaran hati bahwa belajar matematika itu penting dalam "Kehidupannya" baik sekarang maupun akan datang. 

Karena setiap yang "mau" bukan berarti masalah "minat", tetapi memang kalau sudah minat pasti mau, yang kita diterminasi dalam konteks ini adalah bagaimana membuka "Kemauan" hati anak agar sadar bahwa pelajaran itu sangat penting membantu mereka dalam menjalani kehidupan ini.

Penulis: Anwar Zain, S.Pd.I.,M.Pd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun