Apa itu gaya belajar Kinestetik ?Â
Gaya belajar Kinestetik adalah gaya belajar anak yang lebih dominan suka dan mudah secara efektif belajarnya dengan mengandalkan kegiatan "Praktik" atau dengan kata lain anak suka bergerak dan memperagakan ketika belajar, anak yang mempunyai gaya belajar ini akan cepat bosan kalau pembelajarannya hanya monoton dijelaskan saja tanpa praktik. Indikasi anak yang mempunyai cara belajar kinestetik ini ialah sering bergerak ketika belajar, tidak betah diam ketika belajar, suka disuruh guru melakukan sesuatu peragaan di kelas.
Apa manfaat kita mengetahui gaya belajar anak ?
- Apabila kita sebagai guru mengetahui gaya belajar anak sangat penting agar ketika melakukan pembelajaran harus mempunyai macam alternatif, jangan sampai kita hanya menyediakan pembelajaran yang bisa dinikmati sebagian anak saja karena menyamakan gaya belajar anak. Maka dari itu pembelajaran harus beragama sehingga pembelajaran akan berwarna, menarik dan menyenangkan anak.
- Apabila kita sebagai orang tua mengetahui gaya belajar anak sangat penting agar kita dapat memahami dan membantu anak agar bisa diarahkan belajar yang efektif dirumah dan dapat mengarahkan anak bersekolah ditempat sekolah yang bisa mengembangkan potensinya, seperti anak Kinestetik maka lebih cendrung memilih sekolah atau kuliah yang lebih banyak praktiknya, anak Auditori lebih cocok memilih sekolah atau kuliah yang lebih kepada mengasah komunikasi dan penlarannya, sedangkan anak visual lebih cenderung cocok masuk sekolah dan kuliah jurusan yang mengasah kreativitas desain visualnya dan lain sebagainya.
- Gaya belajar yang dimiliki anak bisa juga termasuk kombinasi atau campuran, seperti ada anak yang suka dijelaskan sambil prakrtik (Auditori-Kinestetik), ada anak yang suka dijelaskan sambil melihat tutorial (Auditori-Visual), ada juga anak lebih suka praktik sambil melihat contoh tanpa harus dijelaskan (Kinestetik-Visual) dan lain sebagainya.
- Antara orang tua dan anak tidak mesti otomatis sama gaya belajarnya, oleh karena itu jangan pernah memaksakan anak sama dengan kita sebagai orang tua ataupun kita sebagai guru, marilah kita saling menghargai perbedaan gaya belajar anak kita tercinta tersebut.
Penulis: Anwar Zain, S.Pd.I., M.Pd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H