Mohon tunggu...
Anwar Zain
Anwar Zain Mohon Tunggu... Lainnya - Pengajar

Berkarya untuk bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Apakah Anak Memiliki Seni?

14 Juni 2024   14:03 Diperbarui: 14 Juni 2024   22:03 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: PAUD Jateng

Apakah Anak Memiliki Seni ?

Diantara beberapa potensi yang ada pada diri anak ialah potensi seni. Apa itu seni pada anak?. Seni itu ialah sifat, ekspresi dan keterampilan yang ditampilkan dan dihasilkan anak yang memiliki nilai "keindahan". Keindahan bisa relatif subjektif dan bisa juga objektif, karena tergantung sudut pandang, misal: anak merasa bagus dan indah dengan baju yang dipilihnya untuk dipakai, tapi bisa saja menurut teman yang lain tidak bagus atau tidak indah, ini merupakan seni yang subjektif, sama halnya dengan selera warna ada yang suka warna pink bagi perempuan tetapi ada juga yang tidak suka warna pink.

sumber gambar: Wernes
sumber gambar: Wernes

Seni yang relatif dinilai objektif ialah kecendrungan kepada hasil keterampilan, misalkan anak membuat hewan-hewanan dari plastisin, hasil anak membuat hewan tersebut sangat mirip dan menarik serta unik, maka inilah disebut seni dalam keterampilan.

Seni merupakan hasil dari subjektivitas anak dalam mengekspresikan keinginan dan idenya dalam membuat sesutu yang bernilai "Indah". Point seni pada konteks ini adalah "keindahan", tetapi yang namanya keindahan sangat relatif, maka untuk membatasi seni yang baik pada anak usia dini tersebut adalah pembatasnya pada nilai agama dan moral. 

sumber gambar: PAUD Jateng
sumber gambar: PAUD Jateng

Mengapa demikian, karena tidak jarang anak-anak sekarang atas dasar alasan seni mereka dapat memperbuat semaunya, misalkan menari dengan baju transparan atau terbuka, menggambar pada tubuh sebagai tato, hasil dari gambar dan menari memang indah, tetapi yang menjadi pertanyaan "Apakah perbuatannya itu melanggar nilai-nilai moral dan agama atau tidak?". Membuka aurat dan bertato merupakan pelanggaran dalam nilai agama, maka seni dalam hal itu tidak diperkenankan atau tidak bisa dijadikan sebagai alasan sebagai pengembangan seni.

KESIMPULAN:

  • Setiap anak mempunyai sifal potensi seni sebagai nilai "keindahan".
  • Pengembangan seni pada anak sangat tergantung pada peluang anak dalam mencoba dan melatih pada sejak dininya.
  • Seni merupakan selera anak, maka dari itu sepanjang selera anak itu tidak salah, maka orang tua jangan pernah memaksa atau menghentikan keinginannya dalam melakukan kegiatan seni tersebut.
  • Seni pada anak walaupun subjektif "keindahan" itu teragnatung selera, tetapi harus ada batasannya. Batasnnya itu yaitu apakah seni yang dilakukan anak itu melanggar nilai-nilai agama dan moral  atau tidak.

         Penulis: Anwar Zain, S.Pd.I.,M.Pd  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun