2. Pakaian itu sebagai penghias agar bagus dipandang
Fungsi utamanya pakaian ketika dipakai ialah untuk memperhias dan memperindah diri kita ketika dilihat oleh orang lain sebagai pemberi pesan bahwa diri kita bahagia, diri kita rapi dan diri kita terwat tercukupi sebagai pasangan suami-istri. Selayaknya suami memperindah istri dan sebaliknya istri memperbaguskan suaminya, artinya hikmah dalam ayat al-Baqarah 187 tersebut, pasangan suami-istri ketika keluar rumah bertemu dan berinteraksi dengan orang lain harusnya menyampaikan pesan yang bagus-bagus saja ketika ditanya hal-ihwal pasangannya, dalam artian jangan sampai "aib" pasangan dibuka dan dibicarakan dengan temannya diluar apalagi sampai terkesan ghibah terhadap pasangan sendiri.
Orang yang sering terbiasa membicarakan "aib" atau perilaku kekurangan pasangannya kepada orang lain/temannya hal itu berarti menandakan bahwa tidak lancar dan harmonisnya "Komunikasi Pasangan" sebagai intensitas layaknya suami istri. Islam sangat mengajarkan bahwa suami -- istri itu ialah syurganya pasangan, suami itu imamnya istri, dan suami itu pakaian istri dan juga istri pakaian suami, itu semuakan istilah pelajaran yang Islam ajrkan kepada kita dengan maksud agar semua hal-hal dalam rumah tangga harus "dibicarakan" wajib "dikomunikasikan" anatara suami-istri, jangan sampai perjumpaan suami istri hanya sebatas perjumpaan layaknya pertemanan dan bahkan hanya sebagai perjumpaan penyaluran keinginan "biologis" saja.
Jadikanlah pasangan kita sebagai pertimbangan dan bahkan penentu dalam menagmbil keputusan, jadikanlah pasangan kita sebagai orang yang utama ketika ada masalah untuk diminta masukan dan nasehat, jadikanlah pasangan kita sebagai saling memberikan masukan dari kekurang dan kekhilafan antar suami dan istri, jadikanlah pasangan kita itu sebagai visi-misi kebahagian hidup kita didunia sampai akhirat. Maka jangan kekurangan dan "aib" pasangan dipublikasikan dan tersebar dengan orang lain, sewajibnyalah saling menahan dan menutupinya walau mulut ini terkadang "gatal" untuk bercerita kepada orang lain.
Pandanglah pasangan kita sebagai pakaian kita, yang namanya pakaian adalah untuk saling "menutupi" dan untuk saling "memperindah" diri. Untuk menutup artikel ini saya mengutip pelajaran yang disampaikan Imam Nawawi dalam Tafsir Nawawi menjelaskan makna pakaian bagi pasangan suami istri yaitu "saling menutupi keburukan di antara keduanya" (Syaikh Nawawi, Tafsir An-Nawawi, Surabaya: Dar Al-Ilmi, juz I, hal. 49).
Penulias: Anwar Zain, S.Pd.I.,M.Pd