Dipemahaman orang-orang umum sebagian masih belum mengerti tentang apa itu PAUD. Ada yang memahmai PAUD itu sekolah KB (Kelompok Barmain), ada yang memahami PAUD sama dengan sekolah TK (Taman Kanak-Kanak), bahkan ada yang beranggap PAUD itu sekolah "asal" bisa menyanyi dan menari saja.
Padahal yang namanya PAUD itu adalah lembaga atau layanan pendidikan yang diberikan kepada anak yang berusia dari 0-6 tahun. Jadi, yang menjadi indikator PAUD itu ialah usia anaknya dan kegiatan pendidikan yang terjadi pada mereka.Â
Makanya lembabaga layanan PAUD banyak tidak hanya TK dan KB saja tapi semua kegiatan pendidikan yang diberikan kepada anak dari usia 0-6 tahun maka disebut kegiatan PAUD.
Ada beberapa layanan pendidikan ynag termasuk dalam PAUD yaitu: Taman Kanak-Kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), Satuan PAUD Sejenis (SPS), Satuan, Pendidikan Kerjasama TK (SPK TK), Satuan Pendidikan Kerjasama KB (SPK KB), Raudhatul Athfal (RA), Taman Seminari, Taman Pendidikan Al-Qur'an, Posyandu, dan Kegiatan pendidikan anak lainnya.
Kemudian, yang menjadi pertanyaan untuk apa anak sekolah PAUD? Jawbannya ini bisa kita maknai dengan membaca pengertian PAUD dalam Permendikb No. 146 Tahun 2014.
PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai  dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan  rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Inti dari pengertian PAUD dalam Permendikbud tersbut ialah pada kalimat "membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan  rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut".
Kegiatan layanan PAUD itu ingin membantu anak agar mempunyai kesiapan sebelum masuk sekolah SD (Sekolah Dasar) agar sudah siap dan mandiri beradaptasi dengan kegiatan sekolah dalam hal eksplorasi pengembangan potensi diri baik jasmani dan rohani / jiwa dan raga.
Kalaulah PAUD hanya bertujuan agar anak bisa CALISTUNG (membaca, menulis dan berhitung) sangat sempit dan mudah diera kecanggihan pembelajaran sekarang ini yang berbasis digital dan IT. Anak cukup melihat TV dan Youtube tentang cara belajar CALISTUNG sudah selesai akan bisa.Â
Tapi yang namanya pengembangan diri anak usia dini itu keperluannya bukannya hanya CALISTUNG itu hanya bagian kecil dari potensi yang ada dalam dirinya, banyak lagi potensi diri anak itu yang harus dikembangkan yang mana salah satu caranya dengan anak bersekolah di layanan lembaga PAUD.Â
Contoh kecil anak agar bisa berkembang aspek perkembangan Sosial-Emosionalnya dalam hal ini anak agar bisa berbagi, menghargai orang lain, terbiasa antri /sabar, peduli dan sayang dengan sesama dan perilaku baik lainnya, apakah ini bisa didapat hanya dengan menonoton TV dan Youtube, tidak bisa.
Haruslah agar anak itu bisa bersosial dengan cara langsung anak ditemankan dengan anak-anak lainnya untuk bisa berteman bagaimana cara bergantian tidak egois, bagaimana rasanya berkelompok main bersama, bagaimana peduli dengan teman ketika temannya sedih, bagaimana harus berbagi dengan temannya agar merasakan kebersamaan, bagaimana harus menghargai dan berbuat baik dengan temannya dan lain sebagainya.Â
Ini semua akan bisa anak kembangkan apabila anak mengikuti kegiatan pengalaman pembelajaran melaui interaksi sosial yang salah satunya dalam komunitas kegiatan pembelajaran di lembaga layanan PAUD.
Karena yang namanya belajar dengan sosok manusia itu akan menghasilkan perbedaan dengan belajar dengan sosok benda, yaitu ketika anak belajar berteman berarti ia sedang belajar bagaimana memanusiakan manusia, tp kalau anak hanya belajar dengan sosok benda maka anak hanya cendrung memaknai bahwa benda itu terserah kita mau diapakan dan sealamanya benda itu tidak sama dengan manusia.Â
Maka ajarkanlah anak-anak kita belajar dengan berinteraksi dengan manusia agar menjadi anak yang memahami menjadi manusia sosial diantaranya itu ialah dengan memasukkan mereka ke sekolah atau kegiatan pendidikan lainnya baik formal ataupun non-formal.
Penulis: Anwar Zain, S.Pd.I.,M.Pd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H