Mohon tunggu...
Anwar Zain
Anwar Zain Mohon Tunggu... Lainnya - Pengajar

Berkarya untuk bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Jangan Pernah Katakan "Ini Anak Kebobolan"

11 Februari 2024   00:30 Diperbarui: 11 Februari 2024   06:11 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan Pernah Katakan "Ini Anak Kebobolan"

Ada fenomena yang menarik dan yang kadang kita jumpai terkait kehamilan seorang istri yang dikarena "lalai" dalam menggunakan alat kontrasepsi atau KB (Keluarga Berencana) dimana ada terkeluarkan istilah "Kebobolan" dikarenakan mungkin lupa meminum obat atau lupa bersuntik dan lain sebagainya dalam hal menggunkan alat kontrasepsi. Sampai-sampai setelah lahir nanntinya anak itu secara "guyon" dikatakan orang tuanya sebagai "anak  kebobolan".

sumber gambar: Pngtree
sumber gambar: Pngtree

Bagi saya tidak sependapat dengan istilah "anak kebobolan" tersebut, karena anak itu adalah titipan dari Allah SWT yang secara Fithrah ia suci dan baik. Jangan pernah kita labeling atau dicap sebagai "anak kebobolan". 

Semestinya orang tua walaupun secara kejadian kehamilannya tersebut karena kelalaian dalam menggunakan alat kontrasepsi, cukuplah itu sebagai pembicaraan antar suami dan istri saja sebagai rahasia. 

Ketika orang lain bertanya mengapa anda hamil ?!, akui saja memang ini rezeki anugerah dari Allah SWT. Karena orang lain pun tidak akan tahu kehamilan itu dikarena apakah lalai atau memang disengaja.

 sumber gambar: Islmai.co
 sumber gambar: Islmai.co

Secara Islam memang terjadi perbedaan pendapat terkait hukum menggunakan alat kontrasepsi atau KB ini, tetapai diantara pendapat tersebut ada yang membolehkan sebagai dasar menggunakan KB untuk menunda kehamilan ataupun merencanakan waktu yang tepat untuk mempunyai anak. Sebagaimana Hadits Nabi riwayat Imam Muslim:

"Kami dahulu melakukan 'azl(mengeluarkan sperna diluar kemaluan istri) di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan sampai ke telinga beliau, namun beliau tidak melarangnya" (HR. Muslim no. 1440).

sumber gambar: majalah Suara Pendidikan
sumber gambar: majalah Suara Pendidikan

Dalam konteks pendidikan anak usia dini, Haram hukumnya melabeling atau "mencap" anak dengan sesuatu yang tidak baik. Apalagi konotasi "anak kebobolan" itu bisa melebar tafsir negatifnya. 

Seandainya cap "anak kebobolan" ini nanti terus berlanjut sampai anak itu sekolah PAUD (4-6), masih dilontarkan oleh orang-orang disekitarnya sebagai "anak kebobolan"walaupun secara guyon, maka akan berdampak rentan perasaannya tidak nyaman, sakit hati, tidak percaya diri bahkan menjadi beban tersendiri yang mengganggu perkembangan aspek sosial-emosional anak.

Perlu kita muhasabah dan renungi sejenak terkait sebuah "kehamilan", karena yang namanya seorang perempuan hamil itu bukan hanya semata-mata tentang hubungan suami-istri (jimak), tetapi disitu ada unsur intervensi "Ilahiyah" karena anak yang ada dikandungan seorang perempuan itu lebih banyak cerita takdir kekuasaan Allah SWT dibandingkan ikhtiar manusia, karena anak itu adalah anugerah dari Allah SWT. Sebagaimana dalam al-Qur'an Surat Asy-Syura ayat 49-50

Artinya "Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki".

Sumber gambar: Anakku.Id
Sumber gambar: Anakku.Id

Artinya: Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.

Input sumber gambar: Beutynesia
Input sumber gambar: Beutynesia

Tidak semua orang bernasib baik dan istimewa setelah menikah mendapatkan anak sebagai buah hati. Cobalah kita lihat dan rasakan betapa banyaknya saudara-saudara kita seiman yang setelah menikah sampai sekarang bertahun-tahun bahkan sampai puluhan tahun belum dikaruniai seorang anak sebagai buah hati pelengkap kebahagian dalam membangun rumah tangga yang diidam-idamkan.

sumber gambar: Alodokter
sumber gambar: Alodokter

 sumber gambar: Aswaja Dewata
 sumber gambar: Aswaja Dewata

Coba kita refleksi kisah Nabi Zakaria yang tertera didalam al-Qur'an, beliau termasuk Nabi yang sangat lama hingga berusia tua mendamba-dambakan seorang anak sebagai buah hati dan penerus perjuangan kenabian.

Sampai-sampai istri beliau dikatakan sebagai orang yang mandul. Tetapi Nabi Zakaria sadar betul bahwa tentang "kehamilan" itu tidak semata-mata cerita ikhtiar hubungan suami Istri (Jimak), tetapi ada unsur kekuasaaan Allah SWT yang terkuat dalam hal itu. Maka Nabi Zakaria tidak pernah putus asa berharap dan memanjatkan do'a kepada Allah SWT sebagaimana berikut Do'a Pertama dalam surah Al-Anbiya ayat 89:

Artinya: (Ingatlah) Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris.

Do'a Nabi Zakaria kedua dalam surah Ali Imron ayat 38

  Artinya: "Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisiMu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa."

 Do'a-do'a itu selalau Nabi Zakaria panjatkan, maka sampailah waktunya tiba Allah kabulkan permintaan do'a beliau dalam Surah Maryam ayat 7-8

  Artinya: "(Allah berfirman), "Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya."

  Artinya: "Dia (Zakaria) berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak, padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?".

 M. Khalilurrahman Al Mahfani dalam bukunya Keutamaan Doa & Dzikir Untuk Hidup Bahagia Sejahtera dikatakan bahwa usia Nabi Zakaria diberi keturunan tersebut sudah menginjak usia tua renta sekitar usia 100 tahun. MasyaAllah.

 sumber gambar: Hai Bunda
 sumber gambar: Hai Bunda

Selain Nabi Zakaria ada juga Nabi Ibrahim yang lama sekali menginginkan istrinya hamil untuk mendapatkan dzuriayat keturunan, dan sampai-sampai Istri beliau pertama Siti Sarah mempersilahkan suaminya yaitu Nabi Ibrahim untuk menikahi wanita lain yaitu Siti Hajar agar bisa kiranya mempunyai keturunan sebagai penerus kenabian. Maka salah satu ikhtiar Nabi Ibrahim yaitu selalu memanjatkan do'a sebagaimana dalam surah Surah As Saffat ayat 100 do'a pertama:

Artinya: "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang sholeh."

Kemudian do'a Nabi Ibrahim kedua dalam Surah Ibrahim ayat 40

Artinya: Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.".

sumber gambar: GeloraJatim
sumber gambar: GeloraJatim

I'tibar atau pelajaran yang dapat kita ambil dalam paparan dan hikmah tersebut anatara lain:

  • Jangan pernah mengatakan "anak kebobolan" kepada orang-orang dari kehamilan istri sampai anak itu lahir, walaupun disebabkan "kelalaian" dalam menggunakan alat kontrasepsi /KB. Karena anak adalah anugerah dari Allah SWT bukan dari kebobolan yang membawa pada labeling nagatif.
  • Bagi pasangan suami istri yang belum dikarunia buah hati yaitu anak, jangan pernah putus asa berharap dan berdo'a kepada Sang Penentu Kekuasaan yaitu Allah SWT. Meskipun sacara medis mungkin tidak memungkinkan hamil, tetapi yang namanya kehamilan lebih besar unsur Takdir Ilhaiyah Allah SWT. Teruslah berikhtiar dan berdo'a sebagaimana do'a-do'a yang telah diajarkan oleh Nabi Zakaria dan Nabi Ibrahim 'Alaihimassalam. Semoga akan tibanya do'a-do'a yanga Bapak/Ibu panjatkan tersbut diijabah olah Allah SWT mempunyai keturunan buah hati anak yang sholeh dan sholehah. Amin Ya Robbal almain. Penulis: Anwar Zain, S.Pd.I,.M.Pd

sumber gambar: Sonora.Id
sumber gambar: Sonora.Id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun