Banyak kita temui anak-anak usia dini sudah diajarkan untuk menulis angka (simbol bilangan) baik itu di rumah dan di sekolah sampai  juga anak-anak dilatih untuk menghafal mengucapkan angka (Simbol Bilangan). Bahkan sampai ada orang tua berinisiatif memasukan anak-anaknya les-privat agar bisa berhitung secara simbol bilangan meskipun masih anak usia dini.
Kalau dilihat dari aspek kurikulum merdeka sekarang mengajarkan bilangan angka (simbol bilangan) tidak dilarang. Tetapi pilihan pembelajaran itu harus mempunyai prinsip logis-runut sesuai kemampuan anak.
Kalau begitu, yang tepat secara logis-runut itu apa yang harus diajarkan kepada anak pada aspek bilangan ini ? Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita lihat dalam keperluan anak dalam sehari-hari apa yang anak gunakan terkait bilangan.
Anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya dalam tahap awalnya lebih menggunakan Fungsi Bilangan bukan Simbol Bilangan, seperti: anak meminta ibunya beli permen 2 atau 3 buah, anak mengerti ketika diminta orang tuanya mengambilkan beberapa buah benda, anak paham berapa jumlah matanya, berapa tangannya, berapa telinganya, berapa jumlah bukunya dan lain-lain.
Oleh karena itu, sebenarnya yang paling penting dalam aspek bilangan anak di usia dini itu lebih dahulu mengajarkan Fungsi Bilangan bukan Simbol Bilangan. Karena simbol itu adalah abstrak ia hanya "mewakili" jumlah bilangan yang ada didunia nyata. Siapa yang diwakilinya ? yaitu mewakili Fungsi Bilangan karena fungsi bilangan itu hal yang konkret sebagai pemahaman membilang anak dalam realitas kehidupannya.
Coba kita pahami, misalnya ada 3 buah bola di meja anak kemudian kita tulis dipapan tulis angka "3" dan tulisan "bola mainan".
Pertanyannya, manakah yang paling dahulu antara "3 bola mainan yang ada dimeja anak" ataukah tulisan "3 bola maianan di papan tulis" ?
Jawabannya jelas yang lebih dahulu adalah "3 bola mainan di atas meja anak". Oleh karena itu, yang paling awal dan terpenting anak diajarkan Fungsi Bilangan terlebih dahulu agar anak bisa memahami bahwa jumlah bola mainannya ada 3 di atas meja. Bukan mendahulukan mengajarkan simbol bilangan angka "3" secara tulisan dipapan tulis.
Dengan demikian, marilah kita merunut secara sistematis-logis apa yang tepat diajarkan kepada anak usia dini itu dengan bijak, agar kesiapan dan kematangan tahap perkembangan anak baik mental dan fisiknya bisa berkembang dengan baik dan seharusnmya.
Jangan pernah selalu memaksakan anak belajar sesuatu yang dia sendiri tidak memahaminya secara konret dalam kegunaannya dikehidupan  anak sehari-hari. Mungkin saja sesuatu yang kita ajarkan itu ada sesuatu yang kita terlewatkan secara tahap seharusnya mana yang lebih dahulu diajarkan dan mana yang dikemudian waktu dan masa kita terapkan.
Penulis: Anwar Zain, S.Pd.I.,M.Pd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H