Mohon tunggu...
ANWAR ERMAWADI
ANWAR ERMAWADI Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas I SDN Duri Pulo 10, Jakarta Pusat

Saya seorang Guru, Bekerja menjadi guru bukan hanya berbicara soal gaji, namun lebih dari itu guru memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan peradaban dan melahirkan generasi muda yang cerdas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modul 1.1.a.8 Kesimpulan dan Refleksi Filosofi Ki Hajar Dewantara

31 Agustus 2023   22:08 Diperbarui: 31 Agustus 2023   22:22 3109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

SALAM GURU PENGGERAK !!!

Hai rekan-rekan sekalian, perkenalkan nama saya Anwar Ermawadi peserta Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 9 Jakarta Pusat DKI Jakarta. Bersama Fasilitator Ibu Sukistiyani dan Pengajar Praktik Sugiati Minah, pada kesempatan kali ini saya ingin membuat tulisan sekaligus menyampaikan tentang koneksi antar materi, Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 Filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara.

Gambar: Peserta CGP Angkatan 9 Anwar Ermawadi/Dokpri

1. Pendidikan dan Pengajaran menurut Ki Hajar Dewantara

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu upaya atau usaha yang dilakukan untuk mengembangkan dan memajukan pendidikan budi pekerti atau karakter, pikiran, dan tubuh anak. Pendidikan juga menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota di masyarakat.

Sedangkan pembelajaran adalah bagian dari Pendidikan. Maka dari itu, pengajaran adalah Pendidikan dengan cara memberi ilmu atau pengetahuan, serta juga memberikan keterampilan kecakapan kepada anak-anak yang keduanya dapat memberikan manfaat bagi anak-anak baik secara lahir maupun batin.

Menurut KHD (2009) " Pendidikan dan Pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya". KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utamanya. Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa proses pendidikan meliputi 3 lingkungan yaitu keluarga, sekolah dan organisasi pemuda yang dikenal sebagai Tri Pusat Pendidikan.

2. Dasar-Dasar Pendidikan yang Menuntun

KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Tiga Filosofi pendidikan yang sangat populer dan bahkan menjadi semboyan pendidikan Indonesia adalah: 

Gambar: jabar.tribunnews.com
Gambar: jabar.tribunnews.com

Ing Ngarso Sung Tulodho. Yang artinya di depan menjadi teladan, di depan artinya adalah seorang pimpinan. Dengan kata lain seorang pimpinan harus mampu menjadi teladan. Ing Madyo Mangun Karso. Artinya ditengah-tengah kesibukan harus mampu membangkitkan dan memberi semangat Tut Wuri Handayani artinya seseorang harus mampu memberikan dorongan baik moral maupun semangat dari belakang.

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani.  Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.

3.  Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”

KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut

“Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21) 

Kodrat Anak - Merdeka

"Beratlah kemerdekaan itu! Bukan hanya tidak terperintah saja, akan tetapi harus juga dapat menegakan dirinya dan mengatur perikehidupannya dengan tertib" Artinya dalam konteks memerdekkan anak kita sebagai pendidik harus membimbing anak-anak dalam berperilaku yang baik.

4. Pendidikan yang Berpihak pada anak

Bagaimana yang disebut dengan pendidikan berpihak kepada murid? 

Kegiatan berbasi Project Kelas 6/Dokpri
Kegiatan berbasi Project Kelas 6/Dokpri

Pendidikan harus berpusat kepada murid itu sendiri. Dengan kata lain dalam proses pembelajaran murid lebih banyak aktif, bekerja dan bergerak. Murid bukanlah sebuah objek yang hanya menerima dan menerima saja, tetapi murid merupakan sebuah subjek yang bergerak aktif. Guru berfungsi sebagai fasilitator. Guru dapat memberikan sumber-sumber belajar yang relevan. Guru dapat mengarahkan murid untuk melakukan hal-hal dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru dapat menggali potensi murid dan mendorong sehingga setiap potensi murid dapat berkembang dengan baik. Guru bertugas untuk mengarahkan dan membimbing sehingga murid paham apa yang dapat dilakukan untuk pengembangan dirinya. Dengan pendidikan yang berpusat kepada murid maka murid akan menjadi sosok yang memiliki kemandirian. 

Selanjutnya perkenankan saya untuk menjawab pertanyaan pemantik untuk  menyimpulkan dan merefleksikan terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara: 

1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari modul 1.1?

Sebelum mempelajari modul 1.1 kebiasaan yang saya lakukan dalam proses pembelajaran antara lain :

a. Saya berfikir bahwasanya siswa harus mendengarkan penjelasan yang saya sampaikan terkait materi, siswa harus duduk tenang tanpa ada aktivitas lainnya.

b. Saya hanya berfokus pada penyelesaian kurikulum dan bagaimana siswa mendapa KKM, jadi lebih mengutamakan kemampuan kognitifnya tanpa memperhatikan perilaku murid.

c. Saya hanya menggunakan media dan bahan ajar seadanya seperti buku pelajaran/tema.

d. Saya kerap memberikan hukuman/sanksi kepada siswa yang tidak tertib atau membuat gaduh.

e. Saya juga jarang sekali dalam proses pembelajaran tidak menggunakan metode yang berpusat kepada anak.

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? 

Berdasarkan pada pemikiran pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, maka saya harus merubah pemikiran saya tentang pendidikan yang berpihak kepada anak dengan cara :

a. Merubah pemikiran bahwasanya guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, karena banyak sekali sumber-sumber belajar yang bisa anak gali sebagai bekal pengetahuan mereka yang bisa mereka dapatkan juga dari internet melalui smartphone atau laptop.

b. Merubah pemikiran bahwa pembelajaran terpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator, menuntun, membimbing juga sebagai pamong.

c. Merubah pemikiran bahwa saya harus mencari dan memperoleh media serta bahan ajar yang bervariasi tidak hanya materi yang terdapat pada buku tetapi bisa dari sumber lain.

d. Merubah perilaku menjadi pendidik yang lebih sabar dalam menghadapi perilaku siswa, tidak memberikan sanksi/hukuman yang memberatkan siswa. Memberikan kebebasan anak untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan kemampuan, minat, bakat dan kreatifitasnya.

e. Saya harus lebih banyak mempelajari metode-metode dan pendekatan yang berpusat pada anak dengan cara mengikuti pengembangan diri.

3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Setelah memahami modul 1.1 ini ada beberapa hal yang dapat saya terapkan agar pembelajaran di kelas dapat mencerminkan sesuai dengan pemikiran KHD diantaranya :

a. Merancang pembelajaran yang inovatif, kreatif dan interaktif dengan melibatkan siswa.

b. Menerapkan pembelajaran yang berdasarkan Kodrat Alam dan Zaman, dalam hal ini pembelajaran berdasarkan pada sosial budaya di wilayah DKI Jakarta.

c. Pembelajaran yang mengutamakan aspek budi pekerti.

d. Menerapkan sistem among (Menuntun siswa bukan menuntut)

Berdasarkan hal tersebut dapat saya berikan kesimpulan bahwa dalam proses pendidikan sebagai sorang pendidik saya harus mampu melakukan pembelajaran yang berpihak kepada anak, menuntun anak sesuai dengan kodrat alam dan zaman, mengajarkan budi pekerti untuk membentuk karakter anak yang baik.

Demikian pemikiran yang bisa saya tuliskan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi perhatian bagi saya khususnya dalam penulisan artikel ini. Mohon bimbingan dan arahannya. Terima Kasih

SALAM GURU PENGGERAK !!!

Wassalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun