Mohon tunggu...
Muhammad Anwar
Muhammad Anwar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melestarikan Budaya Peresean sebagai Pengembang Pendidikan Karakter

8 April 2016   16:08 Diperbarui: 8 April 2016   16:24 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

MUHAMMAD ANWAR

E1B013016

PPKN/VI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2015/2016

Budaya peresean merupakan salah satu deretan budaya yang dimiliki oleh suku sasak, budaya peresean ini lebih menekan pada mental atau keberanian seseorang sebagai simbol pria suku sasak memiliki keberanian yang tinggi. Budaya suku sasak ini memiliki ciri yaitu adanya keberanian dan menari yang diiringi dengan gamelan suku sasak. 

Budaya peresean yang tercipta oleh pendahulu atau nenek moyang suku sasak merupakan tujuan dari persiapan seseorang prajurit sebelum berperang, hal ini menjadi latihan prajurit zaman dahulu untuk melatih kemampuan berperangnya. Didalam suku sasak peresean juga diibaratkan sebagai pengikat tali persaudaraan antar pria suku sasak, terlihat jelas setelah melakukan tradisi ini kedau petarung harus bersalaman sebagai simbol persaudaraan untuk melestarikan tradisi perersean. 

Dalam tradisi suku sasak ini terjalin juga rasa persatuan dan persaudaraan antar pria lombok untuk menjaga silaturrahmi meskipun dalam tradisi terdapat unsur perkelahian akan tetapi lebih menguji keberanian dan mental. Setelah melakukan tradisi ini tentu kedua petarung harus saling berjabat tangan untuk menjaga tali persaudaraan antar suku sasak. 

Didaerah Kota Mataram, perlombaan perersean tetap diselenggarakan setiap tahunnya, pemerintah Kota Mataram sengaja menyelenggarakan hal tersebut sebagai salah satu cara untuk melestarikan budaya yang dimiliki oleh suku sasak atau masyarakat lombok untuk menjaga eksistensinya dalam perkembangan zaman yang semakin modern. Penyelenggaraan tersebut dilakukan pada bulan oktober kemarin yang bertempat di pure mayure cakranegara, penyelenggaraan ini sangat meriah dan banyak warga antusias untuk menyaksikan pagelaran pekan budaya sasak. 

Karakter yang ditanamkan dalam tradisi ini yaitu tanggung jawab, keberanian, jujur, kreatifitas dll, untuk itu para tokoh adat terus melestarikan tradisi ini agar menjadi salah satu cikal bakal perubahan yang diinginkan oleh pemertintah indonsia revolusi mental, sehingga para pelajar mendapatkan keberanian dan disiplin yang tinggi dalam menjalankan sesuatu dikehidupannya. Tradisi peresean sangat berpengaruh dengan berkembangnya karakter seseorang hal ini terlihat jelas dari siswa yang masih tawuran dan belum memiliki keberanian untuk berpendapat, maka tradisi ini mengajarkan agar berani melakukan sesuatu yang baik dan benar. 

Perkembangan sikap siswa saat ini masih rendah, hal terlihat dari masih banyak siswa yang tidak mau sekolah dan tidak berani berpendapat di dalam kelas, sehingga membuat pelajaran menjadi vakum dan tidak efisien,. Perlunya mental yang kuat dan kemamuan tinggi dalam menuntut ilmu agar mendapatkan proses dan hasil yang maksimal dalam mengikuti pelajaran, tradisi peresean mengajarkan akan keberanian dan mental yang kuat dalam menghadapi tantangan dimasa yang akan datang. 

Jadi, budaya atau tradisi peresean ini memiliki pengaruh terhadap perkembangan mental dan keberanian siswa jika budaya ini terus dilestarikan maka akan terbentuklah karakter siswa yang unggul, tegas, dan berani dalam mengahadapi era globalisasi, tidak lupa juga siswa menjadi tangguh untuk menatap masa depan yang cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun