KEDIRI - Memperingati Tahun Baru Islam, Kepala Desa Susuhbango, mahasiswa KKN IAIN Kediri, masyarakat tebar benih ikan ke Sungai Karangnongko, Desa Susuhbango. Sebanyak 20 Ribu benih Ikan Lele, Ikan Nila, dan jenis-jenis ikan lainnya disebar di sungai Karangnongko, Desa Susuhbango.Â
Penebaran benih ikan ini dilakukan Kepala Desa Susuhbango, Mahasiswa KKN IAIN Kediri, dan masyarakat untuk memperingati Tahun Baru Islam dan bertujuan untuk menjaga ekosistem sungai. Kepala Desa Susuhbango Siswanto, mengatakan dipilihnya penebaran bibit ikan di bulan Muharram bertujuan untuk melestarikan ikan disungai yang saat ini sudah punah, baiknya ekosistem di sungai, sambung dia, dapat berpengaruh kepada kehidupan masyarakat di Desa Susuhbango. Sebab, sungai menjadi salah satu bagian mata pencarian masyarakat.
"Dengan adanya ikan, pangan masyarakat tetap terjaga, karena dengan mengkonsumsi ikan protein masyarakat terjaga dan juga perekonomian dapat bergerak dengan baik," jelas dia. Dalam kesempatan itu pula, dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar aturan dalam menangkap ikan, baik itu menggunakan racun, setrum atau bom ikan karena dapat merusak ekosistem.
"Kegiatan tabur benih ikan ini bertujuan untuk melestarikan ikan Sungai yang saat ini sudah punah, kami pemerintah Desa, mahasiswa KKN IAIN Kediri dan elemen masyarakat ikut serta dalam melaksanakan tabur benih ikan. Tabur benih ikan  ini juga sebagai bentuk peringatan 1 Muharram, semoga kami semua menjadi lebih baik untuk kedepan nya, "papar Siswanto Rabu (19/7/2023).Â
Demi menjaga kelestarian bibit ikan yang ditebar ketua KKN IAIN Kediri Desa Susuhbango, Muhammad Rizal menghimbau kepada masyarakat Desa Susuhbango agar menjaga ekosistem dan menjaga kelestarian sungai. Mahasiswa KKN IAIN Kediri juga mewanti-wanti masyarakat agar tidak tergesa-gesa menangkap atau menjaringnya. Diperkirakan, tujuh sampai delapan bulan lagi ikan sudah besar dan berkembang biak. Bila sudah waktunya, masyarakat dan petani nelayan rakyat mengambil ikan  di sungai. Hanya saja jangan memakai jala pukat harimau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H