Keduanya mempunyai tempat di hati mereka. Keduanya memiliki kedudukan yang terhormat di sisi mereka. Tidaklah seorang pun dari mereka, melainkan memuliakan keduanya. Tidaklah seorang pun dari mereka melainkan mencintai keduanya. Ada cahaya pada keduanya. Ada hidayah di dalamnya.
Ya, inilah dua kitab yang menjadi pedoman bagi umat islam dalam beragama. Dua kitab yang menjadi rujukan dalam urusan din mereka. Dua kitab yang mengandung petuah dan petunjuk dari Nabi mereka. Dua kitab tersahih setelah kitab mereka yang paling utama yaitu Al-Quran. Dua kitab itu tidak lain dan tidak bukan adalah Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
Imam An-Nawawi berkata, “Para ulama-semoga Allah Ta’ala merahmati mereka-telah bersepakat bahwa kitab yang paling shahih setelah Al-Qur'anul ‘Aziz adalah kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Kedua kitab itu telah terbukti diterima dengan lapang dada dan tangan terbuka oleh ummat Islam. ” (Muqaddimah Syarh Shahih Muslim)
Beliau jugamenjelaskan:
“Karya hadits yang dianggap paling sahih, bahkan dianggap memiliki otoritas mutlak dalam dunia ilmu pengetahuan Islam adalah dua kitab Ash-shahih yang telah disusun oleh dua imam besar yakni Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma'il Al Bukhari dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj Al Qusyairi-semoga Allah meridai keduanya-.Tidak ada karya hadits yang mampu menyaingi kedua kitab induk ini. ” ( Muqaddimah Syarh Shahih Muslim)
Imam Ibnu Shalah pun menguatkan apa yang beliau katakan:
“Semua hadits yang oleh Muslim-semoga Allah Ta’ala merahmatinya- telah dianggap sebagai hadits shahih di dalam kitab ini, maka derajat keshahihannya bisa dikatakan pasti dan bisa dipertanggung jawabkan secara teoritis (ilmiyah). Begitu juga dengan hadits-hadits yang oleh Al Bukhari telah ditetapkan sebagai hadits shahih di dalam kitab Ash-Shahihnya.Hal ini karena ummat telah menerima kualitas shahih kedua kitab tersebut secara ijma'. ” (Muqaddimah Syarh Shahih Muslim)
Kesahihan hadits-hadits dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim adalah sesuatu yang pasti dan bukan samar-samar. Dan ini telah menjadi ijma’ (kesepakatan) ulama dan umat islam. Karena itu, wajib bagi setiap muslim untuk menerima kedua kitab itu. Sebab, keduanya benar-benar berisi sabda Nabi kita صلى الله عليه وسلم. Siapa yang menerima dan mengamalkan sabda beliau, sungguh pasti beruntunglah ia. Sebaliknya, siapa yang menolak sabda beliau dan tidak mau mengamalkannya, sungguh, pasti celaka, celaka dan celakalah ia.
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. ” (QS. An-Nisa: 115)
sumber dari sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H