Mohon tunggu...
Anung Galih Sutanto
Anung Galih Sutanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sangat suka sekali dengan kegiatan lapangan dan sangat tertarik dengan selaga informasi terkini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Storynomics Khas Banyumasan

12 September 2022   10:42 Diperbarui: 12 September 2022   11:22 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kawasan ini terdapat banyak cagar budaya warisan sejarah baik berupa benda, bangunan dan strukturnya, situs dan kawasan itu sendiri yang penuh dengan nilai sejarah (Bappedalitbang Kabupaten Banyumas, 2021). Potensi wisata sejarah di kawasan Banyumas lama ini didukung dengan adanya warisan naskah kuno Babad Banyumas yang jumlahnya tidak kurang dari 65 versi atau varian (Sugeng Priyadi). 

Naskah yang aslinya dengan aksara jawa yang sebagai sumber narasi sejarah yang sangat kaya untuk diceritakan untuk regenerasi keberlanjutan dari kuatnya kebudayaan banyumasan. Terlebih, sekarang Babad Banyumas telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh budayawan lokal Nasirun Purwokartun sehingga lebih mudah dipahami kisah dan hikmahnya.

Pendekatan storynomics tourism merupakan strategi pembangunan komunikasi yang sangat menarik dan kekinian, namun hal ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan membutuhkan kolaborasi lintas sektor untuk terlibat, mulai dari kementerian dan lembaga terkait, pemerintah daerah, dan komunitas lokal seperti pokdarwis dan bumdes untuk mengelola destinasi wisata (Irfan Wahid, Tribunnews.com, 2019). 

Perguruan tinggi juga termasuk yang harus menjadi bagian yang harus berperan aktif dalam kolaborasi pentahelix yang masif dan menjadikan program ini untuk memfasilitasi edukasi, penguatan kapasitas dan pendampingan khususnya bagi komunitas local yang masih minim dari perkembangan zaman maupun kiat-kiat tentang Storynomics tourism.

Strategi Storynomics membutuhkan sumber daya manusia yang tidak saja memahami tentang pengelolaan layanan wisata, namun lebih dari itu juga memiliki dalam memahami literasi sejarah dan budaya Banyumas sekaligus kemampuan narasi storytelling yang memadai baik dari aspek lokal dan asing. 

Namun pelatihan terkait penguatan sumber daya manusia untuk pariwisata khususnya pada masyarakat lokal masih terbatas di tengah masifnya segala informasi dan kecanggihan teknologi di zaman sekarang. 

Menyadari hal ini, Dosen UIN Saizu Purwokerto terpanggil untuk melakukan pengabdian dalam upaya mengatasi keresehan mengenai kurang berkembangnya daerah-daerah sejarah yang muatannya ke arah daerah wisata, maka untuk mengembangkan kapasitas kepariwisataan komunitas lokal terutama pada aspek literasi dan kompetensi yang mendukung storynomics tourism yang berdampak.

Pengabdian masyarakat ini diwujudkan dalam bentuk pelatihan akselerasi dalam 2 hari yang dibagi menjadi 2 kegiatan, yaitu ada program untuk Oral Storytelling (mendongeng) dan Digital Storytelling (Fotografi dan Videografi) dengan konten cerita Babad Banyumas, dengan narasumber Nasirun yang merupakan Budayawan Banyumas, penulis dongeng Babad Banyumas dan pegiat literasi sejarah lokal yang memiliki khas mendongeng dengan wayang animasi yang menjadikan mudah dipahami serta terbawa suasana sejarah dan Taufan Wijaya, S.Sos, M.A., dosen sekaligus Profesional Digital Storytelling dari Universitas Multimedia Nusantara Tangerang (Kompas grup). 

Pelatihan mendongeng diikuti oleh guru-guru Paud, TK dan SD, sementara pelatihan fotografi dan videografi mengundang pemuda-pemudi pengerak desa wisata yang kesemuanya tinggal di sekitar kecamatan Banyumas dan mahasiswa umumnya yang memang tertarik ke arah Digital Storynomics Tourism. Tujuan dari pelaksanaan pelatihan storynomics tourism tercapai dengan hasil memuaskan. Hasilnya bahkan lebih dari yang diekspektasikan dari tujuan awal. 

Masyarakat sangat antusias terhadap konsep storynomics tourism dan ingin mendapatkan pendampingan lanjutan untuk tindak lanjut pelatihan. Beberapa saran dari masyarakat untuk tindak lanjut pelatihan antara lain pendampingan pembuatan konten, pricing, dan juga marketing. 

Apalagi semua peserta materi mendongeng sangat antusian untuk mengembangkan budaya mendongeng ini sebagai pendongkrak potensi-potensi lokasl yang berkaitan dengan wisata sejarah, religi dan kebudayaan juga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun