Pernah nggak sih, kamu duduk diam, terus tiba-tiba kepikiran, "Kenapa sih, kita bisa bingung?" Itu aneh, ya nggak? Kamu nggak sedang mengerjakan apa-apa, hanya duduk, dan tiba-tiba pikiran kamu mulai berputar-putar memikirkan tentang kenapa kamu bisa bingung. Dan semakin kamu memikirkan itu, semakin bingung kamu jadinya. Bingung? Iya, bingung mikirin kebingungan yang sebenarnya belum tentu perlu dipikirkan. Tapi, kenapa bisa gitu ya? Kenapa manusia suka banget mikir soal yang bikin bingung? Apakah bingung itu sendiri sebenarnya mikirin kita? Atau justru kita yang terlalu sibuk mikirin hal-hal yang nggak perlu dipikirin? Eh, tunggu dulu. Kenapa aku jadi bingung sendiri?
Tapi coba kita renungkan sejenak. Kalau manusia nggak pernah bingung, lalu apakah mereka akan tahu apa itu bingung? Bisa nggak ya kita hidup tanpa bingung? Mungkin iya, tapi mungkin juga tidak. Siapa yang bisa tahu pasti? Kalau kita nggak pernah bingung, kita pasti akan kebingungan mencari tahu apa itu bingung, karena kita nggak pernah mengalami kebingungan. Bingung kan? Nah, itulah! Kebingungan itu muncul karena kita ingin tahu sesuatu yang mungkin nggak ada jawabannya.
Lalu, kenapa kita harus mikirin bingung? Apakah ada kebingungan di luar sana yang begitu penting sampai-sampai kita harus meluangkan waktu memikirkannya? Atau mungkin bingung itu sendiri bingung kenapa kita bisa bingung? Misalnya, kita bilang, "Ah, saya bingung kenapa saya bingung," terus bingungnya malah bingung kenapa dia bikin kita bingung. Mungkin sebenarnya bingung itu nggak mau kita bingung. Tapi karena kita selalu mikirin kebingungan, jadinya dia malah nggak tahu lagi harus ngapain, jadi bikin kita tambah bingung.
Sekarang pertanyaan yang lebih besar muncul: Apa ada cara untuk nggak bingung? Mungkin ada, tapi bagaimana caranya? Apakah kita harus berhenti mikirin bingung biar nggak bingung? Tapi masalahnya, begitu kita mencoba nggak mikirin bingung, kita malah mikirin kenapa kita harus nggak mikirin bingung. Itu kan sama aja bikin bingung lagi! Kalau kita mencoba buat nggak bingung, tapi dengan mikir soal cara biar nggak bingung, bukankah itu tetap bikin kita bingung? Kok rasanya nggak ada jalan keluar ya?
Dan sekarang aku mulai berpikir, mungkin kita memang diciptakan untuk bingung. Ya, mungkin dunia ini memang tempatnya kebingungan. Semua orang bingung, semuanya memikirkan sesuatu yang bikin bingung, tapi mereka nggak sadar bahwa mereka bingung. Jadi, yang bingung cuma sadar kalau mereka bingung, sementara yang nggak bingung... eh, mereka mungkin bingung juga, tapi nggak sadar kalau mereka bingung.
Lihat aja, setiap hari ada saja hal-hal yang bikin kita bingung. Dari hal sepele kayak "Mau makan apa hari ini?" sampai hal besar kayak "Apa tujuan hidupku sebenarnya?" Dan anehnya, semakin kita mikirin jawabannya, semakin bingung jadinya. Mau makan apa, ya? Kalau aku makan ini, nanti gimana? Kalau makan yang itu, apa bakal kenyang? Tapi kalau nggak makan apa-apa, kan malah lapar. Terus apa dong solusinya? Dan saat itulah kebingungan menyerang lagi, tanpa kita sadari.
Jadi, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus menerima kebingungan ini? Atau kita harus terus berusaha mencari cara untuk nggak bingung? Tapi, lagi-lagi, kalau kita terlalu fokus mencari cara buat nggak bingung, bukankah itu malah bikin bingung lagi? Ah, sudahlah. Memikirkan cara untuk nggak bingung saja sudah bikin bingung. Mungkin memang tugas kebingungan adalah membuat kita bingung, dan kita nggak bisa lepas dari itu.
Sekarang coba pikir: Kalau bingung adalah bagian dari hidup kita, apakah mungkin bingung itu juga punya perasaan? Apa mungkin bingung sebenarnya nggak mau bikin kita bingung? Mungkin dia malah sedih karena dia terus disalahkan atas semua kebingungan yang kita alami. Tapi karena itulah tugasnya, bingung nggak punya pilihan selain bikin kita bingung. Jadi, jangan salahkan bingung, karena dia hanya menjalankan tugasnya.
Eh, tapi sebentar. Tau dari mana kalau bingung nggak mikirin kita? Bisa jadi bingung itu sebenarnya juga bingung kenapa kita mikirin dia. Dia mungkin bertanya, "Kenapa sih mereka selalu mikirin aku? Aku cuma bingung, aku nggak minta dipikirin kok." Dan kalau bingung mulai mikir kayak gitu, dia akan tambah bingung. Tuh kan, jadinya kita semua bingung. Bingung mikirin bingung yang mikirin kita yang mikirin bingung.
Aduh, pusing nggak? Aku aja udah mulai bingung. Tapi di situlah poinnya. Bingung memang nggak bisa dipahami sepenuhnya, dan mungkin kita nggak perlu berusaha memahaminya. Bingung memang ada, dan tugasnya adalah bikin kita bingung. Jadi, kalau kita bingung, ya terima saja. Itu artinya bingung lagi melakukan tugasnya dengan baik.
Kesimpulannya? Nggak ada! Karena bagaimana bisa kita bikin kesimpulan kalau dari awal kita udah bingung? Ah, sudahlah. Lebih baik kita biarkan kebingungan bekerja seperti biasa. Lagipula, siapa sih yang nggak pernah bingung?
Sampai di sini, kalau kamu masih mikirin kenapa bingung bikin bingung, mungkin saatnya berhenti. Jangan-jangan, kamu udah masuk ke dalam lingkaran bingung yang nggak ada ujungnya. Tapi, hei, jangan khawatir. Semua orang juga bingung kok. Bahkan mungkin aku pun sekarang bingung kenapa aku nulis ini. Ah, sudahlah. Toh, pada akhirnya bingung juga nggak mikirin kita, kan?
Atau mungkin…?
Begini, setelah kamu menerima bahwa kebingungan itu nggak ada akhirnya, ada pertanyaan besar yang mungkin terlintas di kepala kamu: "Jadi, aku harus gimana sekarang?" Ya, gimana lagi kalau bukan kembali memikirkan kebingungan? Karena, mau gimana pun kamu coba, kebingungan itu kayak bayangan yang selalu ngikutin. Kamu bisa lari dari bayangan kamu? Nggak bisa, kan? Sama seperti kebingungan.
Mungkin kamu berpikir, "Oke, aku akan berhenti mikirin hal-hal yang bikin aku bingung." Tapi, coba pikir lagi. Kalau kamu berhenti mikirin kebingungan, bukankah itu artinya kamu malah mulai mikir lagi, "Kenapa aku nggak mikirin hal-hal yang bikin aku bingung?" Jadi ya, pada akhirnya kamu tetap bingung. Kamu cuma ganti satu kebingungan dengan kebingungan lain. Lucu, kan?
Nah, masalahnya di sini adalah, semakin kamu berusaha keluar dari kebingungan, semakin kamu terseret ke dalamnya. Coba bayangin kamu sedang terjebak dalam pasir hisap. Logika kamu bilang, "Berhenti bergerak, nanti tenggelam makin dalam." Tapi insting kamu teriak, "Gerak terus! Harus keluar dari sini!" Dan apa yang terjadi? Kamu malah tenggelam makin dalam. Itu yang terjadi dengan kebingungan. Kamu terlalu banyak bergerak, terlalu banyak mikir, dan kebingungan malah semakin mendalam.
Sekarang, bayangkan ini: Kamu sedang duduk sendirian, tenang, dan tiba-tiba terpikir, "Apa aku beneran ada?" Serius. Pernah nggak kamu kepikiran kayak gitu? Terus kamu mulai mikir, "Bagaimana kalau sebenarnya semua ini cuma mimpi?" Tapi kalau ini mimpi, siapa yang lagi mimpi? Dan kalau kamu sadar kamu lagi mimpi, apa kamu beneran bisa keluar dari mimpi itu? Eh, jangan-jangan kebingungan ini adalah mimpinya? Atau malah kebingungan yang lagi mimpiin kita? Dan begitu kamu coba bangun dari mimpi itu, kamu sadar kalau ternyata kamu masih ada di dalam kebingungan yang sama. Yah, selamat datang di labirin kebingungan yang nggak ada ujungnya.
Kamu mungkin sekarang mikir, "Ah, ini terlalu rumit. Nggak mungkin aku bisa keluar dari kebingungan ini." Tapi coba deh, pikirkan sebentar: Apakah benar kita harus keluar dari kebingungan? Atau mungkin kita seharusnya justru tinggal di dalamnya? Siapa tahu, hidup ini sebenarnya adalah tentang belajar untuk nyaman dengan kebingungan. Jadi, kalau kamu bingung, ya terima saja. Mungkin hidup tanpa kebingungan malah akan terasa kosong. Mungkin kebingungan itu yang bikin hidup kita punya warna, meskipun warnanya kadang kayak adonan cat yang semua warna dicampur jadi satu — ya, bikin pusing kepala.
Lalu, kalau kamu masih nekat ingin keluar dari kebingungan ini, ada satu hal yang mungkin bisa kamu coba. Tapi hati-hati, ini bisa bikin kamu bingung lebih parah lagi. Caranya adalah dengan bertanya ke diri sendiri: "Kalau aku nggak bingung, aku mau ngapain?" Dan saat kamu coba jawab pertanyaan itu, eh, kamu sadar kalau nggak ada jawaban yang jelas. Lalu, balik lagi ke kebingungan.
Jadi, gimana? Mau terus mikirin kenapa kamu bingung, atau kamu terima aja bahwa mungkin kebingungan ini adalah bagian dari diri kita yang nggak bisa dilepaskan? Karena, pada akhirnya, kamu mungkin akan bingung soal kebingungan, bingung kenapa kamu bingung, bingung apa yang harus dilakukan dengan kebingungan itu, dan — akhirnya — bingung kenapa kamu baca artikel ini sampai habis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H