Mohon tunggu...
Celotehan Gabut
Celotehan Gabut Mohon Tunggu... Editor - Seniman

Saya seorang manusia yang hobby menuangkan keresahan melalui tulisan. Seperti menulis lirik, puisi, lagu dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Please, Jangan Dibaca! Kalo Lo pada Nggak Mau Jadi "Korban Selanjutnya" yang akan Bingung!

3 Oktober 2024   06:20 Diperbarui: 3 Oktober 2024   06:24 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bingung/dok. pri

Kesimpulannya? Nggak ada! Karena bagaimana bisa kita bikin kesimpulan kalau dari awal kita udah bingung? Ah, sudahlah. Lebih baik kita biarkan kebingungan bekerja seperti biasa. Lagipula, siapa sih yang nggak pernah bingung?

Sampai di sini, kalau kamu masih mikirin kenapa bingung bikin bingung, mungkin saatnya berhenti. Jangan-jangan, kamu udah masuk ke dalam lingkaran bingung yang nggak ada ujungnya. Tapi, hei, jangan khawatir. Semua orang juga bingung kok. Bahkan mungkin aku pun sekarang bingung kenapa aku nulis ini. Ah, sudahlah. Toh, pada akhirnya bingung juga nggak mikirin kita, kan?

Atau mungkin…?

Begini, setelah kamu menerima bahwa kebingungan itu nggak ada akhirnya, ada pertanyaan besar yang mungkin terlintas di kepala kamu: "Jadi, aku harus gimana sekarang?" Ya, gimana lagi kalau bukan kembali memikirkan kebingungan? Karena, mau gimana pun kamu coba, kebingungan itu kayak bayangan yang selalu ngikutin. Kamu bisa lari dari bayangan kamu? Nggak bisa, kan? Sama seperti kebingungan.

Mungkin kamu berpikir, "Oke, aku akan berhenti mikirin hal-hal yang bikin aku bingung." Tapi, coba pikir lagi. Kalau kamu berhenti mikirin kebingungan, bukankah itu artinya kamu malah mulai mikir lagi, "Kenapa aku nggak mikirin hal-hal yang bikin aku bingung?" Jadi ya, pada akhirnya kamu tetap bingung. Kamu cuma ganti satu kebingungan dengan kebingungan lain. Lucu, kan?

Nah, masalahnya di sini adalah, semakin kamu berusaha keluar dari kebingungan, semakin kamu terseret ke dalamnya. Coba bayangin kamu sedang terjebak dalam pasir hisap. Logika kamu bilang, "Berhenti bergerak, nanti tenggelam makin dalam." Tapi insting kamu teriak, "Gerak terus! Harus keluar dari sini!" Dan apa yang terjadi? Kamu malah tenggelam makin dalam. Itu yang terjadi dengan kebingungan. Kamu terlalu banyak bergerak, terlalu banyak mikir, dan kebingungan malah semakin mendalam.

Sekarang, bayangkan ini: Kamu sedang duduk sendirian, tenang, dan tiba-tiba terpikir, "Apa aku beneran ada?" Serius. Pernah nggak kamu kepikiran kayak gitu? Terus kamu mulai mikir, "Bagaimana kalau sebenarnya semua ini cuma mimpi?" Tapi kalau ini mimpi, siapa yang lagi mimpi? Dan kalau kamu sadar kamu lagi mimpi, apa kamu beneran bisa keluar dari mimpi itu? Eh, jangan-jangan kebingungan ini adalah mimpinya? Atau malah kebingungan yang lagi mimpiin kita? Dan begitu kamu coba bangun dari mimpi itu, kamu sadar kalau ternyata kamu masih ada di dalam kebingungan yang sama. Yah, selamat datang di labirin kebingungan yang nggak ada ujungnya.

Kamu mungkin sekarang mikir, "Ah, ini terlalu rumit. Nggak mungkin aku bisa keluar dari kebingungan ini." Tapi coba deh, pikirkan sebentar: Apakah benar kita harus keluar dari kebingungan? Atau mungkin kita seharusnya justru tinggal di dalamnya? Siapa tahu, hidup ini sebenarnya adalah tentang belajar untuk nyaman dengan kebingungan. Jadi, kalau kamu bingung, ya terima saja. Mungkin hidup tanpa kebingungan malah akan terasa kosong. Mungkin kebingungan itu yang bikin hidup kita punya warna, meskipun warnanya kadang kayak adonan cat yang semua warna dicampur jadi satu — ya, bikin pusing kepala.

Lalu, kalau kamu masih nekat ingin keluar dari kebingungan ini, ada satu hal yang mungkin bisa kamu coba. Tapi hati-hati, ini bisa bikin kamu bingung lebih parah lagi. Caranya adalah dengan bertanya ke diri sendiri: "Kalau aku nggak bingung, aku mau ngapain?" Dan saat kamu coba jawab pertanyaan itu, eh, kamu sadar kalau nggak ada jawaban yang jelas. Lalu, balik lagi ke kebingungan.

Jadi, gimana? Mau terus mikirin kenapa kamu bingung, atau kamu terima aja bahwa mungkin kebingungan ini adalah bagian dari diri kita yang nggak bisa dilepaskan? Karena, pada akhirnya, kamu mungkin akan bingung soal kebingungan, bingung kenapa kamu bingung, bingung apa yang harus dilakukan dengan kebingungan itu, dan — akhirnya — bingung kenapa kamu baca artikel ini sampai habis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun