Mohon tunggu...
Anugrah Roby Syahputra
Anugrah Roby Syahputra Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Ketua Forum Lingkar Pena Wilayah Sumatera Utara. Menulis lepas di media massa. Bukunya antara lain Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Pegiat Forum Lingkar Pena. Penulis lepas. Buku a.l. Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Saya Enggan Datang ke Kajian Ustadz Rahmat Baequni?

19 Juli 2019   10:15 Diperbarui: 29 Juni 2021   23:21 19562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot Kajian URB dari Youtube Teras Dakwah (dokpri)

Tidak ada hubungannya dengan UFO. Satu-satunya yang bikin isu UFO di sana heboh adalah pengakuan George Knapp pada tahun 1989 bahwa ia menyaksikan foto-foto otopsi alien dan pemeriksaan UFO saat ia bekerja di sana.

Ah, sudahlah. URB sudah pasti tak suka dituduh bahwa konten ceramahnya adalah cocoklogi. Namun lihat bagaimana ia menyebut Y2K dalam presentasinya sebagai singkatan dari Year of Yehuda Kingdom. Ini jelas ngawur. 

Sebab Y2K aslinya adalah kependekan dari Year 2000 untuk merujuk pada problem akibat kesalahan pengitungan komputer terkait sistem penyimpanan tanggal yang cuma menyediakan dua digit untuk tahun. Tak ada yang lain.

Tak hanya itu, sang ustadz menjelaskan materi utak-atik gathuk tentang pesawat yang menabrak gedung kembar WTC. Beliau menerangkan kode penerbangan pesawat penabrak adalah Q33NY yang jika dibuka dalam aplikasi Microsot Word dan font-nya diganti menjadi Wingdings maka akan berubah menjadi simbol pesawat, note kembar, tengkorak dan bintang David (lambang bendera Israel). Benarkah ini? Ya jelas keliru. Aslinya dua pesawat penabrak WTC adalah AAL11 dengan nomor registrasi pesawat N334AA, dan UA175 dengan nomor registrasi pesawat N612UA.

Sudah Tabayyun Belum?

Jadi sudah paham dengan argumen saya kan? Tapi tak semua bisa mencernanya. Seorang kawan menegur saya via Whatsapp, "Antum sudah tabayyun dengan beliau belum?"

Saya jawab apa adanya. Ketemu saja belum, bagaimana saya mau tabayyun. Beragam pertanyaan dan kritik warganet di youtube dan instagram saja tak ada yang digubris beliau. Lagi pula, sebagian kekeliruan telah nyata sebagai kabar bohong. Tak perlu lagi klarifikasi.

Pasti akan ada yang menuduh saya sombong. Toh saya bukan ulama juga. Ya, saya memang bukan ahli agama. Saya tidak punya kapasitas berfatwa. Tapi saya adalah seorang manusia yang mencoba memverifikasi setiap kabar yang saya terima dan tidak lekas-lekas menyebarnya. Saya ingat betul petuah Baginda yang mulia SAW, "Cukuplah seorang muslim disebut pendusta jika ia mengatakan semua yang ia dengar".

Lantas, ada beberapa teman yang menyarankan saya hadir saja di kajian URB agar bisa bertanya secara langsung dan mendesak beliau agar menyebutkan maraji' alias referensi atas pernyataan-pernyataannya yang sensasional itu. 

Terima kasih atas masukannya. Nanti akan saya pertimbangkan matang-matang. Saya hanya khawatir ketika ditanya secara tajam, URB hanya menjawab seperti ketika ditanya oleh penyidik kepolisian saat dijadikan tersangka hoaks petugas KPPS tewas diracun:

"Tentang apa yang diberitakan kalau saya menyebarkan berita bohong terkait dengan anggota KPPS yang meninggal dunia, itu saya hanya mengutip saja dari pemberitaan yang sudah viral di media sosial"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun