Mohon tunggu...
Anugrah Roby Syahputra
Anugrah Roby Syahputra Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Ketua Forum Lingkar Pena Wilayah Sumatera Utara. Menulis lepas di media massa. Bukunya antara lain Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Pegiat Forum Lingkar Pena. Penulis lepas. Buku a.l. Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Frustasi Dicap Fir’aun dan Disebut Langgar HAM, Jenderal As-Sisi Serukan Perang

25 Juli 2013   12:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:03 2671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah 22 hari sejak mengambil alih kekuasaan Mesir pada 3 Juli 2013 lalu dengan cara kudeta militer dan tanpa mandat rakyat, Jendral As-Sisi telah membunuh 230 orang dan melukai 896 orang lainnya, membredel semua saluran televisi dan surat kabar, menangkap ratusan, membekukan kekayaan tokoh Islam, memilih Presiden, wapres, PM yang didalamnya adalah orang-orang yang bermasalah antek rezim dictator Husni Mubarak.

Pada acara wisuda Akademi Kelautan dan Pertahanan Udara di Kairo Rabu kemarin (23/7), ia meminta seluruh orang Mesir untuk turun ke jalan-jalan Mesir Jum'at besok, untuk memberikan kewenangan kepada Militer dan Polisi Mesir menghalau "anarkis dan teroris". Dalam pidatonya, ia juga menegaskan tetap berpegang teguh pada road map kudeta.

"Saya meminta kepada semua rakyat Mesir yang terhormat,agar Jum’at besuk turun ke jalan, sebagai bentuk pelimpahan kekuasaan dan perintah mereka kepadaku untuk menghadapi radikalisme dan terorisyang mungkin terjadi,” ujarnya.

Mungkin karena frustasi usahanya merebut kekuasaan gagal, sang jenderal mulai mengemis simpati rakyatnya. Namun sayangnya rakyat pro demokrasi tetap mendukung kepemimpinan Mursi.Dalam konferensi persnya di Rabeah Al-Adaweah Square, Koalisi Nasional Pendukung Legitimasi menyebut Jendral Abdul Fattah Sisi sebagai direktur kudeta dan dialah yang benar-benar mengendalikan negara Mesir saat ini. Dalam pernyataannya, yang dibacakan oleh Pemimpin Islam Abdul Gani menyebut pidato dan ajakan As-Sisi adalah ajakan terang-terangan untuk perang saudara. Shafwat Abdul Gani menegaskan bahwa aksi demonstrasi akan terus berlanjut dengan jargon "Rakyat memutuskan penggulingan kudeta (As-Sya'b Yuqarriru Isqath Al-Inqilab)".

Tanggapan lain juga datang dari petinggi Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) DR. Muhammad Baltagie yang menganggap ajakan Sisi untuk melakukan demostrasi di jalan-jalan Mesir ini adalah ajakan untuk melakukan pembunuhan lebih luas dan ajakan Sisi seperti ajakan Firaun kepada kaumnya,  “Dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): "Biarkanlah aku membunuh Musa..(QS.Shad; 26). Seruan ini adalah seruan untuk membunuh lebih banyak lagi.

Adalah wajar jika mayoritas rakyat Mesir mengkhawatirkan perang saudara. Sebab hampir sebulan pasca kudeta ini, rakyat pro konstitusi yang berdemonstrasi secara damai menentang kudeta malah mendapat perlakuan keji dan tak beradab dari militer. Jamaah shalat subuh dibantai di masjid, demonstran dibunuh secara sadis, kaum muslimah disiksa dan dilucuti pakaiannya.

Bahkan Assan Eslam, jurnalis yang bertugas sebagai fotografer untuk Al-Hurriyah Al-Adalah ditembak mati oleh sniper militer Mesir. Tampaknya ia tak menduga prajurit penembak jitu melihat aktivitasnya merekam penembakan demonstran. Setelah dua kali menembak dan menunduk, seperti tergambar dalam laman Youtube (lihat videoReporter Mesir Rekam Sniper yang Menembak Dirinya), tiba-tiba penembak jitu itu mengarahkan senapannya ke wajah Assem. Assem yang tertembak kepalanya pun tersungkur. Dalam sekejap kamera Assem mati.

Berbagai pelanggaran HAM oleh pemerintah hasil kudeta dan militer Mesir ini mendapat kecaman dunia internasional. Sampai-sampai Amnesty Internasional mengatakan bahwa lebih dari 660 orang  pengacara Mesir ditangkap di ibukota Kairo, termasuk para pemimpin Ikhwanul Muslimin dan FJP, sejak penggulingan Presiden Morsi, pada tanggal 3 Juli. Organisasi ini menunjukkan, mengutip informasi dari pengacara Mesir bahwa tidak diketahui jumlah tahanan karena ketidakmampuan mereka membayar uang jaminan mulai dari 1500 ribu pound Mesir ($ 142,8).

Lembaga Kemanusiaan asal Turki, Insani Yardim Vakfi (IHH) yang sampai sekarang concern pada penanganan pasca tsunami Aceh dan pengungsi Palestina, menurunkan laporan resmi berjudul “Egypt Military Coup and Human Rights Violations Report” setebal 24 halaman berisi narasi dan foto-foto kekejian junta militer. Laporan tersebut secara lengkap telah diunggah di laman resminya.

Tak heran jika sekarang, ungkap Pengamat Timur Tengah Nandang Burhanuddin, Di tataran pergaulan internasional, Mesir kini hanya diakui 6 negara yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Israel, Suriah, Jordania dan Irak. AS sendiri masih malu-malu. Lebih lanjut dalam laman resmi facebooknya, ia menuliskan, “Uni Afrika menangguhkan keanggotan Mesir. Nigeria berani mengusir utusan pemerintahan baru Mesir yang berkunjung hendak investasi di Nigeria. Sikap Nigeria ini hampir mirip dengan Turki, yang sama sekali menolak berbicara dengan pemerintahan hasil kudeta. Sedangkan Ethiopia, negeri yang oleh Mesir dahulu dianggap "negeri horor dan penuh kudeta", kemungkinan besar akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Mesir.

Meskipun di tengah bayang-bayang terror dan intimidasi militer, namun jutaan massa pendukung Mursi dari berbagai kelompok tetap tak bergeming. Mereka tetap berkumpul menyuarakan aspirasinya. Walaupun mereka juga tahu bahwa militer juga menurunkan preman bayaran untuk mengancam dan menghabisi mereka. Seperti yang diceritakan Dr. Mohammed Kamal kepada misr25, “Ketika sekelompok preman menyerang demonstran di jalanan Giza dengan senjata api, seorang perempuan berdiri dan menantang sambil berkata, "Kalian mengatakan kami orang Ikhwan karena kami menentang militer. Saya adalah anggota ikhwan, ayo bunuh saya! Saya ingin mati syahid. Selain itu, ketika massa Imraniyah  kembali dari Munib menuju jalanan Giza, tiba-tiba terdengar tembakan senjata api di terowongan Giza. Tapi mereka terus maju sembil bertakbir menghadapi preman bersenjata tersebut.

Melihat perkembangan ini, tak salah jika sang Doktor memprediksikan bahwa pemerintahan hasil kudeta sudah diambang kehancuran dengan berbagai faktor penyebabnya. Sementara Nandang meyakini bahwa mukjizat Ramadhan yang punya sejarah panjang bagi kegemilangan ummat Islam akan menguatkan langkah pendukung demokrasi dan kepemimpinan yang sah. “"Ikhwanul Muslimin telah memiliki kebulatan tekad. Ramadhan adalah bulan mukjizat. IM memakmurkan Ramadhan dengan taat. Semangat juang kader dan simpatisan berlipat. Dukungan masyarakat makin hari makin meningkat. Mereka sepakat melawan As-Sisi seorang yang bejat. Karena hidup atau mati bukan di tangan As-Sisi yang hobi main akrobat. Tapi di Tangan Allah yang Mahahebat,"ungkap pengamat lulusan Universitas Al Azhar Mesir ini.

Sumber: Situs resmi SINAI (Studi Informasi Alam Islami) www.sinaimesir.net

www.islamedia.web.id

www.tajuk.co.id

www.ihh.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun