Mohon tunggu...
Anugrah Reskiani
Anugrah Reskiani Mohon Tunggu... Blogger -

On Proggress

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Asian Para Games 2018, Indonesia Menuju Negara Ramah Difabel

5 Januari 2018   13:11 Diperbarui: 6 Januari 2018   18:32 3560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan mengusung slogan "The Inspiring Spirit and Energy of Asia" Indonesia Asian Para Games Organizing Commite (INAPGOC) Sosialisasikan Asian Para Games 2018 di 16 kota di Indonesia.

Sebagaimana Desember di sepanjang tahun, curah hujan di kota ini cenderung lebih tinggi, mungkin juga sama dengan kota-kota lain. Makassar selalu menjadi langganan musim hujan dan genangan air di mana-mana, sehingga beberapa rute jalan terpaksa dialihkan berputar, memikirkannya saja sudah membikin malas.

Saya memang orang dengan tingkat kemalasan di atas rata-rata (ini bukan kata ganti atau hiperbola, tapi pemalas dalam artian yang sebenarnya) harus butuh alasan dan kemauan lebih untuk memulai sesuatu.

Begitu mendengar kabar undangan, ada 20 kursi (ini juga dalam artian yang sebenarnya, benar-benar hanya ada 20 kursi yang disiapkan untuk peserta di booth itu) yang disiapkan untuk blogger Makassar dalam acara sosialisasi menyambut Asian Para Games 2018, tepatnya hari Minggu 17 Desember di Trans Studio Mall. 

Saya sempat browsing dan menemukan beberapa video yang sebelumnya pernah saya lihat di iklan-iklan televisi, seorang atlet yang berlaga di atas kursi rodanya.

Foto: anugrahreskiani.com
Foto: anugrahreskiani.com
Ingatan saya kembali ke-dua tahun silam, saat kesulitan menemukan referensi tentang penyandang difabel untuk keperluan skripsi yang sedang saya garap waktu itu. 

Saya hanya menemukan beberapa, itupun hanya membahas seputar pendidikan untuk anak dengan keterbelakangan mental dan berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa (SLB) ---Padahal yang saya butuhkan adalah referensi tentang kedudukan dan hak-hak hukum penyandang difabel---yang kemudian bukunya hilang seminggu menjelang saya ujian meja. Sial benar waktu itu.

Seperti yang saya katakan tadi, untuk menyeret langkah di musim hujan saya butuh beberapa alasan, dan saya baru saja menemukannya. Untungnya sudah ada taxi online yang bisa dipanggil kapan saja hanya dengan beberapa klik di smart phone.

Asian Para Games: ribuan atlet difabel akan berlaga di ajang Asian Para Games 2018

The Asian Para Games

is a multi-sport event held every four years

after every Asian Games for athletes with physical disabilities.

Mungkin belum banyak yang mengetahui perihal kejuaraan dunia yang satu ini, kalau kita sudah tidak asing lagi dengan ajang olahraga seperti Asian Games dan SEA Games yang diikuti oleh atlet dari beberapa Negara di seluruh benua Asia. Asian Para Games (APG) juga adalah ajang olahraga yang serupa, hanya saja APG adalah ajang olahraga khusus bagi para atlet penyandang difabel.

Asian Para Games (APG) adalah ajang olahraga yang mana pesertaya adalah atlet-atlet dengan keterbatasan fisik atau biasa disebut penyandang disabilitas atau difabel, dihelat setiap empat tahun sekali. APG pertama kali diadakan di Guangzhou, Tiongkok tahun 2010, kemudian di Incheon Korea Selatan pada tahun 2014 silam. 

Di tahun 2018 mendatang akan menjadi kali ketiga perhelatan Asian Para Games sekaligus kabar gembira bagi Indonesia yang telah ditetapkan sebagai tuan rumah APG 2018 mendatang.

Indonesia adalah negara pertama di Asia Tenggara yang terpilih sebagai penyelenggara Asian Para Games. Sebagai tuan rumah Asian Para Games (APG) 2018, Indonesia bersiap untuk menerima kehadiran sekiranya 3000 atlet penyandang difabel dan ofisial dari 43 negara di Asia yang tergabung dalam Asian Paralympic Committee.

Sebanyak 18 cabang olahraga dengan 582 nomor pertandingan akan dilagakan selama delapan hari pada 6-13 Oktober tahun depan di Jakarta. Demi memaksimalkan Asian Para Games 2018, INAPGOCsudah mulai melakukan beberapa tahap persiapan di antaranya sosialisasi ke beberapa kota besar di Indonesia.

Sosialisasi Asian Para Games 2018
Begitu sampai di Trans Studio Mall, tidak butuh waktu lama untuk menemukan Booth INAPGOC, penyelenggara sosialisasi Asian Para Games 2018, tepat setelah saya menuruni tangga dari arah pintu masuk Mall, booth-nya sudah terlihat jelas karena didominasi warna putih dan Neon Box dari maskot APG yang menyala terang.

Ukuran booth-nya tidak begitu besar, hanya sekitar 2x4 meter kira-kira luasnya, dengan beberapa kursi dan meja di dalam Booth, serta deretan kursi yang sudah diduduki peserta sosialisasi di depan persis menghadap ke booth, ke arah dua orang narasumber yang belakangan menyusul seorang lagi.

Sosialisasi Asian Para Games 2018 oleh INAPGOC sebagai penyelenggara yang digandeng oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) dimulai pukul 12 siang, mundur sejam dari waktu yang telah ditentukan, ini keuntungan juga bagi saya yang kebetulan datang terlambat Karena jarak tempuh yang cukup jauh dan terjebak macet di beberapa titik. (Ngeles)

Makassar, menjadi salah satu rute penyebaran informasi dan sosialisasi Asian Para Games 2018 dari total 16 kota di seluruh Indonesia, yakni Jakarta, Medan, Palembang, Batam, Karawang, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, Makassar, Samarinda, dan Ambon.

Sosialisasi yang dilakukan di 20 titik di 16 kota ini merupakan sosialisasi awal, karena hingga penyelenggaraan APG 2018 mendatang, INAPGOC akan terus menginformasikan kepada masyarakat Indonesia perihal APG 2018 agar semakin banyak yang mengapresiasi kegiatan ini dengan menyaksikan secara langsung maupun tidak langsung.

Foto: anugrahreskiani.com
Foto: anugrahreskiani.com
Maskot Asian Para Games 2018 bernama MOMO (Motivation and Mobility) terinspirasi dari Elang Bondol
Dengan slogan "The Inspiring Spirit and Energy of Asia" APG 2018 hadir dengan empat misi yakni: determination, courage, equality, dan inspiration. Keempat misi ini diharapkan dapat memperkenalkan tekad kuat dan kepercayaan diri para atlet dalam menghadapi segala tantangan baik fisik maupun mental.

Selain itu ajang empat tahunan ini juga berusaha mempromosikan kesetaraan dalam kehidupan bermasyarakat, tidak ada lagi pembeda antara mereka yang tidak normal dengan kita "yang mengaku normal" dalam hal kesempatan dan prestasi, serta menjadikan aksi para atlet difabel sebagai sumber inspirasi dan motivasi. Slogan yang kuat juga didukung dengan maskot MOMO (Motivation and Mobility).

Asian Para Games 2018 menjadi kesempatan Indonesia menunjukkan diri sebagai Negara ramah difabel
Tahun 1962 silam Indonesia adalah penyelenggara Asian Games dengan Kompleks Gelora Bungkarno Senayan sebagai warisannya. Di tahun 2018 mendatang, ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah APG 2018 juga diharapkan dapat meninggalkan warisan, baik fisik maupun non-fisik. 

Secara fisik berupa fasilitas olahraga yang memenuhi syarat aksebilitas penyandang difabel dan diharapkan dapat memberikan kesempatan lebih luas bagi siapa pun dengan kondisi apapun untuk berolahraga.

Dari segi nonfisik warisan, yang ingin ditinggalkan dan dilestarikan adalah peningkatan kesadaran masyarakat akan keberadaan olahraga ksusus penyandang difabel, pemahaman tentang isu-isu difabel secara umum, serta pentingnya partisipasi aktif dan lingkungan yang berempati bagi semua kalangan masyarakat.

Merupakan implementasi dari undang-undang No. 8 Tahun 2016 yang mencoba mengarahkan paradigma kita tentang penyandang difabel yang kedudukannya sebagai subjek (diakui keberadaannya) yaitu manusia bermartabat dan memiliki hak yang sama dengan warga Negara lainnya.

Melalui momen ini Indonesia berkesempatan membuktikan diri untuk mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang difabel menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri, dan tanpa disikriminasi untuk hidup maju dan berkembang secara adil dan bermartabat, serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di asia yang ramah difabel.

Tentu saja tidak mudah mengubah paradigma masyarakat yang selama ini memandang kelompok difabel sebagai orang yang bergantung pada orang lain dan sudah selayaknya dikasihani, bahkan dalam tahap yang ekstrim kelompok difabel kerap kali justru dikucilkan dari pergaulan sosial karena dianggap berbeda dari kebanyakan orang lainnya dan tidak normal.

Butuh kerja keras untuk mengubah paradigma masyarakat, bahwa penyandang difabel juga memiliki hak dan kesempatan yang sama, terutama dalam mengharumkan nama bangsa Indonesia di mata dunia. Juga diharapkan dapat menginspirasi banyak orang bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berprestasi.

Untuk mewujudkan semua itu, terutama dalam bidang olahraga pemerintah tengah melakukan persiapan dengan perbaikan fasilitas olahraga dan asrama atlet dan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada. 

Beberapa renovasi akan dilakukan untuk memenuhi setiap kebutuhan pertandingan dengan menyesuaikan kebutuhan para atlet, seperti elevator dan kamar mandi yang dapat mudah diakses oleh kursi roda.

Selain itu INAPGOC juga telah mendapatkan kunjungan perwakilan beberapa federasi internasional olahraga yang bermaksud memberikan masukan terka it kesiapan teknis dan non-teknis.

Beberapa hari yang lalu, tepatnya antara tanggal 6-8 Desember INAPGOC telah menginformasikan berbagai kemajuan persiapan yang telah dilakukan serta menjabarkan rencana-rencana strategis dan teknis yang akan diimplementasikan hingga Oktober 2018 mendatang kepada Asian Paralympic Committee di Dubai.[*]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun