Mohon tunggu...
Anugrah Reskiani
Anugrah Reskiani Mohon Tunggu... Blogger -

On Proggress

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Asian Para Games 2018, Indonesia Menuju Negara Ramah Difabel

5 Januari 2018   13:11 Diperbarui: 6 Januari 2018   18:32 3560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: anugrahreskiani.com

Sosialisasi yang dilakukan di 20 titik di 16 kota ini merupakan sosialisasi awal, karena hingga penyelenggaraan APG 2018 mendatang, INAPGOC akan terus menginformasikan kepada masyarakat Indonesia perihal APG 2018 agar semakin banyak yang mengapresiasi kegiatan ini dengan menyaksikan secara langsung maupun tidak langsung.

Foto: anugrahreskiani.com
Foto: anugrahreskiani.com
Maskot Asian Para Games 2018 bernama MOMO (Motivation and Mobility) terinspirasi dari Elang Bondol
Dengan slogan "The Inspiring Spirit and Energy of Asia" APG 2018 hadir dengan empat misi yakni: determination, courage, equality, dan inspiration. Keempat misi ini diharapkan dapat memperkenalkan tekad kuat dan kepercayaan diri para atlet dalam menghadapi segala tantangan baik fisik maupun mental.

Selain itu ajang empat tahunan ini juga berusaha mempromosikan kesetaraan dalam kehidupan bermasyarakat, tidak ada lagi pembeda antara mereka yang tidak normal dengan kita "yang mengaku normal" dalam hal kesempatan dan prestasi, serta menjadikan aksi para atlet difabel sebagai sumber inspirasi dan motivasi. Slogan yang kuat juga didukung dengan maskot MOMO (Motivation and Mobility).

Asian Para Games 2018 menjadi kesempatan Indonesia menunjukkan diri sebagai Negara ramah difabel
Tahun 1962 silam Indonesia adalah penyelenggara Asian Games dengan Kompleks Gelora Bungkarno Senayan sebagai warisannya. Di tahun 2018 mendatang, ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah APG 2018 juga diharapkan dapat meninggalkan warisan, baik fisik maupun non-fisik. 

Secara fisik berupa fasilitas olahraga yang memenuhi syarat aksebilitas penyandang difabel dan diharapkan dapat memberikan kesempatan lebih luas bagi siapa pun dengan kondisi apapun untuk berolahraga.

Dari segi nonfisik warisan, yang ingin ditinggalkan dan dilestarikan adalah peningkatan kesadaran masyarakat akan keberadaan olahraga ksusus penyandang difabel, pemahaman tentang isu-isu difabel secara umum, serta pentingnya partisipasi aktif dan lingkungan yang berempati bagi semua kalangan masyarakat.

Merupakan implementasi dari undang-undang No. 8 Tahun 2016 yang mencoba mengarahkan paradigma kita tentang penyandang difabel yang kedudukannya sebagai subjek (diakui keberadaannya) yaitu manusia bermartabat dan memiliki hak yang sama dengan warga Negara lainnya.

Melalui momen ini Indonesia berkesempatan membuktikan diri untuk mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang difabel menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri, dan tanpa disikriminasi untuk hidup maju dan berkembang secara adil dan bermartabat, serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di asia yang ramah difabel.

Tentu saja tidak mudah mengubah paradigma masyarakat yang selama ini memandang kelompok difabel sebagai orang yang bergantung pada orang lain dan sudah selayaknya dikasihani, bahkan dalam tahap yang ekstrim kelompok difabel kerap kali justru dikucilkan dari pergaulan sosial karena dianggap berbeda dari kebanyakan orang lainnya dan tidak normal.

Butuh kerja keras untuk mengubah paradigma masyarakat, bahwa penyandang difabel juga memiliki hak dan kesempatan yang sama, terutama dalam mengharumkan nama bangsa Indonesia di mata dunia. Juga diharapkan dapat menginspirasi banyak orang bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berprestasi.

Untuk mewujudkan semua itu, terutama dalam bidang olahraga pemerintah tengah melakukan persiapan dengan perbaikan fasilitas olahraga dan asrama atlet dan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun