Di kampung kopi juga menyediakan warung/caf kopi untuk pengunjung dengan cita rasa khas kopi gayo olahan petani P4S. Dengan disediakannya fasilitas sarana ini, petani diharapkan bisa secara nyata menerapkan penanganan pasca panen sesuai standar mutu GHP (Good Handling Practise). Â
Sehingga diharapkan nantinya dengan penanganan berbasis standar mutu maka petani akan termotivasi untuk meningkatkan produksi yang berkualitas karena harga yang didapat juga akan lebih tinggi dan pastinya pendapatan dari kopi juga akan meningkat.
 Belum banyak kegiatan dan buah yang bisa dipetik dari kampung kopi ini.  Perubahan pola fikir dan karakter petani yang masih tradisional harus pelan-pelan diarahkan menuju pola fikir maju berkarakter wirausahawan sejati kiranya butuh waktu dan proses.  Di usianya yang masih dua tahun, kampung kopi sangat butuh bantuan dari berbagai pihak dan instansi terkait terutama mental spirituil untuk penguatan dan pengembangan kelembagaan tani menjadi kelembagaan yang kuat, mandiri dan mampu bersaing di era globalisasi ini. Amiin (FT/ISM)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H