Mohon tunggu...
ANUGRAH FITRADI
ANUGRAH FITRADI Mohon Tunggu... Operator - Aman Fathin

Lulusan sarjana Peternakan Jabatan Penyuluh Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Linge

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Partisipatif Ibu-ibu Lansia untuk Lestarikan "Umah Pitu Ruang"

23 Oktober 2017   16:47 Diperbarui: 23 Oktober 2017   16:56 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Umah Pitu Ruang" yang didalam bahasa Indonesia berarti "Rumah Tujuh Ruang" yaitu rumah adat masyarakat suku Gayo. Rumah ini berbentuk panggung yang terdiri dari tujuh ruang di atas, sedangkan dibawahnya difungsikan sebagai tempat penyimpanan perkakas pertanian dan kayu bakar. Ini merupakan salah satu tempat bersejarah bagi masyarakat Gayo yang terletak tepat di Kampung Linge Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah dan juga sudah menjadi tempat kunjungan para wisatawan baik dari dalam maupun dari luar daerah. Selama ini di lokasi wisata Umah Pitu Ruang tampak gersang sebab iklim disini terasa panas karena berada di dataran rendah sehingga suasana panas hingga tampak rerumputan yang berada di dalam lokasi tampak kering atau layu.

Umah Pitu Ruang di Buntul Linge (Dok: Fajriboy)
Umah Pitu Ruang di Buntul Linge (Dok: Fajriboy)
Namun tidak halnya pada saat beberapa hari yang lalu penulis kunjungi tempat tersebut yang kebetulan wilayah itu merupakan wilayah kerja binaan tugas penulis. Tampaklah beberapa ibu-ibu yang usianya mulai lanjut usia (lansia) melakukan aktifitas yang membuat penulis penasaran. Dengan rasa penasaran penulis dekati ternyata ibu-ibu tersebut sedang melakukan pengisian tanah pada plastik polybag di tepi lokasi. Para ibu-ibu yang terbilang sudah lanjut usia ini tetap menunjukkan semangat yang kuat dan mereka merupakan anggota masyarakat yang tinggalnya di sekitar lokasi Umah Pitu Ruang tersebut.

Mereka berinisiatif ingin membuat lokasi bersejarah tersebut tampak indah, nyaman dengan melakukan kegiatan membudidayakan beberapa tanaman buah-buahan dan tanaman bunga, dengan tujuan apabila ada pengunjung datang ke lokasi tersebut akan merasa nyaman walaupun cuaca disini terasa panas sekali. Pantauan kami juga melihat aktifitas ibu-ibu ini sudah menanam tanaman buah semangka di pekarangan lokasi tersebut, dan menanam tanaman cabe dalam polibag serta menanam bibit-bibit bunga yang nantinya akan ditanam di sekitar lokasi. Terlebih dari itu mereka membuat kegiatan ini secara swadaya dan mereka berharap dengan dilakukannya kegiatan seperti ini dapat menggugah para pihak yang terkait sehingga dapat membantu melesarikan salah situs sejarah ini dapat telah menjadi lokasi wisata yang mulai dikunjungi oleh orang lain.

Penulis berada di lahan tanaman semangka yang baru ditanam (Dok: Pribadi)
Penulis berada di lahan tanaman semangka yang baru ditanam (Dok: Pribadi)
 Sungguh mulia niat baik dari ibu-ibu lansia tersebut, dimana mereka ikut berpartisipasi melestarikan tempat bersejarah di Dataran Tinggi Gayo ini khususnya di "Buntul Linge" tempat berdirinya Umah Pitu Ruang tersebut. Selain itu ada juga bantuan dari pihak Pemerintah Daerah yang ikut melestarikan situs sejarah Gayo di Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah. Dengan harapan semoga tempat yang bersejarah ini dapat dijadikan sebagai tempat wisata bersejarah di Tanoh Gayo Takengon-Aceh Tengah yang indah berseri. (FT)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun