Mohon tunggu...
ANUGRAH FITRADI
ANUGRAH FITRADI Mohon Tunggu... Operator - Aman Fathin

Lulusan sarjana Peternakan Jabatan Penyuluh Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Linge

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Siapa Tak Kenal “Sandal Jepit”

2 Desember 2015   12:29 Diperbarui: 2 Desember 2015   12:42 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak kenal sandal jepit, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa mengenalnya. Bermacam-macam jenis atau model sandal jepit yang banyak dijual baik itu di pasar dan di toko. Yang memakainya juga pun ada dimana saja, baik itu di kota maupun di desa. Setiap orang tidak terlepas dengan sandal jepit, sebab fungsinya sebagai alas kaki, apabila ingin keluar rumah. Namun banyak orang tidak memahami filosofi di balik keberadaan sandal jepit itu. Mungkin karena sepele (tidak peduli) tapi sandal jepit itu tetap akan dibutuhkan oleh siapapun.  Memang sandal jepit itu tempat “di bawah” tapi tanpa sandal jepit telapak kaki kita bisa saja terluka akibat kena duri, kaca, atau apapun yang berada di jalanan yang akan dilalui.

Keberadaan sandal jepit yang sudah menjadi salah satu kebutuhan kita itu, ada beberapa makna yang dapat kita ambil dalam kehidupan kita, diantaranya, adalah :

  1. Sandal jepit cuma dipakai kalau ada sepasang.

Bila dipakai sepasangan pastinya enak dipakai dan pasangannya pun tidak berbeda juga kita tidak akan merasa malu atau enggan untuk memakainya. Namun, apabila sandal jepit itu dipakai misalnya kanan dua-duanya atau sebelah saja, bagaimana menurut Anda? Pastinya susah dan malu untuk memakainya. Dan juga apabila dipakai warnanya lain sebelah, pasti kita juga tidak akan mau memakainya. Menurut pendapat penulis, kalau dipandang dari kehidupan juga kayak gitu. Semua manusia sudah ditakdirkan berpasang-pasangan oleh Allah SWT., termasuk juga persahabatan. Kalau antara kita dengan sahabat ataupun pasangan, terjadi suatu ketidakcocokan yg menyebabkan pengkudetaan hubungan, selama perbedaan itu tidak kita jadikan sebagai sesuatu yg bakal saling melengkapi, maka dijamin hubungan itu susah berjalan. Apalagi bagi sepasang suami istri itu harus serasi, kompak, akur agar menjalani roda kehidupan dalam keluarga akan menjadi sejahtera.

  1. Sandal jepit itu selalu dibawah.

Kegunaan sandal jepit sebagai alas kaki sudah bisa dibuat kepastian bahwa gunanya memang untuk melindungi kaki kita saat berjalan. Sebagus dan semahal apapun sebuah sandal jepit, letaknya pasti tetep di bawah atau tepatnya di kaki. Begitu pula kita sebagai manusia, setinggi apapun pangkat dan harta yg kita punya, tidak ada bedanya sama manusia yg lain. Dalam hal kewarganegaraan, semua rakyat sama, sebagai pelindung dan penopang pasti suatu negara “super sekali”.

  1. Sandal jepit adalah simbol kaum rendah, wong cilik, atau simbol kerendahan.

Menurut pendapat penulis seberapa mahalnya harga sebuah sandal jepit tetap saja dipakai di bawah / di kaki. Kalau terkena kotoran juga sandal jepit itu yang kena. Hal ini mengajarkan kita bahwa seberapapun banyak harta materi dan kekuasaan serta kesuksesan yang kita punya , seharusnya menjadikan diri kita semakin merunduk dan merendah. Dan tidak sepantasnya kita menyombongkan diri dalam kehidupan di dunia ini, sebab ada yang berhak menyandang hal-hal tersebut yakni Tuhan Yang Maha Esa. (LintesLinge)Ft

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun