Mohon tunggu...
ANUGRAH ANUGRAH
ANUGRAH ANUGRAH Mohon Tunggu... Guru - GURU SD

SAYA ADALAH GURU SD DI SULAWSI SELATAN YANG MENDAPATKAN TUGAS SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI SD NEGERI 57 PAREPARE

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modul 3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya-Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 9

4 November 2024   07:56 Diperbarui: 4 November 2024   08:13 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Oleh: Anugrah

Pendidikan Guru Penggerak Sulawesi Selatan

Dalam peran saya sebagai Kepala Sekolah dan juga Calon Guru Penggerak, saya menyusun refleksi dwi mingguan ini dengan menggunakan model Connection, Challenge, Concept, Change (4C) yang dikembangkan oleh Ritchhart, Church, dan Morrison (2011). Pendekatan ini membantu saya untuk mengkaji lebih dalam materi yang diterima dan bagaimana hal tersebut memengaruhi visi dan praktik kepemimpinan saya di sekolah. Berikut refleksi mendalam berdasarkan pertanyaan kunci yang disesuaikan dengan konteks peran saya.

Connection

Bagaimana materi yang dipelajari terkait dengan peran sebagai Calon Guru Penggerak?
Materi dalam Modul 3.2 mengenai kepemimpinan dalam pengelolaan sumber daya sangat erat kaitannya dengan peran saya sebagai Kepala Sekolah dan Calon Guru Penggerak. Saya menyadari bahwa tugas utama sebagai pemimpin di sekolah tidak terbatas pada memfasilitasi proses pembelajaran di dalam kelas, tetapi juga mencakup pengembangan lingkungan belajar yang berkelanjutan, kolaboratif, dan responsif terhadap kebutuhan beragam murid.

Materi ini menyoroti pentingnya memberdayakan semua potensi yang ada, baik di dalam diri murid maupun di lingkungan sekitar sekolah. Dengan pendekatan ini, saya semakin memahami bahwa keberhasilan pembelajaran yang holistik dan inklusif bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga hasil dari pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya yang ada. Ini meliputi penguatan kolaborasi antara guru, murid, orang tua, dan masyarakat sekolah untuk menciptakan suasana belajar yang ramah, nyaman, dan mendukung inovasi serta kreativitas.

Sebagai seorang calon pemimpin perubahan, saya merasa bertanggung jawab untuk mengoptimalkan aset pendidikan yang dimiliki sekolah. Hal ini tidak hanya untuk mendukung pencapaian kurikulum, tetapi juga untuk membentuk karakter murid yang kuat dan mandiri. Memahami dan menerapkan prinsip pengelolaan sumber daya yang efektif memperkuat komitmen saya dalam mendukung visi Guru Penggerak sebagai agen perubahan yang berdedikasi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dengan bekal ini, saya terdorong untuk terus mengembangkan diri menjadi pemimpin yang reflektif, bijaksana, dan fokus pada pengembangan potensi di lingkungan sekolah.

Challenge

Adakah ide atau materi dari narasumber yang berbeda dari praktik yang selama ini dijalankan?
Melalui materi dan pandangan dari narasumber dalam modul ini, saya diperkenalkan pada konsep pendekatan berbasis kekuatan (strength-based approach) yang berbeda dari pendekatan yang biasa saya gunakan, yaitu pendekatan berbasis kekurangan (deficit-based approach). Pendekatan berbasis kekurangan mendorong kita untuk fokus pada aspek-aspek yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran. Namun, pendekatan berbasis kekuatan memberikan sudut pandang baru yang mendorong pemimpin untuk mengidentifikasi dan mengoptimalkan potensi positif dari setiap individu dan sumber daya yang ada di lingkungan sekolah.

Pendekatan ini mengingatkan saya bahwa setiap individu, baik murid, rekan guru, maupun elemen lain di lingkungan sekolah, memiliki kekuatan dan potensi unik yang bisa menjadi bagian dari solusi pembelajaran. Menekankan pentingnya memberdayakan potensi ini untuk menciptakan suasana belajar yang lebih inklusif dan produktif. Dengan pola pikir ini, saya semakin menyadari bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang mengarahkan atau mengawasi, tetapi lebih dari itu, adalah bagaimana memfasilitasi perkembangan potensi yang ada dan menciptakan budaya yang mendukung keberagaman dan kreativitas.

Misalnya, dalam interaksi sehari-hari, saya mencoba mengubah cara pandang saya terhadap murid-murid dan rekan guru, serta mengapresiasi keunikan dan kontribusi mereka. Penerapan pendekatan ini membantu saya memahami bahwa setiap individu adalah sumber daya berharga yang mampu memberikan dampak positif jika diberdayakan secara efektif. Dengan ini, saya semakin termotivasi untuk mengintegrasikan pendekatan berbasis kekuatan dalam setiap aspek pengelolaan sekolah.

Concept

Apa konsep utama yang penting diterapkan sebagai Calon Guru Penggerak?
Modul 3.2 menyajikan beberapa konsep kunci yang sangat relevan dalam menjalankan peran sebagai Calon Guru Penggerak dan Kepala Sekolah. Materi ini menekankan berbagai aspek penting yang menjadi fondasi kepemimpinan dalam pengelolaan sumber daya sekolah, antara lain:

  1. Memahami Ekosistem Sekolah
    Sebagai pemimpin, penting bagi saya untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah. Materi ini menekankan pentingnya kesadaran akan pengaruh lingkungan sekolah dalam mendukung proses belajar-mengajar, serta bagaimana pemimpin dapat menciptakan lingkungan yang kondusif melalui pengelolaan sumber daya yang tepat.

  2. Pendekatan Berbasis Aset
    Modul ini menekankan pentingnya memetakan sumber daya yang tersedia di sekolah dan komunitas melalui pendekatan berbasis aset. Artinya, alih-alih fokus pada keterbatasan yang ada, saya didorong untuk melihat potensi yang dimiliki oleh sekolah dan masyarakat sekitar sebagai bagian dari solusi pembelajaran.

  3. Strategi Pemanfaatan Sumber Daya yang Efektif
    Saya belajar pentingnya strategi pemanfaatan sumber daya yang mampu meningkatkan kolaborasi dan mendukung pencapaian visi sekolah. Dengan pengelolaan yang tepat, sumber daya yang ada bisa dimanfaatkan untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung pertumbuhan murid.

  4. Analisis Visi dan Prakarsa Perubahan
    Sebagai pemimpin, sangat penting untuk memiliki visi yang kuat dan melakukan analisis terhadap prakarsa perubahan yang sedang dijalankan. Materi ini memberikan panduan untuk mengevaluasi bagaimana visi dan inisiatif perubahan dapat diwujudkan dalam konteks sekolah, dengan melibatkan semua pihak terkait.

  5. Diskusi dan Refleksi Kolaboratif
    Mengembangkan pemahaman tentang pengelolaan sumber daya melalui diskusi dan refleksi bersama warga sekolah menjadi salah satu cara untuk menciptakan budaya kolaboratif. Melalui interaksi ini, saya dapat mengidentifikasi aset sekolah secara lebih mendalam dan memastikan keterlibatan aktif dari seluruh komunitas sekolah.

Konsep-konsep ini memperkaya pemahaman saya sebagai pemimpin pembelajaran yang tidak hanya bertugas untuk mengajar, tetapi juga menginspirasi, mendukung, dan memberdayakan seluruh warga sekolah. Dengan fokus pada pendekatan berbasis aset, saya berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung perkembangan murid.

Change

Apa perubahan dalam diri yang ingin diterapkan setelah mempelajari materi ini?
Sebelum mempelajari Modul 3.2, pola pikir saya cenderung lebih berorientasi pada pendekatan berbasis masalah atau kekurangan. Saya lebih sering terfokus pada aspek-aspek yang membutuhkan perbaikan dalam pembelajaran atau kondisi di sekolah. Namun, setelah mempelajari modul ini, saya mendapatkan wawasan baru yang mengubah cara pandang saya untuk lebih menghargai kekuatan dan potensi yang sudah ada.

Saya berkomitmen untuk memaksimalkan pengelolaan sumber daya yang tersedia sebagai sarana untuk mencapai keberhasilan pembelajaran yang berpihak pada murid. Langkah konkret yang akan saya lakukan meliputi, antara lain:

  1. Meningkatkan Keterlibatan Murid
    Saya akan melibatkan murid lebih aktif dalam proses pengambilan keputusan kelas, memberi mereka ruang untuk mengekspresikan pandangan dan ide yang mungkin belum pernah terfasilitasi.

  2. Memanfaatkan Fasilitas yang Ada
    Saya akan mengevaluasi pemanfaatan fasilitas yang tersedia di sekolah, memastikan bahwa setiap sumber daya digunakan dengan optimal untuk mendukung pembelajaran yang inovatif dan inklusif.

  3. Membangun Komunikasi Terbuka
    Saya akan membangun komunikasi yang lebih terbuka dengan murid, rekan guru, dan orang tua, sehingga semua pihak merasa menjadi bagian dari upaya sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan murid secara holistik.

Dengan perubahan pola pikir ini, saya berharap dapat memimpin sekolah dengan pendekatan yang lebih positif, produktif, dan berfokus pada pemberdayaan. Sebagai Kepala Sekolah dan Calon Guru Penggerak, saya berkomitmen untuk terus belajar dan berinovasi, menciptakan budaya sekolah yang mendukung pembelajaran berbasis aset dan berorientasi pada pengembangan karakter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun