Mohon tunggu...
ANUGRAH ANUGRAH
ANUGRAH ANUGRAH Mohon Tunggu... Guru - GURU SD

SAYA ADALAH GURU SD DI SULAWSI SELATAN YANG MENDAPATKAN TUGAS SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI SD NEGERI 57 PAREPARE

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Filosofo Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara

27 Juni 2024   18:22 Diperbarui: 27 Juni 2024   18:31 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metode pendidikan yang mengedepankan bimbingan daripada paksaan menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan alami anak. Ini adalah pendekatan yang humanis, di mana anak didik diberi ruang untuk berkembang sesuai dengan ritme mereka sendiri, tanpa tekanan atau paksaan.

Pendidikan karakter yang fokus pada pembentukan budi pekerti, serta pengaturan pikiran dan emosi, merupakan kunci dalam membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga emosional. Ini adalah proses holistik yang membantu anak-anak untuk berpikir, merasa, dan bertindak secara positif dan konstruktif.

Terakhir, pendidikan yang berorientasi pada kepentingan anak menegaskan bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki potensi yang berbeda-beda. Pendidikan harus menjadi platform yang memfasilitasi anak-anak untuk bereksplorasi dan berkembang sesuai dengan bakat dan minat mereka, bukan membatasi mereka dalam satu ukuran yang sama untuk semua.

Filosofi Ki Hajar Dewantara tetap relevan dan menjadi inspirasi dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Sebagai guru penggerak, kita diingatkan untuk terus menerapkan prinsip-prinsip ini dalam praktik pendidikan kita, memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang berkontribusi bagi masyarakat dan bangsa.

2.Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara Dan Pergeseran Paradigma

Pendidikan adalah sebuah perjalanan yang terus berkembang, dan refleksi atas Modul 1.1 menunjukkan betapa jauhnya kita telah bergerak sejak zaman Ki Hadjar Dewantara, tokoh pendidikan yang visioner di Indonesia. Perubahan pemikiran yang dialami oleh seorang pendidik setelah mempelajari modul ini mencerminkan pergeseran paradigma yang signifikan dalam dunia pendidikan.

Dulu, pendekatan pendidikan yang seragam dan statis dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran. Namun, kini kita menyadari bahwa setiap peserta didik unik, dengan kecepatan dan cara belajar yang berbeda-beda. Ini menuntut metode pengajaran yang lebih dinamis dan personal, yang dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan individu.

Suasana kelas yang kondusif tidak lagi hanya diukur dari ketenangan, tetapi juga dari bagaimana kelas tersebut dapat memfasilitasi interaksi dan pertumbuhan. Keberhasilan peserta didik tidak semata-mata diukur dari nilai akademik, tetapi juga dari pengembangan potensi mereka dalam aspek kreativitas, empati, dan kemampuan sosial.

Ki Hadjar Dewantara pernah mengatakan, "Tut wuri handayani," yang berarti mendidik dari belakang untuk memberikan kepercayaan kepada peserta didik untuk memimpin. Prinsip ini sangat relevan dengan pemahaman baru bahwa guru adalah fasilitator yang mendukung peserta didik untuk menjadi individu yang aktif dan mandiri dalam proses belajar mereka.

Perubahan ini menandai era baru dalam pendidikan, di mana kita mengakui dan menghargai keberagaman potensi yang dimiliki oleh setiap anak. Ini adalah langkah maju menuju pendidikan yang lebih inklusif dan holistik, yang tidak hanya mempersiapkan peserta didik untuk ujian, tetapi juga untuk kehidupan.

Dengan memeluk perubahan ini, kita membuka pintu bagi generasi mendatang untuk berkembang dalam semua dimensi kecerdasan mereka. Ini adalah warisan Ki Hadjar Dewantara yang terus hidup dan berkembang dalam praktik pendidikan kita hari ini. Mari kita terus berinovasi dan beradaptasi, untuk menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk mencapai potensi terbaik mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun