Mohon tunggu...
Ayahnya Asti
Ayahnya Asti Mohon Tunggu... profesional -

Saya seorang praktisi dibidang pelayanan kesehatan (medis) yang saat ini tengah membina sarana pelayanan Independen di kawasan desa Rempoah, Baturraden, Banyumas Jawa Tengah, mempunyai obsesi ingin memajukan mutu pelayanan terdepan bagi semua lapisan Masyarakat tanpa kecuali, mengingat keprihatinan saat ini dengan pelayanan medis yang semakin sulit dijangkau oleh masyarakat kecil pada umumnya, saya juga mendedikasikan diri saya didunia pendidikan sebagai pengajar di beberapa institusi pendidikan kesehatan di kota tempat saya bekerja dan kota/negara lain, juga sebagai Konseling dan Motivator dibidang Kesehatan pada umumnya. Motto Saya adalah Hidup Sehat itu dimulai dengan Kesehatan Pikiran, Fisik, Mental, dan Lingkungan yang diawali dari Rumah, Smart Health from home including Mind, Body, Soul and Environment.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Percaya Pada Kemampuan Diri Sendiri

23 Mei 2009   11:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:07 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada waktu kuliah saya pernah membaca sebuah buku yang berjudul, “The Little Engine That Could“, Buku itu bercerita tentang kereta api yang bergerak ke bukit dengan perlahan dan tersendat. Lokomotifnya berkata pada diri sendiri, “Aku bisa, aku bisa, aku bisa”. Kereta pun terus bergerak perlahan naik hingga tiba di bukit dengan selamat.

Pelajaran sederhana yang dapat diberikan ialah : percayalah pada kemampuan diri sendiri. Seandainya lokomotif itu tidak percaya akan kemampuannya tiba di atas bukit, bisa jadi kisah dalam buku itu berakhir menyedihkan.

Bukan hanya lokomotif itu saja yang dapat mengatakan, “Aku bisa, aku bisa, aku bisa”, tetapi Anda pun dapat melakukan hal yang sama. William Arthur Ward, penulis kondang asal Amerika mengatakan, ”Saya adalah pemenang, karena saya berpikir seperti pemenang, bersiap jadi pemenang, dan bekerja serupa pemenang.” Ternyata Ward betul, jika Anda berpikir menjadi seorang pemenang, maka memang benar Anda seorang pemenang. Tapi sebaliknya bila anda berpikir sebagai seorang pecundang, maka benar Anda seorang pecundang.

Maka itu saya kali ini mengajak Anda untuk melihat seberapa kuatnya pengaruh buah pikiran yang tercipta dalam Peta Pikiran kita yang didukung oleh Peta Hati kita dalam kemampuan kita meraih sebuah tujuan dalam proses menuju sukses. Yang akan memberikan kekuatan Sugesti dalam diri Anda, sehingga dapat memacu Anda untuk percaya pada kemampuan diri sendiri.

Tapi pada kesempatan ini perlu saya ingatkan kembali kepada Anda bahwa sukses bukanlah sebuah tujuan ,melainkan sebuah proses yang membawa kita meraih sebuah keberhasilan, tapi kebanyakan dari kita selalu mendapat pelajaran hidup dari orang tua kita bahwa, dalam hidup kita harus meraih kesuksesan, jadi sukses ini dijadikan sebuah tujuan. Sadari betul perbedaan ‘kesuksesan’ dan ‘keberhasilan’ ( Catatan ; Saya pernah membahas thema perbedaan ini dalam artikel saya yang terdahulu ).

Karena Sukses merupakan sebuah proses, sering kali kita mengalami kesulitan/hambatan dalam menjalaninya, Apa penyebabnya ?, Ya, kesulitan/hambatan ini sering kali tercipta akibat kesalahan diri kita sendiri, ironisnya kita jarang menyadari atas sebuah kekeliruan ini dan hal ini dapat terjadi secara berulang ulang tanpa adanya upaya koreksi, sampai ada pihak lain yang membantu untuk membuka pikiran dan hati kita atas sebuah kekeliruan ini. Parahnya lagi sering tercipta sebuah dugaan/Asumsi yang cenderung menghukum dan menyalahkan diri sendiri atas sebuah kegagalan/kekalahan, kadang bentuk nyatanya kita sering berpendapat, “Kenapa saya selalu mengalami kegagalan demi kegagalan dalam hidup saya ?”, Apakah ini benar ?, Mari kita buktikan bahwa pendapat selalu gagal ini adalah salah, karena kegagalan juga merupakan sebuah proses yang letaknya berdampingan dengan kesuksesan, bila dapat kita bayangkan bahwa hidup kita merupakan sebuah penjalanan/langkah kaki, maka kegagalan dan kesuksesan berada pada jalur pijakan anak tangga yang sama saat kita melangkah menjalani anak tangga tersebut, artinya pada setiap kegagagalan yang kita jumpai pada anak tangga saat itu dan melangkah ke pijakan anak tangga berikutnya, maka kesuksesan adalah pijakan terakhir dari pijakan langkah/perjalanan kehidupan kita.

Kesuksesan adalah sebuah keputusan mengubah ‘hambatan’ menjadi ‘kesempatan’ untuk meraih keberhasilan. ( Catatan ; hal ini juga sudah saya bahas dalam artikel terdahulu dengan judul Alasan, Dalih dan Belenggu Diri ).

Jadi agar kita bisa menjalani proses dari kesuksesan dan dapat meraih keberhasilan dalam segala tujuan kita, maka hati hatilah dengan kekuatan buah Pikiran Anda yang Anda ciptakan, yang juga akan didukung dengan kekuatan Hati Anda berupa sebuah penguatan berupa keteguhan hati, sehingga kekuatan sugesti ini akan mempengaruhi kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri.

Agar mudah mencerna maksud dari semua uraian saya ini, akan saya ikutkan beberapa Illustrasi yang memudahkan anda dalam menerima maksud dari tulisan ini.

Kisah heroik lokomotif itu dalam dunia nyata dibuktikan sendiri oleh Hendrawan, atlet bulutangkis Indonesia. Tahun 1997, Hendrawan dinyatakan sudah habis kemampuan prestasinya oleh PBSI. Karena faktor usia dan prestasinya yang menurun, PBSI bermaksud mengeluarkan Hendrawan dari Tim Pelatnas. Tapi Hendrawan punya keyakinan sendiri, bahwa ia percaya kemampuannya dan belumlah habis. Hendrawan masih percaya bahwa ia dapat meraih prestasi yang lebih baik lagi. Dengan keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi, dan diiringi kerja keras yang tidak lelah, Hendrawan menunjukkan kepada dunia bahwa ia memang mampu meraih prestasi luar biasa.

Hendrawan membuktikan kemampuannya telah sempat dinyatakan sudah habis. Tahun 1998, Hendrawan menjadi penentu kemenangan Tim Thomas Indonesia. Juga ia menjuarai Singapura Terbuka. Kemudian di tahun 2000, Hendrawan kembali menjadi penentu kemenangan Tim Thomas Indonesia. Di tahun itu pula ia mengukir namanya dengan meraih medali perak dalam Olimpiade Sydney. Masih di tahun yang sama, ia menjadi runner up Jepang Terbuka. Dan pada tahun 2001, ia menjadi Juara Dunia Tunggal Putra, sebuah gelar yang menjadi idaman pebulutangkis manapun di dunia. Tahun 2002, ia kembali membawa Indonesia mempertahankan Piala Thomas ke Tanah Air.

Percaya pada kemampuan diri sendiri tak harus ditunjukkan oleh mereka yang berprofesi sebagai atlet, yang bekerja di kantoran, yang mempunyai stamina fisik yang prima, atau mereka yang masih muda dan memiliki semangat menggebu-gebu. Percaya pada diri sendiri, percaya akan kemampuannya, dapat ditunjukkan oleh siapapun. Tanpa mengenal pekerjaan, status, umur, dan jenis kelamin.

Generasi sekarang mungkin hanya mengenal nama Mak Erot. Seorang tokoh pengobatan khusus laki-laki yang telah tiada. Nama lain yang tak kalah kesohornya yang hampir mirip adalah Mak Eroh. Generasi sekarang mungkin tak mengenal nama ini. Tahun 1988, nama Mak Eroh sempat menyedot perhatian publik nasional. Saat itu, semua orang ramai memperbincangkannya . Mak Eroh, waktu itu berumur 50 tahun, perempuan dari Kampung Pasirkadu, Desa Santana Mekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat memang telah mengukir prestasi besar.

Apa yang membuat nama Mak Eroh melambung ?, Mak Eroh, bergelantungan seorang diri di lereng yang tegak di tebing cadas, di lereng timur laut Gunung Galunggung. Mak Eroh berhasil berjuang sendirian membuat saluran air sepanjang 47 hari. Ketika pertama kali Mak Eroh melakukannya, banyak masyarakat sekitar yang mencibir tindakannya. Tapi hal itu tidak menyurutkan langkahnya untuk terus bekerja. Mak Eroh percaya akan kemampuannya, walau saat itu usianya boleh dibilang tidak muda lagi. Seorang wanita yang mustinya menikmati hari tuanya dengan menimang atau bermain dengan cucu.

Mak Eroh yang hanya mengecap pendidikan hingga kelas III SD dan memiliki tiga orang anak, dalam aksinya menggunakan tali areuy, tali sejenis rotan sebagai penahan ketika bergelantungan. Sedangkan alat yang dipakai untuk ‘mengebor’ tebing cadas hanyalah cangkul dan balincong, serupa linggis pendek.

Saluran untuk mengalirkan air dari Sungai Cilutung akhirnya berhasil diselesaikan. Berhentikah tindakan Mak Eroh mengebor tebing cadas ?, Belum. Dengan semangat yang tak kenal menyerah, Mak Eroh melanjutkan membuat saluran air berikutnya sepanjang 4,5 kilometer mengitari 8 bukit dengan kemiringan 60-90 derajat. Bukan main!!!. Pengerjaannya kali ini dibantu oleh warga desa yang mau membantunya, setelah melihat dengan mata kepala sendiri hasil yang telah dilakukan Mak Eroh. Dalam waktu 2,5 tahun, pekerjaan lanjutan itu terselesaikan dengan baik. Hasilnya?, Bukan hanya lahan pertanian sawah Desa Santana Mekar yang terairi sepanjang tahun. Tapi juga dua desa tetangga yang ikut menikmati kucuran air hasil kerja keras Mak Eroh setelah warganya membuat saluran penerus, yaitu Desa Indrajaya dan Sukaratu.

Aksi Mak Eroh akhirnya sampai juga ketelinga Presiden Suharto. Atas aksinya yang tergolong berani dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar, Mak Eroh mendapat penghargaan Upakarti Lingkungan Hidup pada tahun 1988. Setahun kemudian, dia juga meraih penghargaan lingkungan dari PBB.

Dua kisah di atas memberi hikmah bahwa, sebenarnya kita memiliki kepercayaan diri yang tinggi atas kemampuan yang dimiliki dengan didukung kekuatan pikiran dan kekuatan hati yang menciptakan sebuah sugesti, sehingga sebuah mahakarya tercipta dalam sebuah gengaman tangan anak Bangsa seperti Anda. Seperti yang dikatakan oleh Mary Kay Ash, pengusaha kosmetik sukses asal Amerika, ”Anda bisa melakukannya jika Anda berpikir demikian, dan jika Anda kira tidak dapat melakukannya, Anda benar.” Percaya akan kemampuan diri sendiri. Jadilah lokomotif, dan teruslah bergerak untuk maju.

“Jika ada keyakinan yang dapat menggerakkan gunung, itu adalah keyakinan dalam diri Anda.” – Marie von Ebner-Eschenbach, penulis, 1830-1916.

Demikian ulasan singkat dalam artikel saya kali ini, semoga dapat mendatangkan sebuah pencerahan dalam kehidupan kita semua.

Salam sehat dari saya, Anugra Martyanto di Purwokerto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun