Mohon tunggu...
Anugerah Putra Laksana
Anugerah Putra Laksana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Semarang

Viva Historia!

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Mengenal Tradisi Buka Luwur di Menara Kudus

6 April 2023   21:05 Diperbarui: 9 April 2023   14:21 5902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembagian nasi jangkrik. Foto : Pribadi.

Siapa sih yang tidak mengenal dengan Kudus?

Kudus terkenal dengan sebutannya sebagai kota kretek, namun sebenarnya masih banyak lagi yang terkenal dari Kudus. Kudus juga dikenal sebagi kota santri dengan masyarakatnya yang bekerja sebagai pedagang, sehingga hal ini menjadikan Kudus mendapat slogan dengan sebutan “GusJiGang” yang memiliki arti mengaji dan berdagang. Sebagai kota yang mempunyai letak strategis karena diapit oleh Kabupaten Demak, Jepara, dan Pati sehingga menjadikan Kudus sebagai kota tempat persinggahan bagi para pedagang dari daerah lain. Akan hal tersebut, sehingga masyarakat Kudus banyak yang berdagang dengan aneka ragam bentuk barang, jajanan, dan aneka masakan yang khas, diantaranya adalah batik Kudus, bordir Kudus, jenang Kudus, soto Kudus, dan makanannya yang khas yaitu lentog Tanjung Kudus.

Oke teman-teman, setelah kita mengetahui secara umum gambaran tentang kota Kudus yang terkenal dengan sebutan dan segala macam potensi yang ada didalamnya, disini saya akan mengenalkan adanya sebuah tradisi yang sangat terkenal di kota Kudus yaitu tradisi Buka Luwur pada makam Sunan Kudus. Tradisi ini tentunya sudah tidak asing bagi masyarakat Kudus, dan juga oleh masyarakat daerah-daerah lain sekitar Kudus. Tradisi Buka Luwur adalah sebuah kegiatan atau upacara untuk mengganti kain kelambu (luwur) yang menutupi pada makam Sunan Kudus. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh masyarakat setempat yang bertempat tinggal di sekitar Menara Kudus.

Upacara Buka Luwur yang merupakan sebuah ritual tradisi yang dikemas dalam acara keagamaan dilaksanakan setahun sekali, yaitu pada bulan Muharram atau bulan Asyura. Masyarakat Kudus dan sekitarnya sangat antusias akan pelaksanaan tradisi ini. Mereka saling bergotong royong turut memberikan sumbangan baik materi maupun non materi demi terkumpulnya segala keperluan atau uborampe untuk terlaksananya upacara ini. Adapun tujuan dari upacara Buka Luwur adalah untuk menghormati jasa dan perjuangan Sunan Kudus yang telah berdakwah menyebarkan ajaran agama Islam di Kudus. Perlu diketahui bahwasanya sebelum ajaran Islam masuk di Kudus, masyarakat Kudus banyak yang telah memeluk agama Hindu dan Buddha. Hal ini bisa dilihat dari kepercayaan mereka yang menganggap sapi sebagai binatang yang suci yang harus dihormati, yang tidak boleh disembelih dan dimakan dagingnya. Sebagai tokoh yang berjasa dalam penyebaran Islam membuat segala peninggalan Sunan Kudus masih terus dijaga dan dipelihara sampai saat ini. Sejarah mencatat dalam menjalankan misinya Sunan Kudus mengembara dari satu tempat ke tempat yang lain dalam rangka mendakwahkan ajaran agama Islam. Bahkan, sebelum akhirnya ia menetap di pulau Jawa, ternyata wali keenam dari Walisongo ini juga pernah mengembara hingga ke Makkah. Pemilik nama lengkap Sayyid Ja’far Shadiq Azmatkhan ini tidak hanya sekadar berdakwah, tapi ia juga diberi amanah untuk memegang jabatan pada masa kesultanan kerajaan Demak. Banyaknya tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan membuatnya semakin disegani dalam masyarakat. Bahkan, karena ia merupakan wali yang mendalami ilmu agama, maka tidak mengherankan bila akhirnya ia diberi gelar "Waliyyul Ilmi".

Sebagai penghormatan terhadap jasa Sunan Kudus dalam menyebarkan agama Islam, masyarakat Islam di Kabupaten Kudus dan sekitarnya beramai-ramai dan berbondong-bondong berziarah untuk memberikan penghormatan kepada beliau. Kegiatan ziarah di Makam Sunan Kudus ini merupakan sebuah fenomena tingkah laku masyarakat yang sudah menjadi tradisi. Tradisi ini sudah lama berjalan bahkan semakin hari semakin semarak, tetapi tidak dapat dipastikan kapan awal mulanya tradisi ziarah di makam Sunan Kudus ini yang akhirnya berkembang menjadi sebuah tradisi upacara Buka Luwur Makam Sunan Kudus yang dilakukan secara turun-temurun dari waktu ke waktu sampai pada saat sekarang ini.

Upacara Buka Luwur adalah merupakan upacara penggantian kain kelambu atau kain kerodong yang dipasangkan pada makam Sunan Kudus yang syarat dengan nilai-nilai dakwah yaitu berupa ritual keagamaan. Acara tahunan tersebut dibawah koordinasi Yayasan Masjid Sunan Kudus. Yayasan Masjid Menara dan Makan Sunan Kudus ini merupakan satu-satunya yayasan yang didirikan untuk mengkoordinasi setiap kegiatan yang ada kaitannya dengan Sunan Kudus. Dari mulai kegiatan keagamaan berupa tabligh, bahtsul masail sampai pemeliharaan benda-benda peninggalan Sunan Kudus.

Pelaksanaan Tradisi Buka Luwur

Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya bahwa upacara Buka Luwur adalah tradisi mengganti kain mori atau kelambu sebagai penutup makam Sunan Kudus yang dilakukan setiap tahun yaitu setiap tanggal 10 Muharram atau 10 Asyura. Untuk mengenang perjuangan dan keteladanan Sunan Kudus dalam menyebarkan ajaran agama Islam, masyarakat Kudus menggelar tradisi Buka Luwur yang puncaknya diselenggarakan setiap tanggal 10 Muharram. Para alim ulama di Kudus bersepakat menamai tradisi tersebut dengan nama Buka Luwur. Nama haul tidak digunakan karena dikhawatirkan akan muncul kesalahpemahaman di masyarakat bahwa Sunan Kudus wafat pada tanggal 10 Muharram. Sementara hingga saat ini belum ditemukan sumber sejarah yang menerangkan kapan persisnya Sunan Kudus wafat.

Buka Luwur adalah upacara penggantian luwur atau kain mori yang digunakan membungkus nisan, cungkup, dan bangunan di sekitar makam Sunan Kudus. Penyelenggaraan Buka Luwur merupakan serangkaian kegiatan dengan berbagai ritual yaitu mulai dari penjamasan keris Sunan Kudus, pengajian Malam 1 Muharram, pelepasan luwur, Munadharah Masail Diniyyah, doa Rasul dan Terbang Papat, pembuatan dan pembagian bubur Asyura, khatmil Qur'an bil Ghoib, santunan anak yatim, pengajian malam 10 Muharram, pembagian berkat, dan upacara pemasangan luwur baru. Mereka yang mengikuti upacara ini meyakini bahwasanya banyak keberkahan, yang dalam bahasa jawanya disebut “Ngalap Barokah”.

Rangkaian Acara Ritual pada Upacara Buka Luwur

Penjadwalan acara prosesi Buka Luwur Makam Sunan Kudus biasanya sudah disusun oleh panitia pelaksana jauh hari sebelum datangnya bulan Muharram. Adapun urutan acara yang biasanya dilaksanakan adalah:

1. Pengajian Malam 1 Muharram

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun