[HUT 2 RTC] Daeng di Kota Daeng

***

Seperti katak dalam tempurung
Badan terkurung dalam gelap
Di dalam becak Daeng termenung
Bilakah penumpang datang sekejap

Seperti anjing dengan kucing
Ribut melulu selalu bertengkar
Daeng menyetir mata terpicing
Pete-pete melambat seperti dokar

Seperti kerbau kena cocok
Mengikut kemana tuan pergi
Mangkuk beradu dengan sendok
Coto Daeng rasa tambah lagi

Seperti cacing terpapar panas
Menggelinjang gelisah tidak tenang
Daeng semangat berkipas-kipas
Pisang epek hangatpun terhidang

Seperti pungguk rindukan bulan
Jauhlah mimpi dengan kenyataan
Dengan peluit mengatur kendaraan
Daeng berharap rupiah Sang tuan

Seperti udang telah direbus
Teramat malu mukanya merah
Demi hidup semangat tak pupus
Menjelang malam pulang ke rumah

Seperti anak ayam hilang induk
Tak tentu arah hilang pegangan
Daeng disambut cium peluk
Songsong esok penuh harapan

***

Bulukumba, 31.3.2017

(Anugerah Os)

Karya ini diikutsertakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun kedua Rumpies The Club. 

SELAMAT ULANG TAHUN RTC. Jayalah Selalu !

Catatan :

 Peribahasa yang ditampilkan, untuk melengkapi pantun semata. :)

* Daeng  = Bahasa Makassar, berarti Kakak, atau untuk memanggil orang yang lebih tua. Di kota Makassar, sebutan ‘Daeng’ akrab di telinga kita ketika sedang naik becak, menumpang angkot atau saat belanja di pasar-pasar tradisional khususnya.  Makassar pun terkenal dengan “Kota Daeng”.

 Untuk menyimak lebih lengkap makna ‘Daeng’ bisa di baca di MAKNA DAENG

* Pete-pete = Sebutan untuk mobil mikrolet, angkutan umum dalam kota Makassar.

* Pisang epek =Kuliner khas Makassar, berbahan baku pisang mentah yang dibakar kemudian dipipihkan (Epek/Bhs.Makassar; press/Bhs.Inggris).Daeng penjual pisang epek banyak dijumpai di sepanjang pesisir Pantai Losari

* Coto =Kuliner khas Makassar, makanan berkuah seperti soto berbahan baku isi dalam (jeroan) sapi dengan bumbu yang khas. Hidangan coto selalu disertai sajian ketupat.