Mohon tunggu...
ANUGERAH OS
ANUGERAH OS Mohon Tunggu... Peternak - ~Penghobi hitam dan penggemar manis. HITAM MANIS, itu saja~

Selama kata masih merangkai kalimat Selama itu pula pena kan tetap berjaya Selama badan masih mengandung hayat Selama itu pula diri kan tetap berkarya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[HUT RTC] Perempuan yang Memegang Gelas dengan Kedua Tangannya

17 Maret 2016   07:51 Diperbarui: 1 April 2017   08:49 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tua dan Kopi, pic by : www.tokoina.com"][/caption]

Minggu ketiga (terinspirasi lagu)...

_____________

Diletakkannya gelas berisi air kopi itu dengan perlahan di atas meja. Pelan sekali dan sangat hati-hati, riak-riak kopi dicegahnya agar jangan sampai terbersit atau menjadi tumpah. Rambutnya yang mulai memutih dibiarkannya tergerai-gerai ditiup angin yang melintas melalui jendela. Kebiasaannya begitu, membiarkan angin benar-benar menyapa dan menyentuhnya. Berharap ia datang meniupkan kabar baik, menyampaikan pesan gembira, bilakah kembali mutiara yang hilang.

Perempuan tua dalam penantian. Gemetar ia mencengkeram kuat gelas dengan dua tangannya. Dihirupnya sekali lagi air kopi itu hingga tandas, tinggallah ampas, hitam di dasar gelas. Hadirkan kembali kesendirian, kosong kesepian. Dipandangnya sebuah potret yang tergantung dekat jendela. Doa-doa lalu mengucur seketika menatap wajah si buyung yang telah ‘berangkat’ lebih dulu karena sakit yang tiada terobati. Bertahun-tahun dalam derita memanggil-manggil nama Bapaknya, si Abang kesayangan yang lama tiada kembali ke pelukan.

Setetes air matanya jatuh ke dasar gelas. Dipegangnya gelas lebih kuat karena desak haru yang teramat dahsyat, hadirkan getar yang semakin hebat. Lagi, setetes jatuh. Lebih deras, ia menangis. Di sana, di dasar gelas, sosok yang ditunggunya hadir memberikan senyum manis seulas. Tak kuasa lagi ia menahan tubuhnya, terengah sesak nafas, gelas terlepas. Pecah mengiris dada. Wajah kekasihnya hilang tak berbekas. Perih pedih hatinya memelas. Sesaat kemudian, ia terhempas...  

_____________

Lembah Permai, 17.03.2016

(Anugerah Os)

Sumber Inspirasi : Bang Toyib - Ade Irma

Karya ini diikutsertakan untuk memeriahkan ulang tahun perdana Rumpies The Club

 

[caption caption="RTC"]

[/caption]

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun