Mohon tunggu...
ANUGERAH OS
ANUGERAH OS Mohon Tunggu... Peternak - ~Penghobi hitam dan penggemar manis. HITAM MANIS, itu saja~

Selama kata masih merangkai kalimat Selama itu pula pena kan tetap berjaya Selama badan masih mengandung hayat Selama itu pula diri kan tetap berkarya

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

[100 Puisi] Satu Hari di Jakarta

24 Februari 2016   20:13 Diperbarui: 24 Februari 2016   21:05 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber Foto : .liputan6.static6.com"][/caption]

***

Satu hari di Jakarta
penghuni ibu kota turun ke jalan
manusia bergelombang berarak-arakan
semua parkir kendaraan
sejenak sandarkan kemewahan
yang lain tanggalkan kesusahan
tak ada yang mau ketinggalan
ada banyak tontonan
ada banyak jajanan
ada banyak hiburan
dan di sana di tepian jalan
banyak tergantung harapan
orang-orang pinggiran...

Satu hari di Jakarta
“orang kecil” berbaur dengan “orang besar”
senangkan hati walau hanya sebentar
nikmati pagi berjalan kaki seiring sejajar
entah sore nanti jua ‘kan berpencar...

Satu hari di Jakarta
“orang kecil” berbaur dengan “orang besar”
jika tak kenal senyum boleh dilempar
asal tak buang muka dan ucap kurang ajar
sebablah itu menyinggung rasa bikin hati tertampar...

[caption caption="Koleksi Foto Anugerah Os"]

[/caption]

Satu hari di Jakarta
gedung-gedung tinggi jadi saksi
saat musisi jalanan beraksi
sekumpulan pesenam dalam balutan seksi
aneka acara ragam profesi...

Satu hari di Jakarta
gedung-gedung tinggi jadi saksi
di sana ada hidup yang saling mengisi
sebagai makna yang lahir di satu sisi
tidaklah semata kurangi polusi...

[caption caption="Koleksi Foto Anugerah Os"]

[/caption]

Satu hari di Jakarta
orang bilang Car Free Day
orang-orang berjalan santai
sekejap mata terlihat damai
penghuni rusun sampai warga apartemen 100 lantai
keluar dari gang sempit atau datang dari bantaran sungai
penjual air kopi keliling hingga tukang siomay
pedagang akik sampai pesulap kartu dan rantai
tumpah di jalan lalu berandai-andai
andai udara selalu segar begini
andai hidup rukun tak tergerus benci
andai sesama senantiasa berbagi
andai jualan laku terbeli
andai harapan bukan lagi mimpi
andai andai andai
andai bukan satu hari...

***

Bulukumba, 24.02.2016

(Anugerah Os)

Sebagai persembahan terakhir pada event 100 puisi "orang-orang kecil"
Kenangan Nug pada suatu hari di Jakarta

Salam Hangat dari Sulawesi :)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun