[caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS7ZRjptNr3rgL01tsSfnlY_PrHwVQPmeEyQDsQZrqmrXtOdkRa"][/caption]
Oleh : ANUGERAH OETSMAN
*** Tak tahu benar-benar tak tahu sebab hidung tiada menangkap bau hujan seminggu buat hidung buntu terserang flu tak sanggup menghidu harummu itu
Tetapi masih ada mata yang menatap rasa memberi tahu bahwa harum itu ada dari kepul asap kopi aroma uap tanah basah lewat pintu dan jendela sampai kepada embun bunga berona dan wangi pun mengembara penuhi belantara jiwa
Akhirnya pada sebaris hujan yang merebak kutemukan kata "semerbak" hangat menjabat alam terpijak meninggalkan jejak sampaikan salam pesan hujan pada kemarau kelak lewat angin yang bergerak kepada awan yang berarak "aku hanya mampir sejenak…"
*** Bulukumba, 01 04 2015
Sumber Illustrasi : Di sini
Baca Juga : Kutemukan Kata Dalam Sebaris Hujan Kutemukan Kata Dalam Sebaris Hujan #2 Kutemukan Kata Dalam Sebaris Hujan #3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H